Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengimbau masyarakat waspada dengan kondisi perubahan cuaca dan bencana alam. Terbaru adalah bencana banjir bandang di Kecamatan Ciwidey, Bandung, yang melanda tiga kampung.
"Kebencanaan di Jawa Barat mayoritas berhubungan dengan air. Kalau musim hujan biasanya banjir," kata Ridwan Kamil kepada awak media di kantor Kemenag Jabar, Rabu (8/6/2022).
Ridwan Kamil mengatakan bencana longsor juga kerap terjadi di Jabar. "Jadi saya minta kepada warga Jawa Barat selalu waspada, kalau hujan agak deras tensinya atau volumenya, tolong diwaspadai aliran sungainya. Kedua, bagi warga yang tinggalnya di kemiringan tanah, itu lebih sensitif (longsor)," ucap Ridwan Kamil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur Jabar yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan pemprov telah menyiapkan layanan untuk mengedukasi masyarakat agar tetap waspada. Ia juga tak menampik bencana di Jabar selalu berhubungan dengan air.
"Tipe kebencanaan yang rata-rata berhubungan perubahan air menjadi sebuah budaya ketangguhan dari masyarakat Jawa Barat," katanya.
Dikutip dari opendata.jabarprov.go.id, sepanjang 2021 bencana banjir terjadi di 26 daerah di Jabar, hanya Kabupaten Pangandaran yang tak terjadi bencana banjir. Sementara itu, untuk bencana banjir terbanyak terjadi di Kabupaten Bogor, yakni dilaporkan mencapai 75 kejadian. Kemudian disusul Kabupaten Bandung sebanyak 50 kejadian. Kabupaten Sukabumi sebanyak 27 kejadian.
Perubahan Cuaca
Kang Emil juga menyoroti soal perubahan cuaca yang tak menentu. Kondisi demikian dipengaruhi fenomena global warming atau pemanasan global.
"Global warming menyebabkan cuaca ini sekarang lebih sulit. Harusnya ini bulan-bulan kemarau. Tapi, hujan dalam dua hari terakhir masih banyak, jadi agak susah," kata Kang Emil.
Kang Emil mengimbau masyarakat untuk rutin mengecek informasi tentang perkiraan cuaca harian. Rutinitas demikian dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap bencana. Selain itu, bisa membantu masyarakat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Dikutip dari Buletin Informasi Iklim Mei yang dirilis BMKG menyebutkan, Juni hingga Agustus 2022 wilayah Indonesia umumnya mengalami curah hujan kategori menengah. Pada bulan ini, 3,29 persen wilayah Indonesia mengalami curah hujan rendah. Sedangkan, 79,40 persen wilayah lainnya mengalami curah hujan menengah. Selebihnya, atau 17,31 persen mengalami curah hujan tinggi.
Sementara itu, dalam rentang Juni hingga Agustus 2022 diperkirakan sifat hujan di Indonesia lebih basah daripada normalnya, atau bersifat Atas Normal (AN). Pada bulan ini, 56,91 persen wilayah Indonesia diguyur hujan yang sifatnya lebih basah. Selebihnya, diguyur hujan yang bersifat lebih kering dan normal.
Bencana Hidrometeorologi Dominasi Jabar
Kang Emil menyebut secara umum bencana di Jabar selalu berkaitan dengan air. Dia meminta warga selalu waspada.
"Secara umum bencana di Jawa Barat itu mayoritas berhubungan dengan air ya, kadang-kadang kalau di dataran rata itu banjir, kalau di daerah yang miring-miring itu suka longsor, suka ada banjir bandang, dan lain sebagainya, kunci pertama adalah waspada," ujar Kang Emil saat melakukan peninjauan di lokasi banjir bandang, Ciwidey, Kabupaten Bandun.
Pihaknya mengimbau kepada warga yang berada di dekat sungai bisa menjauhi area tersebut. "Kunci kedua adalah kalau bisa menjauhi sumber-sumber kebencanaan, jadi bangunan-bangunan itu harus instrospeksi, sebaiknya bergeser dari bantaran yang terlalu nempel ke air ya, karena nanti pasti rapuh dan terjadi kebencanaan yang tidak kita inginkan," ucapnya.
Dia berharap para warga bisa segera beraktivitas kembali seperti biasa. "Nah tapi apapun itu, kita siap membantu khususnya melalui BPBD. Jadi begitu ya, dan saya doakan semua yang terdampak bisa kembali beraktivitas," jelasnya.
Seperti diketahui, banjir bandang sempat melanda Ciwidey, Kabupaten Bandung. Bahkan satu jembatan penghubung dua desa, yakni Desa Tenjolaya Kecamatan Pasirjambu, dan Kampung Warung Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung rusak.
(sud/mso)