Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Cirebon mencapai ribuan kasus selama enam bulan terakhir. Dari ribuan kasus itu, delapan orang di antaranya meninggal dunia.
Berdasarkan catatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, sejak Januari - Juni 2022, jumlah kasus DBD di Kabupaten Cirebon telah mencapai 1.099 kasus. Delapan orang yang meninggal dunia, mayoritas adalah anak-anak.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cirebon, Sartono mengatakan, ribuan kasus DBD yang saat ini terjadi di wilayahnya tersebar di beberapa kecamatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun lima kecamatan yang terdapat kasus DBD terbanyak, yakni Kecamatan Plumbon dengan 123 kasus, Kecamatan Plered 119 kasus, Kecamatan Weru 99 kasus, Kecamatan Palimanan 56 kasus, dan Kecamatan Tengah Tani 53 kasus.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kata dia, kasus DBD yang terjadi di wilayah Kabupaten Cirebon mengalami peningkatan yang cukup drastis. Untuk tahun ini dari Januari-Juni, total mencapai 1.099 kasus. Sedangkan tahun lalu periode yang sama, hanya 360 kasus. Dari jumlah selama setahun juga masih di bawah periode Januari-Juni tahun ini. Total jumlah selama setahun kemarin mencapai 820 kasus.
"Artinya tahun ini dalam enam bulan ada peningkatan kurang lebih tiga kali lipat jika dibandingkan dengan tahun kemarin," kata Sartono kepada detikJabar di Cirebon, Jumat (24/6/2022).
Pasalnya, kata dia, ketika musim hujan akan banyak genangan air yang bisa menjadi tempat bagi nyamuk untuk berkembangbiak.
Upaya Tekan Kasus DBD
Untuk mencegah meningkatnya kasus DBD, Sartono meminta kepada masyarakat agar disiplin menerapkan pola hidup sehat di lingkungannya masing-masing. Di samping itu, ia juga meminta agar masyarakat melaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M Plus.
Pertama, menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air. Kedua, menutup rapat tempat-tempat penampungan air. Ketiga, memanfaatkan kembali barang bekas yang memiliki potensi jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.
"Dan Plus-nya itu adalah bisa dengan menaburkan bubuk abate, memasang kelambu, atau dengan menanam tanaman yang bisa mengusir nyamuk," kata Sartono.
Baca juga: 4 Warga Subang Meninggal Akibat DBD |
Meski fogging telah dilakukan di beberapa wilayah di Kabupaten Cirebon, namun menurut Sartono langkah itu tidak akan optimal jika tidak dibarengi dengan adanya kesadaran dari masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan melaksanakan gerakan PSN melalui 3M Plus.
"Ketika ada kasus, itu seolah-olah bisa diselesaikan dengan fogging. Padahal fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa. Sementara jentik nyamuk tidak akan mati dengan fogging," tutur Sartono.
"Jadi yang terpenting itu bukan fogging, tetapi adalah pemberantasan sarang nyamuk untuk memastikan tidak ada tempat yang nyaman bagi nyamuk untuk berkembangbiak," kata dia menambahkan.
Simak Video "Kasus DBD di Tasikmalaya Meningkat Signifikan, 4 Orang Meninggal"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/bbn)