Madu merupakan bahan alami yang rasanya manis dan kaya akan manfaat apabila dikonsumsi. Lalu bagaimana cara ternak madu yang berkualitas ala Kampung Madu.
Kampung madu di Dusun Karangkamal, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran memiliki cara untuk ternak lebah madu. Mayoritas warga di dusun Karangkamal memiliki wadah untuk ternak madu. Minimal di depan rumahnya terdapat 1 sampai 3 boks peti sarang lebah madu.
Pada tahun 2021 kampung madu mendapatkan penghargaan Kompetisi Inovasi Jawa Barat (KIJB) yang dinilai oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sewaktu detikJabar mengunjungi salah satu warga di Dusun Karangkamal kampung madu, sepanjang jalan terlihat setiap rumah memiliki box peti sarang lebah madu. Asep Nurwanda (29) warga kampung madu mengatakan, untuk mendapatkan kualitas terbaik madu yang dihasilkan butuh kesabaran dan keuletan si peternak.
Karena menurutnya lebah yang menghasilkan madu tercipta secara alami tanpa ada suntikan pada sarang lebahnya.
"Untuk mendapatkan sarang lebah madu, box peti berukuran persegi dengan diameter 80 cm sampai 1 meter disimpan di tengah hutan. Karena secar alami apabil terdapat sarang, akan masuk dengan sendirinya dalam peti tersebut," ucapnya.
Biasanya peternak menyimpan 50 sampai 100 peti sarang lembah. Diamkan dalam kurun waktu 1 sampai 2 minggu. Kadang madu yang dihasilkan bisa sangat cepat, terkadang bisa sangat lama.
"Tergantung musimnya, biasanya musim bunga mekar. Tapi itu pun tidak tentu," katanya.
Kemudian setelah peti berisi sarang terpenuhi dengan lebah yang membuat sarang. Biasanya ada 1 ratu lebah yang membuat gerombolan lebah mendekat.
"Agar lebah tetap nyaman dalam peti, diusahakan berada dalam rimbun pohon yang tidak terkena matahari ataupun mudah terkena hujan, harus lembap," ucapnya.
Untuk mempermudah lebah mencari amunisi, peternak wajib menanam berbagai jenis bunga yang mekar seperti jenis daisy, zinnia, aster, bunga matahari, goldenrod, rudbeckia, serta echinacea. Hal tersebut bertujuan untuk mempercepat proses terbentuknya madu.
Asep mewanti-wanti bahwa tidak semuanya peti sarang bisa menjadi madu, kadang ada juga yang udah jadi telur lebah. Sehingga madunya sedikit.
Kemudian peternak cukup menunggu selama dua bulan. "Dalam setahun bisa 3 kali panen madu, namun itu pun tergantung cuaca," ucapnya.
Harga yang ditawarkan per botol madu sebesar Rp 175.000 sampai Rp 200.000 ukuran botol marjan dan orson.
Terkait penghasilan Asep mengaku sangat cukup dari berjualan madu miliknya yang memiliki 50 box peti sarang madu. "Bisa 1 juta sampai 1.5 juta per bulannya. Kan ternak lebah tak perlu modal. Cuma untung-untungan aja," katanya.
Dia mengatakan, untuk membedakan madu asli dan tidak bisa dilihat dari tekstur madu. Madu yang berkualitas tidak lengket, teksturnya kental, mengalir cepat, tidak mudah larut dalam air, dan rasa madu asli tidak tertinggal dalam lidah serta warnanya secara kasat mata sangat keruh.
Tips Menjaga Kelestarian Lebah dan Ternak Lebah.
Kelompok madu di kampung madu mempunyai cara untuk tetap menjaga ekosistem lebah tidak cepat punah.
Peternak madu setiap kali menemukan sarang madu yang isinya telur semua, tidak untuk dimakan. Meskipun rasa telur lebah sangat enak, bagi peternak di kampung madu memilih membiarkan lebah berkembang biak.
Meskipun masih banyak warga yang memanfaatkan telur madu untuk kebutuhan pangan. Kendala dalam ternak madu ada pada hama, seperti semut dan jenis lalat.
Asep berpesan untuk sarang madu jangan disimpan di tepian jalan, harus tertutup ada pelindung dan harus menghadap ke arah timur. Wadahnya harus rimbun.
"Ya meskipun banyak yang hanya didiamkan depan rumah. Tetap ada, namun kualitasnya tidak sebagus yang hasil ternah beneran," ucapnya.
(bbn/yum)