Kabar Nasional

Nasib Mobil Tua Jika Pertalite Dibatasi

Tim detikOto - detikJabar
Kamis, 16 Jun 2022 08:20 WIB
Ilustrasi mobil tua. (Foto: ANTARA FOTO/SISWOWIDODO)
Jakarta -

Pertalite akan dibatasi penggunaannya. Lalu, bagaimana nasib mobil tua yang biasanya menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dengan oktan rendah?

Pengamat Otomotif sekaligus Akademisi ITB, Yannes Pasaribu mengatakan kompresi ruang bakar mesin berteknologi lama (karburator) dan kompresi rendah seperti yang ada pada banyak kendaraan roda empat yang ada di Indonesia sampai dengan tahun 1981-an kurang lebih berjumlah 4.629.783 buah dan roda dua berjumlah sekitar lima kalinya, memiliki tingkat kompresi mesin dibawah 9:1.

"Jenis kendaraan ini yang akan jadi korban BBM oktan tinggi," kata Yannes dikutip dari detikOto, Kamis (16/6/2022).

Dikhawatirkan jika mobil tua menggunakan angka oktannya terlalu tinggi dan timing pengapiannya tidak bergeser otomatis seperti kendaraan zaman sekarang, bahan bakar tidak terbakar sempurna. Lalu bagaimana solusinya?

Salah satunya ialah dengan memampas head cylinder. Dengan papas kepala silinder bisa menaikkan tekanan kompresi.

"Kalau nggak cocok timing-nya nanti lemot, digas spontan nggak langsung kencang. Itu saja, kalau seperti itu adanya, berarti dia harus menyesuaikan timing-nya," kata Ahli Konversi Energi dari Fakultas Tekni dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Prof Tri Yuswidjajanto Zaenuri.

"Tapi kalau misalnya timing nggak terkejar, ya sudah cylinder head dipapras saja, supaya kompresinya naik. Pasang lagi. Jadi sebenarnya tidak perlu banyak biaya untuk menyesuaikan," jelasnya.

Kekhawatiran lain, ialah masalah fuel dilution. Yannes menjelaskan hal ini disebabkan lantaran sisa BBM yang tidak terbakar dari ruang bakar masuk ke dalam crankcase dan bercampur dengan oli mesin. Sehingga akan mengurangi performa oli mesin. Salah satu penyebabnya dapat terjadi akibat oktan BBM terlalu rendah atau terlalu tinggi.

"Penyebab lainnya adalah dinding silinder aus dan ring piston lemah, dan kebocoran injektor," ujar dia.

Namun Tri menjelaskan fuel dilution bisa terjadi jika perpindahan RON yang terlalu jauh dari yang direkomendasikan pabrikan.

"Itu (fuel dilution) kan kalau loncatnya terlalu jauh, jadi misalnya seharusnya RON 91, terus naik ke RON 98, karena berpikir RON lebih tinggi jadi lebih bagus. Baik mobil maupun motor sekarang ECU, itu dia bisa menggeser timing ignition-nya. Cuma tentu ada batasnya," jelas Tri.



Simak Video "Video: Pria di Bali Modif Mobil untuk Timbun BBM Bersubsidi, Punya 22 Barcode"

(ors/ors)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork