Hadi Tjahjanto Jadi Menteri ATR/BPN, Pakar: Jokowi Butuh Sosok Tegas

Hadi Tjahjanto Jadi Menteri ATR/BPN, Pakar: Jokowi Butuh Sosok Tegas

Rifat Alhamidi - detikJabar
Rabu, 15 Jun 2022 18:50 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kedua kiri) berfoto bersama Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto (tengah), Wamen ATR Raja Juli Antoni (kedua kanan), Wamendagri John Wempi Watipo (kiri) dan Wamenaker Afriansyah Noor (kanan) usai upacara pelantikan menteri dan wakil menteri Kabinet Indonesia Maju sisa masa jabatan periode 2019-2024 di Istana Negara, Rabu (15/6/2022).
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Bandung -

Pengamat Politik Universitas Padjajaran (Unpad) Firman Manan menyoroti mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto yang dilantik Jokowi jadi Menteri ATR/BPN. Firman menilai penunjukkan Hadi lantaran Jokowi membutuhkan sosok tegas dalam penanganan pertanahan.

Hadi dilantik langsung oleh Jokowi bersama Zulkifli Hasan yang dilantik sebagai Menteri Perdagangan (Mendag). Hadi Tjahjanto dilantik menggantikan Sofyan Djalil.

"Kalau Menteri ATR itu kan terkait dengan program prioritas infrastruktur termasuk IKN. Kalau kita tahu, problem Sofyan Djalil itu kan kelihatannya agak kurang optimal dan memang pertanahan itu agak rumit," ujar Firman saat berbincang dengan detikJabar via sambungan telepon, Rabu (15/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Firman menuturkan Jokowi dianggap menilai sosok Hadi tepat mengisi kursi tersebut. Sebagai eks Panglima TNI, sosok ketegasan Hadi dinilai cocok.

"Pertimbangan itu menurut saya kenapa Pak Hadi yang dipilih, kalau soal tepat atau tidak saya melihat karakter ketegasan dan kedekatannya yang kemudian menjamin proyek infrastruktur terkait dengan pertanahan," tutur dia.

ADVERTISEMENT

Di samping itu, adanya kedekatan antara Hadi dan Jokowi juga dinilai sebagai faktor. Diketahui, Jokowi dan Hadi sama-sama pernah bertugas di Solo.

"Presiden menjadi Wali Kota, beliau (Hadi) kan menjadi Danlanud, sempat menjadi Sekmil, KSAU dan Panglima juga tentu tidak terlepas dari kedekatan personal," katanya.

Selain Hadi, Firman juga punya pandangan terhadap Zulkifli Hasan. Dilihat dari latar belakangnya, Ketum PAN itu tak banyak berkecimpung di dunia perdagangan.

Adapun Zulhas pernah menjadi Menteri namun di sektor perhutanan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut Firman, hal inilah yang bisa menarik dan PR besar bagi Zulhas mengatasi permasalahan perdagangan terutama soal minyak goreng.

"Ini jadi tantangan bagi Zulhas dan Presiden, tapi memang kelihatannya jadi problem juga kalau harus menggeser posisi lain, ini kan reshuffle terbatas kita sempat membayangkan reshufflenya agak besar gitu ya, ada menteri dari parpol yang dirotasi atau diganti, tapi tidak. Kemendag ini yang perlu dilihat ke depan, karena tantangannya yang besar untuk menyelesaikan masalah," katanya.

Jokowi juga turut melantik Raja Juli Antoni elite PSI dan Sekjen PBB Afriansyah Noor sebagai wakil menteri. Raja Juli dilantik menjadi Wamen ATR/BPN sedangkan Afriansyah Noor dilantik menjadi Wamenaker.

Menurut Firman, pelantikan elite PSI dan PBB ini kemungkinan juga strategi Jokowi dalam menghadapi Pemilu 2024.

"Ya, ada kemungkinan seperti itu (persiapan 2024) memang Presiden sudah tidak bisa maju lagi, tetapi kan bisa saja Presiden punya preferensi terhadap kandidat tertentu. Tentu akan lebih mudah berkomunikasi dalam konteks persiapan 2024 itu dengan seluruh partai koalisi karena mereka sudah nyaman mendapatkan kursi di kabinet, kalau saya melihatnya ke sana," katanya.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi melantik Zulkifli Hasan (Zulhas) dan Hadi Tjahjanto serta tiga wakil menteri lainnya di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (15/6/2022). Sekadar diketahui Zulhas selama ini dikenal sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), sedangkan Hadi sebelumnya menjabat Panglima TNI.

Acara pelantikan dua menteri dan tiga wamen itu disiarkan langsung melalui YouTube Sekretariat Presiden. Jokowi kemudian memimpin pembacaan sumpah jabatan menteri dan wamen sisa jabatan periode 2019-2024.

(ral/yum)


Hide Ads