Teddy Pardiyana membeberkan sejumlah bukti terkait dokumen kepemilikan kos-kosan 32 pintu yang kini dikuasai oleh Rizky Febian. Dia menyebut kosan-kosan itu dibeli pada 2018 lalu sebelum dia menikah dengan mendiang Lina Jubaedah yang juga ibu kandung Rizky Febian.
"Dari pihak kami, melayangkan pengaduan atas beberapa aset yang bukan milik Iky (panggilan Rizky Febian). A' Iky mengklaim aset pranikah saya. Kos saya beli tahun 2018, saya menikah tahun 2019. Buktinya sudah ada, saya ingin masalah cepat beres. Ini terlalu berlarut-larut hingga 3 tahun, saya ingin almarhumah tenang," kata Tedy, saat ditemui di depan kantor kuasa hukumnya, Jalan Braga, Minggu (5/6/2022).
Saat ditemui awak media, Teddy nampak percaya diri menunjukkan beberapa surat seperti buku nikahnya dan Lina, sertifikat tanah, izin mendirikan bangunan, serta bukti transfer melalui rekening pribadi Teddy kepada pemilik kos-kosan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tertulis di sini pada Maret 2018 saya transfer satu miliar pada Feri Ferdiana selaku suami dari Nissa Nurhayati, pemilik sebelumnya. Saya akui memang Lina pernah taruh uangnya satu miliar juga di kos, sebagai investasi. Saya akan kembalikan kalau memang itu bukan hak saya," tegasnya sembari menunjukkan selembar kertas bukti aliran uang.
Ia menampik tudingan bahwa kos-kosan itu adalah uang hasil jeri payah Rizky Febian. Ia mengatakan bahwa kos-kosan itu sepenuhnya adalah hak Teddy. Sembari menunjukkan sertifikat yang masih atas nama Nissa Nurhayati, ia menantang pihak Rizky Febian untuk memberikan bukti konkret dengan sertifikat atau transfer.
"Saya yang melakukan ijab terbelinya kos-kosan tersebut, saya yang membelinya. Sekarang renovasi masih dilakukan dengan uang saya, tapi secara fisik hasil kos-kosan itu justru dinikmati Pak Ecet yang tiap bulan menagih kos-kosan," kata Teddy.
"Saya diam saja saat dapat laporan dari Bu Cucu yang tinggal dekat situ, kalau Pak Ecet yang narikin uang kos. Padahal Pak Ecet itu cuma supir, enggak ikut investasi. Sekarang saya mau memperjuangkan hak Si Kecil. Ini hak adeknya Iky dan Putri," ucapnya.
Teddy tak terima disebut ngotot. Ia mengatakan bahwa sudah tiga tahun dirinya diam dan tak layangkan gugatan. Sementara menurutnya secara agama pun jelas bahwa ia dan Bintang, putranya bersama Lina, layak dapat bagian karena ditinggal mati dan bukan cerai hidup.
"Saya sempat dilaporin pembunuhan berencana, akhirnya terbukti hasil otopsi keluar pada 21 Maret memang saya tidak bersalah. Saya juga sesali kenapa Iky sampai mau otopsi ibunya yang sudah tenang. Sekarang saya baru ajukan pengaduan, tidak ada gugatan karena menunggu itikad baik. Silahkan buktikan kalau memang betul kos-kosan itu milik Iky," ucapnya.
Kini, 12 aset yang dulu sempat dipertanyakan oleh Rizky Febian telah ditaruh di salah satu bank swasta. Ia hanya menginginkan mediasi dengan kedua anak Sule dan Lina tersebut. Menurutnya, ada pihak lain yang ikut campur dan membuat masalah berlarut-larut.
"Semua aset sudah di tangan Putri, pembagian harta juga saya ngikut aja. Saya hanya menagih hak saya dan Bintang yakni kos-kosan. Mediasi sudah pernah dilakukan dan keduanya sudah setuju, tapi karena ada pengaruh orang lain jadinya selalu ada gugatan baru. Saya sudah capek," katanya menutup wawancara.
Muak Dibilang Pemalas
Suami mendiang Lina Jubaedah, Tedy Pardiyana, berusaha membersihkan namanya dengan menegaskan bahwa dirinya tak pernah menuntut harta mendiang istrinya. Tedy juga mengaku kesal akan tudingan bahwa dirinya pemalas dan tak mau bekerja.
"Tudingan bahwa saya adalah pemalas itu tidak benar. Saat ini saya bekerja, dan memang dari dulu profesi saya di luar negeri. Lagipula jika memang saya tidak bekerja pun, saya akan mengutamakan kesejahteraan Bintang (putranya). Its not your business," tutur Tedy saat ditemui detikJabar, Minggu (5/6/2022).
Di depan kantor kuasa hukumnya, ia menerangkan bahwa dirinya kini menjadi pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Cianjur. Pengalamannya bekerja di beberapa negara membawanya mengurus Pekerja Migran Indonesia untuk bekerja ke luar negeri.
"Saya sekarang bekerja untuk membantu Disnaker Cianjur. Alhamdulillah kemarin berhasil mengirim 500 WNI, yang masih waiting list ada 1.500 lagi. Jadi bisa saya katakan upah saya cukup untuk saya dan Bintang," papar Tedy.
Ia geram jika dinilai negatif terutama oleh warganet. Soal perebutan kos-kosan, ia mengaku itu adalah murni haknya dan Bintang. Kos-kosan itu adalah jeri payahnya sejak sebelum menikah.
"Saya sempat jadi chef di Jepang dan Amerika. Saya sempat dibicarakan cuma jadi tukang pijit, ya saya katakan itu worth it. Di luar, tukang pijit digaji Rp 3-5 juta per jam nya. Dari sini saya nabung dan bisa beli kos-kosan itu," tegasnya.
"Intinya, saat ini gaji saya cukup untuk kami berdua. Saya cuma minta hak saya, supaya saya nggak dosa dan tidak mengambil sesuatu yang bukan milik saya. Kalau sampai Iky mengaku-ngaku, sangat disayangkan karena itu bukan haknya, tidak halal," katanya.
Tedy mengaku mencintai mendiang Lina dan semua anak-anaknya, meskipun hanya anak sambung. Ia juga menjelaskan bahwa tudingan warganet kalau kedua anak Sule telah memberikan uang bulanan ke Bintang adalah tidak benar.
"Keduanya tidak pernah mengirimkan uang bulanan ke Bintang. Kalau sampai ada klaim seperti itu, minta mana buktinya. Saya hanya tahu Putri dua minggu yang lalu kasih popok dan susu, itu saja saya belum lihat karena harus urus banyak hal," kuaknya.
Dari sekian banyak aset yang diaku Tedy adalah miliknya dan istri, kini ia hanya minta satu aset yang ia tegaskan bahwa itu adalah miliknya. Yakni sebuah kos-kosan yang terletak di kawasan Lengkong, Bandung.
"Sebetulnya aset kami ada banyak seperti rumah di Jawangan, Lembang, dan Majalaya, tanah di Pangalengan dan Ciamis, tapi saya tidak mau mempermasalahkan itu. Silahkan saja dibagi, tapi kalau kos-kosan sudah tiga tahun saya diam saja, itu hak saya dan dede Bintang," pungkas Tedy.
(aau/mso)