Yayasan Badan Perguruan Indonesia (BPI) menggagas inovasi berupa transformasi digital pada layanan pendidikan. Inovasi ini tercetus untuk menjawab tantangan zaman seiring kemajuan teknologi dan informasi.
Ketua Pengurus Yayasan BPI Iyep Sobari menjelaskan, inovasi ini awalnya dicetuskan setelah pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Kala itu, dunia pendidikan ikut terdampak dengan dikosongkannya kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tradisional di kelas-kelas.
"Pandemi tentunya membuat pola belajar anak berubah. Waktu itu enggak ada belajar di kelas, sehingga BPI mencoba menggagas inovasi transformasi digital ini sebagai komitmen untuk kemajuan dunia pendidikan," katanya dalam konferensi pers Welcoming BPI Digital Transformation: BPIExco beyond the school di Kampus BPI, Jl. Burangrang No 8, Bandung, Jumat (24/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iyep menjelaskan, inovasi ini bakal dilakukan BPI dengan mengakselerasi 3 program di yayasan. Yaitu akselerasi program learning management system (LMS) yang bisa mendekatkan sekolah dengan orang tua dan siswa, peningkatan digitalisasi SDM BPI hingga transformasi tata kelola keuangan.
Pada program LMS, BPI menggagas konsep KBM yang nantinya akan berbasis teknologi. Secara bertahap, BPI bakal mengganti alat-alat belajar tradisional di kelas seperti papan tulis, dengan teknologi berupa layar digital untuk pembelajaran.
"Penggunaan teknologi ini dilakukan bertahap, dan sudah dimulai sejak awal. Kami bahkan memiliki observatorium untuk pengamatan bintang di kelas, karena memang ini merupakan salah satu percepatan untuk menyiapkan lulusan BPI menghadapi kemajuan teknologi informasi," ujarnya.
"Anak baru yang masuk BPI nantinya akan menggunakan media digitalisasi ini. Nanti di kelas Yayasan BPI, sudah tidak lagi menggunakan papan tulis, tapi pake layar digital. Diharapkan, ini bisa lengkap pada tahun depan supaya bisa membuka kesempatan bagi anak didik kita di era digitalisasi seperti sekarang," katanya.
Iyep melanjutkan, transformasi digitalisasi ini bukan hanya diperuntukan bagi siswa BPI. Orang tua siswa juga bisa menikmati inovasi tersebut melalui kemudahan urusan administrasi sekolah.
"Jadi nanti bisa dibayangkan, orang tua enggak perlu repot lagi datang ke sekolah untuk bayar SPP dan lain-lain. Orang tua hanya cukup berada di rumah, tapi bisa tetap lebih dekat dengan BPI dengan kemudahannya ini," ucapnya.
BPI rencananya akan mendemonstrasikan inovasi sistem tersebut pada BPI Expo, Selasa-Kamis (28-30 Juni 2022). Acara ini pun patut dihadiri para orang tua siswa yang memang sedang mencari sekolah unggulan bagi anak-anaknya.
"Karena tidak sedikit orang tua yanf mencari pendidikan yang tepat untuk anak-anaknya. Di sini, BPI siap mengimbangi kemajuan digitalissi, meningkatkan kualitas pendidikan lewat pemanfaatan media digital," tuturnya.
Pembina Yayasan BPI Fajar Susilo menambahkan, yayasannya memiliki jenjang pendidikan yang lengkap dari mulai TK, Playground, SD SMP, SMA dan SMK. Inovasi transformasi digital ini pun dilakukan BPI dengan menggandeng salah satu kampus ternama di Indonesia, yaitu Binus University.
"Selain pemanfaatan teknologi, BPI juga mengembangkan jejaring kerja sama dengan industri, khususnya yang menunjang program pendidikan bagi SMK. Kerjasama kami lakukan untuk membantu anak didik kami siap memasuki dunia industri," katanya.
Kepala Sekolah SMA BPI 1 Bandung Kiki Aryani mengatakan, yayasannya menawarkan pola belajar yang komprehensif untuk membantu peningkatan akademis siswa. BPI bahkan memiliki psikolog khusus untuk membantu siswa dan orang tua memantau perkembangan anak di sekolah.
"Ini memang yang terus kami lakukan, karena pandemi merubah pola belajar anak-anak. Dengan transformasi digital ini, kami yakin bisa mendorong siswa di BPI makin berkembang dan bisa bersaing dengan sekolah-sekolah di Bandung," ujarnya.