Bandung - Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Senin (7/10/2024). Mulai dari puluhan anak di Cianjur yang keracunan massal hingga terungkapnya motif pembunuhan Diki Jaya di Sukabumi. Berikut rangkuman Jabar hari ini:
1. Puluhan Anak di Cianjur Keracunan Usai Santap Nasi Kotak
Puluhan anak dari dua desa di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur mengalami keracunan usai menyantap nasi kotak yang dibagikan saat kegiatan Muludan atau peringatan Maulid, Minggu (6/10/2024).
Informasi yang dihimpun detikJabar, awalnya anak-anak dari dua desa, yakni Desa Gunungsari dan Kertajaya Kecamatan Ciranjang mengikuti kegiatan Muludan di madrasah diniyah pada Minggu pagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah kegiatan berakhir pada pukul 12.00 WIB, para siswa diberi nasi kotak berisi nasi, dengan lauk pauk berupa olahan daging ayam, mie, tahu, tempe, dan sayuran.
"Awalnya ada acara Muludan di madrasah diniyah, lokasinya di Desa Gunungsari. Pesertanya anak-anak dari dua desa. Setelah kegiatan kemudian dibagi nasi kotak, termasuk anak saya juga dibagi nasi kotak," ujar Komarudin (35), Minggu (6/10/2024).
Menurut dia, anaknya memakan nasi kotak pada pukul 12.30 WIB. Namun pada pukul 17.00 WIB, anaknya langsung merasa pusing disertai muntah.
"Muntah-muntahnya jam 5 sore. Jadi tidak langsung muntah setelah makan, tapi jeda beberapa jam setelah makan," kata dia.
Dia menyebutkan setelah melihat ke tetangga di sekitar rumahnya, ternyata anak-anak lain yang juga mendapatkan dan memakan nasi kotak tersebut mengalami hal serupa.
"Jadi bukan hanya anak saya, tapi anak-anak lain juga ternyata mengalami mual dan muntah. Langsung dibawa ke dokter dan puskesmas oleh Pemdes," kata dia.
Dokter piket Puskesmas Ciranjang dr Bryan Rizaldi, mengatakan total ada 38 orang yang dirawat di puskesmas dengan gejala keracunan.
"Dari 38 orang yang sudah dibawa dan dirawat ke puskesmas, ada sekitar 28 pasien anak-anak dan 10 orang dewasa. Jadi kebanyakan anak-anak. Tapi informasinya masih banyak yang dirawat di aula desa," jelas Bryan.
"Bahkan tadi ada yang dirujuk ke rumah sakit," tambahnya.
Dia mengatakan rata-rata pasien mengalami keracunan akibat mengkonsumsi olahan daging ayam. "Diduga penyebab dari makanan, kebanyakan yang keracunan karena memakan olahan ayam," kata dia.
Menurutnya untuk memastikan penyebab keracunan massal, pihaknya sudah mengambil sampel makanan dan muntahan dari pasien.
"Untuk sampel makanan dan muntahan sudah diamankan. Tadi dari Dinkes juga turun ke lapangan. Kita akan uji laboratorium sampel tersebut untuk memastikan penyebab keracunan massal," pungkasnya.
2. Jahat! 2 Kakek Bejat di Bandung Barat 14 Kali Cabuli Cucu
Pilu dialami bocah 11 tahun asal Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang dicabuli dua pria tua yang ternyata merupakan kakeknya sendiri.
Dua tersangka itu yakni M (67) dan L (53). Peristiwa nahas yang dialami bocah tersebut terjadi pada rentang tahun 2022 sampai 2024. Masing-masing melakukan lebih dari satu kali pencabulan terhadap korban.
Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto mengatakan aksi bejat dua tersangka terungkap setelah korban menceritakan apa yang dialaminya itu pada kakak dan gurunya di sekolah.
"Kami telah amankan dua tersangka pencabulan atau persetubuhan terhadap anak perempuan di bawah umur, tersangka berinisial M dan L yang masih ada hubungan kekerabatan dengan korban, yakni kakeknya," kata Tri saat konferensi pers di Mapolres Cimahi, Senin (7/10/2024).
Tri mengatakan korban sendiri tinggal dengan tersangka karena ayah korban sudah meninggal dunia. Sementara ibu korban saat ini diketahui sedang bekerja di luar negeri sebagai TKW.
"Jadi ini dilakukan dua tersangka yang merupakan kakeknya, tapi dalam waktu yang berbeda. Berdasarkan pemeriksaan, L melakukan 10 kali, dan M sebanyak empat kali," jelas Tri.
Modus yang dilakukan tersangka untuk mencabuli cucunya itu juga berbeda. M mengaku ia kepincut pada kemolekan tubuh korban yang masih duduk di bangku kelas 5 SD, lalu memeluknya.
"Jadi korban meminta uang Rp20 ribu pada tersangka, lalu dipeluk oleh tersangka. Di situ, tersangka melancarkan aksinya mencabuli korban. Terjadi di tahun 2023," kata Tri.
Sementara tersangka L melakukan aksi bejatnya sejak tahun 2022. Modusnya yakni saat korban meminjam ponsel milik tersangka, namun oleh tersangka diminta supaya dimainkan di dalam kamar. Di situ, L mencabuli korban.
"Dan itu dilakukan berulang kali," kata Tri.
Saat dihadirkan dalam konferensi pers, dua pria tua bangka yang sudah beruban itu mengakui perbuatannya dengan alasan yang hampir sama. Khilaf dan tergoda saat melihat cucu ya.
"Saya khilaf, enggak kuat lihat tubuhnya. Saya sudah 10 kali. Menyesal, sedih juga masa depan dia jadi begini," kata L.
Akibat perbuatannya, kedua tersangka dijerat Pasal 81 atau 82 UU 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman penjara paling lama 15 tahun.
3. Hari Ini Sopir Angkot di Garut Mogok Beroperasi
Para sopir angkutan kota (angkot) yang beroperasi di perkotaan Garut melakukan aksi mogok beroperasi pada Senin, (7/10/2024). Mereka menuntut beberapa hal kepada pemerintah.
Para sopir angkot ini mogok jalan sejak Senin pagi pukul 08.00 WIB. Mereka kemudian berkumpul di kawasan Bundaran Simpang Lima, Kecamatan Tarogong Kidul dan berunjuk rasa.
"Benar, Saya sebagai DPC Organda Garut memastikan bahwa angkutan di Garut akan melakukan aksi stop operasi," kata Yudi Nurcahyadi, kepada wartawan.
Pantauan detikJabar di lokasi, Senin pagi sekitar jam 08.30 WIB, massa mulai berkumpul. Di jam tersebut, setidaknya ada seratusan orang yang terdiri dari sopir angkot berbagai jurusan yang melakukan unjuk rasa.
Yudi menjelaskan, keputusan melakukan mogok ini bukan tanpa alasan. Para sopir angkot merasa saat ini berada di bawah ketidakadilan.
"Banyak angkutan ilegal dan odong-odong yang beroperasi tanpa pengawasan, serta minimnya perhatian pemerintah terhadap sektor transportasi, khususnya terkait akses perbankan," ucap Yudi.
Yudi berharap agar pemerintah memberikan solusi terhadap permasalahan ini. Menurut Yudi, para sopir angkot saat ini berharap agar lebih diperhatikan oleh pemerintah.
"Kami juga memohon maaf kepada masyarakat yang terganggu dengan aksi ini. Aksi berlangsung dari jam 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB," ungkap Yudi.
Setelah berkumpul di kawasan Bundaran Simpang Lima, seratusan massa ini akan bergeser ke Kantor DPRD Garut di Jalan Pahlawan, Kecamatan Tarogong Kidul untuk berorasi di sana.
4. Cerita Motif Anak Sebatang Kara Sukabumi Dibunuh
Gara-gara sebotol minuman menjadi motif tewasnya Diki Jaya (21), minuman keras itu memicu kesalahpahaman antara korban dan pelaku. Polisi sendiri memperlihatkan empat orang pelaku, dua diantaranya berstatus ibu dan anak.
Hal itu diungkap Kapolres Sukabumi, AKBP Samian. Menurutnya kesalahpahaman akibat pengaruh minuman keras itu membuat pelaku menghabisi nyawa korban.
"Motif dari tidak pidana ini diawali adanya salah paham pada saat korban dan pelaku mengonsumsi minuman keras bersama-sama. Kemudian dari salah paham itu pelaku mengambil sebilah pisau dapur kemudian ditusukkan di bagian leher sebelah kiri korban," kata Kapolres Samian didampingi Kasat Reskrim AKP Ali Jupri, Senin (7/10/2024).
Tidak sampai di sana, setelah korban tidak berdaya di telungkupkan oleh pelaku dan kembali ditusuk sebanyak dua kali di punggung. "Motifnya adalah salah paham pada saat minum-minuman keras, secara bersama-sama," imbuh Samian.
Polisi mengamankan para pelaku masing-masing Nopal alias N (19) yang menjadi pelaku utama yang menusuk Diki, kemudian Gilang Maulana alias GM (20) dan Juanda (18) yang berperan mengangkat tubuh korban, serta Erni (49) yang menyuruh Noval untuk memindahkan mayat Diki. Noval dan Erni sendiri berstatus ibu dan anak.
"Barang bukti yang sudah kita amankan di antaranya satu buah pisau, satu buah cangkul yang digunakan pada saat melakukan penguburan mayat korban kemudian satu buah jaket warna hitam dan satu buah kaos warna merah milik korban celana panjang levis warna hitam," jelas Samian.
Cangkul sendiri dijadikan barang bukti karena sebelum dibuang, mayat korban sempat dikubur di pasir. Namun karena merasa tidak aman, jasad korban kemudian dibawa ke Cisolok dan dibuang di pinggir Jalan Raya Sukabumi - Banten.
"Korban sempat akan dikubur di pasir namun karena dirasa tidak aman atau khawatir akan mudah ketahuan akhirnya korban dilakukan penggalian kembali. Kemudian oleh para pelaku dan sepeda motor dibawa kurang lebih 15 kilometer dari TKP awal dibuang di daerah Cisolok tepatnya di jurang ya ke dalam yang kurang lebih 5 meter," pungkas Samian.
Tersangka Noval, membenarkan jika malam itu ia mengkonsumsi minuman keras bersama korban. "Awalnya pesan sebotol, lalu sebotol lagi," lirihnya.
5. Viral Bagi Bantuan Bumil di Bandung Cuma Berfoto Saja, Begini Faktanya
Pembagian bantuan paket makanan untuk ibu hamil viral di sosial media. Pembagian paket tersebut diduga hanya dilakukan untuk hanya sekedar dokumentasi.
Dari video yang dilihat detikJabar, Senin (7/10/2024), nampak seorang ibu berkerudung hitam tengah membawa keresek berwarna putih. Kemudian ibu tersebut langsung menerima paket telur dari petugas. Setelah itu ibu-ibu tersebut langsung difoto oleh petugas sambil memegang telur dan keresek.
Setelah selesai mendokumentasikan, ibu berkerudung hitam tersebut mencoba memasukkan telur tersebut ke dalam keresek putih. Namun telur tersebut malah dibawa kembali oleh petugas tersebut dan disimpan di atas meja. Setelah itu ibu kerudung hitam langsung meninggalkan lokasi.
Pembagian paket bantuan tersebut diketahui terjadi di Kantor Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Kamis (3/10/2024). Kemudian aksi pembagian bantuan tersebut direkam oleh warga dan viral di sosial media.
Sekretaris Desa (Sekdes) Citeureup, Oom Rukmana membenarkan adanya pembagian paket bantuan tersebut di kantornya. Namun menurutnya hal tersebut merupakan salah paham antara pengunggah video tersebut.
"Bahwa itu ketidaktahuan dan kesalahpahaman terkait bantuan yang diterima penerima manfaat tersebut," ujar Oom, kepada awak media, Senin (7/10/2024).
Oom menjelaskan, penyaluran tersebut merupakan bantuan gizi ibu hamil dan balita. Kata dia, bantuan tersebut telah diberikan selama dua kali.
"Pada saat penyaluran pertama terjadi dropping yang double, akhirnya kami ambil sikap dan kebijakan dan disetujui para kader itu yang dua tahapnya diawalkan menjadi satu tahap," katanya.
"Pada akhirnya ada kesalahpahaman bahwa sudah disalurkan di tahap sebelumnya. Karena ketidaktahuan tersebut akhirnya timbul video di media sosial," tambahnya.
Dia mengaku bantuan tersebut telah diupayakan agar tepat sasaran kepada masyarakat tanpa dipotong. "Bantuan tersebut sudah dibagikan sebelumnya pada tahap pertama sekitar bulan Agustus, dan bulan Oktober ada tahap kedua, artinya bantuan sudah memenuhi persyaratan," ucapnya.
Oom menambahkan Pemerintah Desa (Pemdes) Citeureup langsung menemui masyarakat yang membuat video tersebut. Kemudian setelah itu langsung melakukan dialog secara bersama-sama.
"Begitu kami mengetahui ada postingan di sosial media, tadi malam bapak kades langsung turun dan mendatangi rumah yang bersangkutan dan akhirnya terjadi dialog dan klarifikasi terkait hal itu," jelasnya.
Sementara itu penggungah video ke sosial media tersebut adalah pasangan suami istri (pasutri) Oki dan Intan. Dalam kesempatan tersebut mereka pun turut menjadi penerima bantuan.
Intan mengungkapkan, video tersebut direkam secara langsung oleh suaminya. Kata dia, tujuan awalnya adalah mengunggah secara iseng.
"Tujuan posting, karena saya kan baru melahirkan juga terus nggak ada kegiatan apa-apa karena jaga anak, karena anaknya tidur suka iseng-iseng aja gitu kan main HP," kata Intan.
Pihaknya menjelaskan telah menerima bantauan di penyaluran tahap pertama bulan Agustus lalu. Kemudian satu pekan selanjutnya kembali menerima bantuan telur dari pemerintah.
"Setelah itu selang seminggu memang dikasih telur lagi, saya kira paketan yang bulan Agustus keluarnya dua, ternyata yang bulan Agustus selang seminggu itu seharusnya ada di bulan Oktober. Nah, yang bulan Oktober dikiranya nggak ada telur, ternyata yang bulan Agustus harusnya Oktober," beber Intan.
Intan mengaku mengetahui telur yang diterima sebelumnya adalah masih satu rangkaian dengan tahap yang kedua. Makanya telur tersebut didahulukan supaya tidak membusuk.
"Kesalahpahaman karena saya pikir satu paket itu barengan gitu, ternyata ini telurnya didahulukan," tuturnya.
Intan pun mengucapkan permintaan maafnya atas adanya unggahan video tersebut. Apalagi adanya video tersebut membuat gaduh maayarakat.
"Saya mau minta maaf khususnya untuk Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung atas viralnya video yang saya unggah karena sempat membuat kegaduhan untuk kita semua. Jadi pembelajaran ke depan juga kalau gabut itu gak boleh posting sembarangan," pungkasnya.
(bba/iqk)