Kabupaten Majalengka adalah salah satu daerah yang berada di Provinsi Jawa Barat. Daerah ini dikenal dengan berbagai macam julukannya, diantaranya 'Kota Pensiun'.
Julukan ini memang tidak sepopuler dengan sebutan 'Kota Angin'. Namun bagi sebagian orang, julukan 'Kota Pensiun' masih melekat di benak masyarakat.
Penikmat sejarah sekaligus Ketua Group Madjalengka Baheula (Grumala), Nana Rohmana mengatakan, tidak ada catatan sejarah pasti tentang siapa orang yang pertama kali menyematkan julukan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya enggak tahu siapa yang pertama kali ngasih julukan itu. Tapi saya mulai dengar julukan Majalengka 'Kota Pensiun' itu sekitar tahun 80-an," kata Naro sapaan akrab Nana Rohmana, Sabtu (18/6/2022).
Menurut Naro, julukan Majalengka 'Kota Pensiun' diduga karena daerah tersebut pada masa itu dikenal sebagai kota yang sepi dan minim aktivitas. Tak aneh jika orang dari luar daerah merasa keheranan dengan aktivitas malam hari Majalengka.
"Disebut 'Kota Pensiun' karena Majalengka memang terkenal dengan daerah yang sepi. Makannya orang luar daerah pas datang ke sini pasti kaget, karena jam delapan malem sudah sangat sepi," ujar dia saat berbincang dengan detikJabar.
Selain itu, jelas Naro, banyaknya orang yang memilih pulang kampung setelah pensiun menjadi salah satu alasan Kabupaten Majalengka dijuluki 'Kota Pensiun'.
"Terus orang Majalengka pas dulu mah kebanyakannya pada merantau, ada yang jadi pejabat di luar Majalengka bahkan di luar pulau. Nah ketika mereka sudah tua dan pensiun biasanya baru pada pulang lagi ke Majalengka," ucap Naro.
"Memang sangat cocok bagi para pensiunan tinggal di Majalengka, suasananya adem dan tentrem. Malah dulu mah kalau udah jam delapan malam bisa dipakai main gaple di tengah jalan, karena saking sepinya," ujar dia menambahkan.
Dalam penataan kota zaman pemerintahan kolonial Belanda, Naro juga menduga, wilayah perkotaan di Kabupaten Majalengka sengaja dikonsep untuk pusat pemerintahan dan tempat tinggal, bukan untuk kawasan industri.
Adapun wilayah yang dicanangkan untuk kawasan industri pada masa itu, adalah Kadipaten dan Jatiwangi. Hal itu dibuktikan dengan adanya aktivitas ekonomi di wilayah sana.
"Sepertinya dulu zaman pemerintah kolonial Belanda, penataan Kota Majalengka itu diutamakan untuk pusat pemerintahan dan hunian yang tak begitu banyak kegiatan industri," jelas dia.
"Malah kawasan industri itu ditempatkan di wilayah Utara, misalnya PG (Pabrik Gula) Kadipaten dan Jatiwangi, lalu perkebunan di wilayah Selatan. Makanya aktivitas kesibukan di Kota Majalengka kalah dengan aktivitas masyarakat di Kadipaten atau Jatiwangi," sambungnya.
Namun seiring berjalannya waktu anggapan Majalengka 'Kota Pensiun' kini mulai terkikis. Kabupaten yang dulunya dianggap sepi kini mulai bertransformasi menjadi kota yang ramai.
"Ya mulai kerasa ada geliat lah sejak tahun 2010-an juga. Tapi ya belum terlalu ramai juga kalau daerah kotanya mah, soalnya jam sembilan juga sama aja masih sepi, tapi enggak sesepi dulu, cuma kalau dipakai gaple di tengah jalan mah bahaya atuh sekarang mah, hahaha," ujar dia.