Perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Jalan Benteng bakal ditutup pada 29 Juni 2022. Jalan tersebut merupakan akses penghubung Kelurahan Benteng menuju perkotaan Ciamis. Kondisi jalan cukup ramai karena sebagai jalur alternatif aktivitas warga.
Penutupan perlintasan kereta api tanpa palang pintu itu diketahui dari spanduk yang dipasang oleh KAI. Dalam spanduk tersebut tertulis pemberitahuan mulai tanggal 29 Juni 2022 perlintasan ditutup. Bagi pengguna jalan yang akan melintas dapat melalui JPL 383/akses jalan lainnya.
Spanduk tersebut dipasang oleh Daop 2 Bandung sebagai sosialisasi kepada pengguna jalan dan masyarakat. Sebelum dilakukan penutupan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut dibenarkan oleh Manajer Humas KAI Daop 2 Bandung Kuswardoyo. Menurutnya lokasi perlintasan sebidang tersebut merupakan salah satu perlintasan yang masuk dalam program penutupan oleh KAI dan DJKA. Tujuannya untuk meminimalisir kecelakaan di perlintasan sebidang.
"Penutupan perlintasan tersebut juga sudah dibicarakan dengan Dishub setempat melalui rapat bersama beberapa waktu lalu," ujar Kuswardoyo saat dihubungi detikJabar, Jumat (24/6/2022).
Pantauan detikJabar, jalan Benteng yang terdapat perlintasan kereta api ini kondisinya cukup ramai. Mengingat jalur ini merupakan akses alternatif warga Benteng dan warga di jalur Lingkar Selatan menuju perkotaan.
Di perlintasan kereta api tersebut terdapat seorang warga yang secara sukarela mengatur lalu lintas kendaraan. Berbekal jadwal kereta api dan suara sirine yang terdengar dari pintu perlintasan Gayam, dengan sigap menghentikan kendaraan ketika kereta api akan lewat.
Kecelakaan di jalur perlintasan tersebut jarang terjadi. Diketahui pada tahun 2013 lalu terjadi kecelakaan sebuah mobil tertabrak kereta api, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Kemudian, Mobil Gran Max tertabrak kereta di perlintasan tanpa palang pintu, Jalan Benteng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pada 23 Januari 2018 lalu.
Respons Warga
Penutupan jalan tersebut dinilai mengganggu akses warga Kelurahan Benteng dan Kelurahan Ciamis dalam beraktivitas. Ditambah lagi di lokasi tersebut terdapat pemakaman umum yang digunakan oleh warga dari luar.
"Kalau seandainya perlintasan ini ditutup tentunya akses dua kelurahan akan terganggu. Jalan ini meski sebagai alternatif tapi sangat strategis," ujar Unya Rusna, warga setempat, Jumat (24/6/2022).
Unya mendengar kabar bahwa penutupan tersebut hanya untuk kendaraan roda 4 saja. Padahal akan lebih rawan lagi apabila roda 2 masih bisa melintas karena tidak akan ada yang menjaga. Untuk saat ini, perlintasan tersebut dijaga oleh seorang sukarelawan yang biasa menghentikan kendaraan setiap ada kereta yang melintas.
"Kalau hanya motor yang melintas akan lebih rawan lagi. Mungkin tidak ada penjagaan manual," ucapnya.
Unya meminta pemerintah daerah memberikan solusi mengenai hal ini. Bila perlu Pemkab Ciamis menempatkan petugas secara khusus yang dibiayai pemerintah.
"Ini jalur strategis. Kalau ada kemacetan di perkotaan, bisa dijadikan sebagai jalur alternatif. Pemerintah daerah harus turun. Apalagi jalan ini dilalui angkutan kota," tuturnya.
Bahkan warga bersama kelurahan setempat pun telah melakukan pertemuan. Penjaga perlintasan tersebut bila perlu diberikan HT (radio) yang bisa berkomunikasi dengan petugas rel KAI. Sehingga bisa mendapat informasi jadwal kereta api yang akan melintas.
Asep, pengendara motor, berharap jalan tersebut tidak ditutup. Mengingat hampir setiap hari melintasi jalan perlintasan KA tersebut untuk bekerja. Bahkan dalam sehari ia beberapa kali melintas.
"Memang ada jalan lain, tapi harus memutar itu bakal memakan waktu dan bensin juga. Kalau lewat jalan Benteng ini lebih cepat," ucapnya.
(yum/yum)