Hujan deras yang kerap mengguyur wilayah Kabupaten Tasikmalaya beberapa pekan terakhir membuat masyarakat di Desa Cayur dan Desa Sindangasih Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya meradang. Mereka kehilangan akses transportasi jembatan sungai Cimedang.
"Kalau hujan masyarakat tak bisa melintas karena jembatan darurat yang ada terendam air sungai. Bahaya kalau dilintasi. Warga memang sudah sering mengeluh," kata Kepala Desa Cayur Ahmad Kaffi melalui sambungan telepon, Senin (27/6/2022).
Jika hujan dan debit air sungai naik, praktis warga tertahan. Bahkan mereka menunggu hingga berjam-jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi warga harus menunggu dulu sampai air surut, biasanya butuh waktu 3 sampai 4 jam," kata Kaffi.
Kondisi jembatan darurat yang saat ini berdiri pun dapat dikatakan sudah tak layak. Meski dapat dilalui mobil, namun konstruksi jembatan darurat itu kondisinya jauh dari kata kokoh.
"Jembatan itu dibuat dari kayu kelapa, kalau sehabis hujan, itu jembatan terendam air. Tak ada yang berani lewat. Ya namanya juga jembatan darurat," kata Kaffi.
Warga yang paling terdampak dari situasi ini adalah seluruh warga Desa Sindangasih dan sebagian warga Desa Cayur. Jembatan itu sangat vital, karena jika tak melalui jembatan mereka harus memutar. Selisih waktu tempuhnya 2 sampai 3 jam dengan kondisi jalan rusak.
"Kalau tak lewat jembatan berarti harus memutar, nanti keluar di daerah Sinabana Kecamatan Salopa. Selisihnya bisa 3 jam, karena jauh dan jalannya rusak," kata Kaffi.
"Dua tahun lalu jembatan ambruk terbawa air sungai," kata Kaffi.
Karena jembatan itu vital, pihak pemerintah setempat akhirnya membangun jembatan darurat.
"Jembatan darurat itu memanfaatkan bekas kontruksi jembatan yang dulu, sebelum ada jembatan yang ambruk itu. Yang bekas dimanfaatkan lagi dibuat jembatan darurat," kata Kaffi.
Lebih lanjut Kaffi menjelaskan Pemkab Tasikmalaya sudah merencanakan pembangunan jembatan di tahun 2022 ini. Tapi batal karena anggarannya dialihkan.
"Rencana tahun ini dibangun tapi batal, kena refocusing," kata Kaffi. Dia menambahkan butuh anggaran Rp 7 miliar untuk membangun jembatan baru. Bentangan jembatan yang melintasi sungai Cimedang ini mencapai 40 meter.
Mewakili masyarakat Kaffi berharap pembangunan jembatan ini mendapat prioritas dari Pemkab Tasikmalaya.
"Karena jembatan ini penting. Warga yang terpengaruh banyak dan menyangkut semua sektor kehidupan," kata Kaffi.
Jembatan ini setiap hari dilalui oleh angkutan umum mikrobus atau elf, angkutan hasil bumi, angkutan hasil hutan dan produk-produk olahan semacam gula merah dan lainnya. Kehidupan sosial masyarakat juga sangat terpengaruh oleh jembatan ini.
"Jembatan tak bisa dilalui berarti kehidupan ekonomi sosial dan masyarakat lumpuh. Sangat penting, jadi mohon diprioritaskan," kata Kaffi.
Simak Video "Jembatan di Cianjur Ambruk, Truk Angkut Air Minum Jatuh ke Sungai"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)