Transformasi Digital Yayasan BPI di Tahun Ajaran Baru

Transformasi Digital Yayasan BPI di Tahun Ajaran Baru

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Kamis, 23 Jun 2022 15:46 WIB
Kunjungan Yayasan BPI ke kantor detikJabar.
Kunjungan Yayasan BPI ke kantor detikJabar (Foto: Anindyadevi Aurellia)
Bandung - Salah satu Yayasan Sekolah Swasta terkemuka di Bandung, Yayasan Badan Perguruan Indonesia (BPI) menyambut tahun ajaran baru dengan sebuah pembaharuan. BPI akan melakukan optimalisasi sistem pembelajaran dengan mengarahkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada basis teknologi dan informasi.

Memperkenalkan program ini pada calon siswa baru, Yayasan yang telah berdiri 74 tahun yang lalu tersebut menggelar sebuah agenda Open House bertajuk "BPI Digital Transformation: Beyond The School".

Gelaran ini akan dimulai pada pekan depan, tepatnya Selasa 28 Juni hingga Kamis 30 Juni 2022. Dilaksanakan di sekolah BPI di berbagai jenjang, yakni untuk TK dan SD ada di sekolah BPI Jalan Halimun, serta SMP SMA dan SMK ada di Jalan Burangrang.

"Dalam momentum penerimaan siswa baru, Yayasan BPI melakukan perubahan seiring berjalannya tuntutan zaman. Dampak kemajuan informasi yang luar biasa, menjadikan motivasi untuk memanfaatkan kemampuan yang ada. Kami ingin melakukan digitalisasi pada semua sektor," jelas Iyep Sobari, Ketua Pengurus Yayasan BPI saat berkunjung ke kantor detikJabar, Kamis (23/6/2022).

Membawa slogan "Winaya Utama Marganing Satya Dharma" yang mengandung makna pendidikan yang baik membentuk manusia yang setia pada dharmanya, Yayasan BPI mengelola enam unit sekolah yaitu TK, SD, SMP, SMA 1, SMA 2, dan SMK. Yayasan BPI telah melahirkan alumni dengan nama tersohor, beberapa diantaranya seperti Melly Goeslaw, Hetty Koes Endang, almarhumah Nike Ardilla, dan Hedi Yunus.

"Dalam pengembangan kurikulum pembelajaran selaras dengan kebijakan merdeka belajar, proses KBM akan menerapkan basis digital. Jadi untuk kelas paling kecil di setiap jenjang sekolah, yakni TK, kelas 1 SD, 7 SMP, 10 SMA, akan menggunakan Smart Board. Kami sudah tidak menggunakan papan tulis, dan untuk ujian juga sudah paperless," ujar Iyep.

Ia juga memaparkan bahwa digitalisasi ini tak hanya akan berlaku pada anak didik tetapi juga pada orang tua.

"Orang tua juga akan dibuat lebih praktis dalam mengawasi anak-anaknya. Bagaimana kemajuan anak di sekolah, bagaimana nilainya, administrasi sekolah, bisa dipantau melalui ponsel. Kemudian untuk SPP juga cashless dari gadget, sehingga semua akan kami mudahkan," tambahnya.

Diungkapkan oleh Iyep, bahwa proses pembelajaran yang berbasis teknologi ini diharapkan akan memudahkan segala pembelajaran, penilaian, apresiasi, hingga pengawasan dari orang tua.

Kemajuan teknologi tersebut dapat optimal dengan hasil karya murid SMK BPI yang terbagi dalam tiga kompetensi keahlian. Yakni Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), dan Manajemen Perkantoran (OTKP). Ada pula kelas khusus yakni Animasi, Internet of Things (IoT), dan Public Speaking.

"SMK BPI baru lahir tahun 2008, kami ingin memberikan sistem pendidikan terbaik untuk murid yang ingin langsung bekerja. Kami berpartisipasi dengan memberikan wadah bagi setiap kompetensi yang dimiliki siswa. Sistem pembelajaran juga kami fokuskan pada pembelajaran Sains Teknologi Enginering Mathemathic (STEM). Metode ini menyatukan empat bidang agar pembelajarannya lebih mudah dipahami," ucap Dedi Indrayana, Pengawas Sekolah Yayasan BPI dari SMK BPI.

Dalam perubahan yang diusung sekolah swasta terkemuka di Bandung ini, Iyep berharap BPI dapat memberikan partisipasi untuk generasi bangsa yang lebih baik.

"Sekolah sebagai lembaga terdepan dalam membangun generasi bangsa. Kami ingin selalu update dengan perubahan zaman dan turut memajukan generasi. Sehingga kami akan berikan pembekalan digitalisasi untuk meningkatkan kualitas tak hanya untuk siswa, tapi juga untuk guru-guru. Kami rasa digitalisasi ini akan berjalan baik dengan kurikulum merdeka belajar," tutup Iyep.


(aau/aau)


Hide Ads