Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini. Mulai dari aksi begal sadis yang membawa senjata tajam di Kota Bandung hingga wilayah Pantura Jabar terancam abrasi imbas kerusakan 90 persen hutan mangrove.
Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:
Aksi Begal di Bandung
Kawanan begal kembali beraksi di Jalan Jatayu, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung pada Senin (20/6/2022) dini hari. Pelaku membawa senjata tajam dan menyasar warga yang tengah berada di sebuah warung kopi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa horor itu bahkan terekam CCTV yang videonya viral di media sosial (medsos). Berdasarkan rekaman CCTV tersebut, kawanan begal berjumlah tiga orang dengan menggunakan satu sepeda motor.
Para pelaku terlihat melintas di gang area perumahan. Di bagian ujung gang, terlihat ada sebuah warung dengan seorang pria duduk di pintu.
Pelaku sempat melintas ke warung itu. Kemudian dua orang dari pelaku turun di mana salah satunya terlihat menenteng senjata tajam di tangan kanannya. Pelaku lain terlihat mengikuti dari belakang. Sementara pengemudi motor, mempersiapkan kendaraan di depan warung.
Dua pelaku kemudian masuk ke dalam warung. Tak lama kemudian, ada barang yang terlempar ke luar warung. Dua pelaku kemudian keluar warung dan langsung menaiki sepeda motor untuk kabur dari TKP.
Dari informasi dihimpun, korban merupakan pelajar yang masih duduk di bangku SMA. Para pelaku diketahui mengambil barang milik korban berupa ponsel.
"Ada HP sana Charge diambil. Di balik softcase HP ada STNK motor adik saya," ucap Rio kakak dari korban begal kepada wartawan, Selasa (21/6/2022).
Dari penuturan adiknya itu, para pelaku membawa senjata tajam saat beraksi. Rio mengatakan adiknya mengalami luka lecet di tangan. "Kena sedikit luka di tangan," katanya.
Tak hanya menyasar korban di warung kopi, kawanan begal berjumlah tiga orang tersebut sempat menyekap seorang perempuan di indekos. Mulyati (21) menjadi salah satu korbannya.
Korban mengaku pelaku yang berjumlah tiga orang tersebut datang pada Senin (20/6) dini hari sekitar pukul 00.00 WIB ke tempat kosnya di Gang Citra, Jatayu, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Pelaku masuk ke indekos yang pagarnya tak terkunci.
"Dia langsung masuk. Gerbang sepertinya terbuka. Kan nggak pernah nutup soalnya kan orang kontrakan pada keluar masuk," ujar Mulyati.
Pelaku yang berjumlah tiga orang tersebut langsung masuk ke dalam dan mematikan lampu kamar. Dia langsung meminta sejumlah uang serta barang milik korban. Pelaku bahkan mengancam dengan sebilah golok. "Ngambil HP terus minta uang," kata dia.
Menerima ancaman tersebut, Mulyati yang saat itu di dalam indekos bersama rekannya tak berkutik. Sejumlah barang hingga uang sebesar Rp 3 juta diambil kawanan begal.
Usai beraksi, pelaku sempat mengunci pintu kamar indekos korban dari luar. Kedua korban bisa keluar ditolong oleh penghuni indekos lainnya setelah 30 menit terkurung.
Dikonfirmasi terpisah, Kasubbag Humas Polrestabes Bandung Kompol Rahayu Mustikaningsih menyebut kasus itu sudah ditangani oleh Polsek Cicendo.
"Sudah ditangani. Sekarang sedanglidik (penyelidikan)," kata Rahayu.
Fosil di Sumedang Kura-kura Air Tawar
Tim peneliti gabungan mengidentifikasi jenis kura-kura purba dari fosil yang ditemukan di Kawasan Lembah Cisaar, Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang. Fosil tersebut berasal dari jenis kura-kura air tawar yang hidup sekitar 1,2 juta tahun lalu.
"Fosilnya sudah bisa kita indikasi bahwa itu fosil kura-kura, jenis kura-kura air tawar, kemungkinan umurnya lebih dari satu juta tahun yang lalu sampai 1,2 juta tahun lalu," ujar peneliti dari tim gabungan, Anton Ferdiyanto kepada detikJabar.
Sementara untuk sejumlah fragmen fosil buaya beragam ukuran yang ditemukan merupakan fosil dari dua jenis buaya. Kedua jenis buaya itu yakni buaya jenis gavialis dan buaya jenis crocodylus Sp.
"Kemungkinan fosil-fosil itu terendapkan saat kondisi lingkungan di sekitar temuan masih berupa rawa-rawa dengan banyak aliran sungainya," katanya.
Anton menyebut ukuran kura-kura saat hidup diperkirakan berdiameter sekitar 1 meter bahkan lebih. Sementara untuk buaya ukuran lebarnya sekitar 2 sampai 3 meter.
"Ukuran kura-kuranya kemungkinan bisa lebih besar lagi seperti fosil kura-kura yang ditemukan di Flores, kalau untuk buaya jika dilihat dari potongan fragmen kulit yang ditemukan, buaya itu sangat besar dan masif," tuturnya.
Anton menambahkan, berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan maka dapat tergambar bagaimana kondisi Sumedang saat itu khususnya di lembah Cisaar.
"Kondisi lembah Cisaar kemungkinan saat itu masih berupa rawa, baru beberapa ratus ribu tahun kemudian mulai terendapkan hingga menjadi daratan," ucapnya.
Bocah 7 Tahun Tewas Tertabrak Pikap di Pangandaran
Hamdan (7), siswa kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI) 3 warga Dusun Sukamaju, Desa Tunggilis, Kecamatan Kalipucang, tewas tertabrak pikap di Jalan Raya Kalipucang, Kabupaten Pangandaran saat menyerbang.
Slamet (39), saksi mata, mengatakan korban tertabrak pikap R4 Mitsubishi colt T 120 ss bernopol Z 8606 WJ yang dikendarai Dendi (23). Mobil melaju dari arah Pangandaran menuju Banjar.
Kemudian sesampainya di tempat kejadian, mobil menabrak Hamdan yang datang dari arah barat ke timur.
"Akibat dari kecelakaan tersebut korban di larikan ke puskesmas untuk penanganan pertama,namun korban telah dinyatakan meninggal dunia," ucap Slamet kepada detikJabar, Selasa (21/6/2022).
Kejadian sekitar pukul 09.00 WIB saat kendaraan ramai melintas di lokasi. Warga setempat yang berada di lokasi langsung menolong korban. Sebelum dibawa ke puskesmas Kalipucang, naas korban meninggal dunia di tempat kejadian.
Kapolsek Kalpucang Iptu Iman Sudirman membenarkan kecelakaan tersebut. "Saat ini korban sudah dibawa ke Puskesmas Kalipucang untuk segera dibawa ke rumah duka," ujarnya melalui pesan singkat.
Sementara kasus tersebut sudah ditangani Polsek Kalipucang. "Untuk penabrak saat ini sedang dalam pemeriksaan dan ditahan sementara waktu," kata Iman.
Sosok Terlapor Dugaan Penggelapan Aset Tamara Bleszynski
Polisi masih mendalami laporan yang dilakukan oleh Tamara Bleszynski atas dugaan penggelapan hotel di Cianjur. Polisi menyebut Tamara melaporkan pelaku yang masih keluarganya.
"Dari data yang ada, sepertinya ini memang masalah keluarga ya. Karena identitas nama itu sama dengan fams (family) korban," ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo kepada detikJabar, Selasa (21/6/2022).
Meski begitu, polisi masih tetap melakukan pendalaman atas laporan tersebut. Sudah ada 16 orang yang dimintai keterangan oleh penyidik.
"Sudah ada 16 orang dilakukan interview dan klarifikasi," katanya.
Sejauh ini proses perkara tersebut masih penyelidikan tahap awal. Meski sudah dilaporkan sejak tahun lalu, namun kata Ibrahim, proses pembuktian ada tidaknya unsur pidana membutuhkan waktu.
"Jadi belum berita acara karena ini masih dalamlidik (penyelidikan). Sehingga baru dalam tahap-tahap pengumpulan dokumen-dokumen dan juga pemeriksaan interview dan klarifikasi," tuturIbrahim.
Abrasi Ancam Pantura Jabar
Wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat terancam mengalami abrasi. Hal itu merujuk data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bahwa 90 persen kawasan hutan mangrove seluas 43 ribu hektare lebih di sana mengalami kerusakan.
"Pantai utara Jabar itu luasnya 43.362,09 hektare. Yang di Utara (Pantura) Jabar itu 90 persen sudah rusak (hutan mangrove)," kata Kepala DLH Jabar Prima Mayaningtyas.
Prima menyebutkan kerusakan hutan mangrove ini terjadi di beberapa daerah, yakni Kabupaten Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon. Kerusakan mangrove di Pantura Jabar, dikatakan Prima, merupakan indikator perubahan iklim.
"Abrasi tinggi terjadi di Indramayu. Dan arus air laut punya pola. Di samping eksploitasi pemanfaatan ruang yang ada di pesisir. Abrasi akan bertambah. Nah, mangrove ini fungsinya untuk menahan," kata Prima.
Prima menjelaskan ada lima sektor yang emisi efek rumah kaca yang mengakibatkan perubahan iklim, yakni dari sisi energi pertanian, kehutanan hingga limbah domestik. Prima mengatakan efek gas rumah kaca mengakibatkan permukaan air laut meningkat.
"Pumping yang kita ambil dari air bawah tanah semakin tinggi. Sehingga green belt mangrove tak lagi bisa menahan akar," kata dia.
DLH Jabar juga mencatat kasus degradasi habitat mangrove di wilayah Jabar mencapai 61 persen, dan untuk terumbu karang yang rusak sudah mencapai 44 persen. Namun, Prima tak menjelaskan secara rinci total keseluruhan hutan mangrove dan ekosistem terumbu karang di Jabar. Ia menyebutkan kondisi tersebut menunjukan bahwa penanaman mangrove butuh upaya ekstra.
"Kalau mangrovenya kondisi rusak atau tidak ada, maka akan berdampak besar bagi lingkungan seperti terjadinya banjir rob. Karena mangrove tak bisa jadi barrier (penahan). Oleh karena itu kita berupaya agar kondisi mangrove bisa semakin kuat," kata Prima.
Prima menyebutkan restorasi mangrove di pesisir merupakan arahan Presiden RI. DLH Jabar tak sendirian, Prima mengaku menggandeng sejumlah pihak, termasuk dua dinas lainnya yang juga menangani pesisir, yakni Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) dan Dinas Kehutanan Jabar.
"Di kami ada bidang yang namanya bidang konservasi sumber daya alam dan bidang ini yang akan menangani masalah kerusakan mangrove. Kami juga memiliki output taman keanekaragaman hayati," kata Prima.
DLH Jabar saat ini menggandeng sejumlah pihak, salah satunya Yayasan Wanadri. Saat ini Wanadri tengah mengerjakan proyek restorasi hutan mangrove di Desa Mayangan, Kecamatan Legon Kulon, Kabupaten Subang. Wanadri berupaya restorasi di 190 hektare pesisir Subang itu sebagai model penelitian.
"Nanti tergantung pemda dukungannya seperti apa. Kami mencoba membuat sebuah model baik itu penelitian sampai penanaman mangrove. Karena penanaman mangrove tak bisa dilakukan sepanjang tahun tapi ada waktu tertentu," kata Ketua Yayasan Wanadri Tri Wahyu kepada awak media di kantor DLH Jabar.
Tri Wahyu mengatakan pihaknya melakukan pembibitan hingga perawatan. Ia juga menjelaskan dipilihnya wilayah Subang.
"190 hektare itu di Mayangan, Subang. Itu awalnya kita data. Kalau yang kritis, di sepanjang Pantura (Jabar). Cuma kita lihat, karena tempat pelatihan (Mayangan), cuma karena sebesar itu (190 hektare) jadi bahan pemodelan," ucap Tri Wahyu.