Efek Obat Terlarang dan Miras dalam Kejahatan Berbalut Tawuran

Efek Obat Terlarang dan Miras dalam Kejahatan Berbalut Tawuran

Siti Fatimah - detikJabar
Kamis, 09 Jun 2022 06:01 WIB
perkelahian antar anak sma
Ilustrasi tawuran. (Foto: Edi Wahyono/detikcom)
Sukabumi -

Kriminolog dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Yesmil Anwar mengungkapkan sebagian besar peristiwa kejahatan dan kenakalan remaja berupa tawuran berkaitan erat dengan penggunaan obat terlarang dan minuman keras.

Yesmil mengatakan, saat tawuran terjadi biasanya mereka membutuhkan kepercayaan diri tinggi untuk mengacungkan senjata. Pelarian para anak muda akhirnya mengkonsumsi dua objek tersebut.

"Saling berkaitan. Ada ikatannya, miras dan obat itu menghilangkan kesadaran, meningkatkan rasa jagoan," kata Yesmil saat dihubungi detikJabar, Rabu (8/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mirisnya, hal itu dilakukan generasi muda tanpa memikirkan dampak yang terjadi. "Terampil tanpa memikirkan risiko dan tidak sadar hal itu akan menimbulkan dampak buruk bagi dirinya dan orang lain," ujarnya.

Selain mengkonsumsi obat-obatan dan miras, para anak muda juga mencontoh dari media sosial dan elektronik. Tak sedikit film atau konten yang memperlihatkan adegan kekerasan.

ADVERTISEMENT

"Kalau tawuran itu lebih murni memperlihatkan kejagoan, tawuran, lalu di-upload di medsos. Jadi ciri utama remaja itu kan mencari identitas kalau dia mendapatkan pengakuan terutama di grupnya dengan cara apapun, lalu memperbesar persoalan itu menjadi suatu eksisting, menjadi asyik, seru, yang dikenang sepanjang zaman," paparnya.

Pada kasus tawuran ini, dia berpandangan kenakalan remaja tak terlalu diperhatikan berbagai pihak hingga akhirnya penanganan terakhir di kantor polisi. Padahal peran polisi, kata dia, berada pada pencegahan dan penindakan.

Pihak sekolah, tokoh agama, tokoh maayarakat hingga tokoh politik juga harus merasa bertanggungjawab atas fenomena maraknya tawuran tersebut.

"Melihat proporsional sesuai dengan kondisi dia, remaja harus diperlakukan remaja. Yang paling jelas sekolah, umumnya tawuran kan dari sekolah, yang paling berani, paling kuat," ucapnya.

Sekedar informasi, peristiwa tawuran berdarah berlangsung pada Senin (6/6) lalu di Jalan Cimuncang, Desa Pasirhalang Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Dua gerombolan pelajar SMP saling berpapasan dan salah satunya menjadi korban pembacokan di bagian tangan kanan dan punggung hingga tembus ke paru-paru.

Kasus yang awalnya kenakalan remaja itu berganti menjadi dugaan penganiayaan atau pengeroyokan. Saat ini, sudah ada enam terduga pelaku yang masih dalam tahap pendalaman Polsek Sukaraja Resort Sukabumi Kota.




(ors/ors)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads