Awal Cerita Jembarwangi Sumedang Jadi Daerah Kaya Fosil

Awal Cerita Jembarwangi Sumedang Jadi Daerah Kaya Fosil

Nur Azis - detikJabar
Minggu, 19 Jun 2022 12:58 WIB
Kepingan fosil kulit buaya.
Kepingan fosil buaya purba. (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang -

Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang menjadi salah satu desa yang kaya akan temuan fosil hewan purba. Sejumlah fosil berbagai bentuk berhasil diselamatkan dari desa penghasil tembakau ini.

Kepala Desa (Kades) Jembarwangi Fitriani Dewi menjelaskan, fosil hewan purba pertama kali ditemukan pada tahun 2004. Saat itu, peneliti yang berhasil menemukannya, yakni peneliti dari ITB dan seorang peneliti dari Jerman, DR.Cristien.

"Fosil yang berhasil ditemukan saat itu berupa fosil rahang stegodon (gajah purba," ungkap Fitriani kepada detikJabar, Minggu (19/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penemuan fosil di Sumedang.Kantor Desa Jembarwangi di Sumedang. Foto: Nur Azis/detikJabar

Ia yang saat itu sudah menjabat sebagai Kades Jembarwangi, sebelumnya menerima surat permohonan untuk penelitian dari ITB dan Jerman tersebut. Kegiatan itu pun direkomendasikan Kesbangpol Kabupaten Sumedang.

"Sebelumnya masih di tahun 2004, kami sering melihat rombongan anak-anak akademisi melakukan penelitian batuan di wilayah kami, di antaranya mahasiswa ITB," terangnya.

ADVERTISEMENT

"Mungkin dari edukasi lapangan tersebut yang pada akhirnya ITB bekerja sama dengan peneliti ahli dari Jerman melakukan penelitian di Jembarwangi," tambahnya.

Fitriani mengatakan, fosil stegodon yang berhasil ditemukan saat itu kemudian diteliti di Jerman. "Kabar terakhir fosil stegodon itu ada di ITB," ujarnya.

Setelah temuan itu, sambung Fitriani, penelitian berlanjut pada 2018. Penelitian melibatkan warga lokal. Sehingga warga pun menjadi sedikit paham soal fosil.

"Saat itu fosil yang berhasil ditemukan berupa gadingstegodon," terangnya.

Setelah dilakukan beberapa kali penelitian, sejumlah fosil satwa purba pun berhasil dikumpulkan. Fosil yang disimpan di kantor desa saja, di antaranya ada fosil potongan kepala rusa, gigi buaya, stegodon, kayu purba, hingga fosil kura-kura.

Sementara fosil lainnya, ada yang disimpan di Kantor Disparbudpora Sumedang, ITB, Balai Arkeologi BRIN Bandung, dan Museum Geologi Bandung.

"Fosil-fosil yang disimpan di kantor desa itu dicatat menurut waktu temuan, lokasi temuan, dan penemunya," terangnya.

Fitriani menambahkan, pihaknya saat ini telah membentuk Satgas kepurbakalaan sebagai langkah dan upaya melindungi kawasan serta benda dan fosil-fosil hewan purba.

Fosil diduga kura-kura purba.Fosil kura-kura purba. Foto: Nur Azis/detikJabar

"Kami telah membentuk Satgas Kepurbakalaan untuk senantiasa menjaga kawasan. Sementara sebagian temuan saat ini kami simpan di salah satu ruangan kantor desa," ucapnya.

Berita sebelumnya, Proses ekskavasi fosil binatang purba berupa kura-kura dan buaya masih terus dilakukan di blok Leuwiumbar, Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang.

Tim ekskavasi yang terdiri dari petugas Bidang Kebudayaan Sumedang, peneliti dari Balai Arkeologi BRIN Bandung, peneliti dari Badan Geologi, dan paleontolog Kementerian ESDM beserta dibantu warga masih terus berupaya mengangkat fosil-fosil yang masih tertanam di permukaan tanah.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Polisi Tangkap 6 Tersangka Baru Kasus Penjualan Bayi ke Singapura"
[Gambas:Video 20detik]
(ors/ors)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads