Sekadar diketahui, jembatan kawat nyang membentang sepanjang 52 meter dengan ketinggian mencapai 25 meter dari permukaan sungai menghubungkan Desa Salamnunggal Kecamatan Cibeber dan Desa Sukaeama Kecamatan Bojongpicung.
![]() |
Rustandi (35) warga Desa Salamnunggal Cibeber mengatakan, jembatan itu dibangun warga beberapa tahun lalu dengan biaya seadanya.
"Jadi dari awal dibuat juga memang hanya kawat. Karena uangnya tidak ada, cukupnya buat beli kawat, jadinya dibangun seadanya," kata dia, Jumat (24/6/2022).
Baca juga: Tolong! Jalan Desa di Cirebon Rusak Parah |
Meski berbahaya, namun warga tetap menggunakan jembatan tersebut untuk beraktivitas. Menurut dia, jembatan kawat itu menjadi akses jalan terdekat warga Desa Salamnunggal menuju sawah garapannya di Desa Sukarama Kecamatan Bojongpicung.
"Warga Salamnunggal kebanyakan punya lahan di Sukarama. Ada juga warga Sukarama yang punya sawah di Salamnunggal. Ditambah ada aktivitas lain yang memang mengharuskan warga lewat jembatan ini, karena lebih dekat dibandingkan lewat jalan memutar yang berjarak beberapa kilometer," tuturnya.
Dia mengaku kerap merasa khawatir terjatuh atau kawat jembatan putus, tetapi karena tidak ada akses lain yang lebih dekat, dirinya trpaksa melalui jalur tersebut untuk ke sawah dan mencari rumput.
"Kalau takut jatuh pasti ada, tapi terpaksa lewat sini meski berisiko. Lebih cepat kan," kata dia.
![]() |
Di sisi lain, Bupati Cianjur Herman Suherman, mengatakan sudah menginstruksikan dinas terkait untuk memprioritaskan pembangunan jembatan penghubung dua desa sekaligus dua kecamatan tersebut.
"Informasi soal jembatan yang berbahaya itu sudah diterima. Saya sudah minta segera dimasukan dalam rencana pembangunan, segera akan dibangun supaya masyarakat tidak terancam bahaya untuk beraktivitas," pungkasnya. (tey/tya)