Belakangan ini kabar munculnya kembali Khilafatul Muslimin menarik perhatian publik. Kota Sukabumi menjadi salah satu daerah di Jawa Barat yang terdeteksi adanya ideologi tersebut.
Kabar tersebut juga dikonfirmasi Ketua I Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi Apep Saefulloh. Dia mengatakan, saat ini pergerakan mereka tidak terang-terangan melainkan sembunyi-sembunyi.
"Sudah (terdeteksi Khilafah Muslimin di Kota Sukabumi), itu orang-orang HTI. Sudah terdeteksi, saya juga tahu dan orang intel pun sudah tahu tapi kan perlu bukti. Susah untuk dibubarkan," kata Apep saat dihubungi detikJabar, Kamis (2/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di wilayah Sukabumi ini cukup banyak juga pengikut HTI ini. Dulu bermarkas di Cikiray. Sekarang sembunyi-sembunyi dan bertemunya enggak tahu dimana tapi ada pengajian," tambahnya.
Menurutnya, Khilafatul Muslimin merupakan ideologi yang mayoritas dimiliki HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). Meski organisasi tersebut sudah dibubarkan namun ideologi itu tetap tertanam didirinya masing-masing.
"Khilafah itu adalah ideologi mereka terutama orang-orang HTI ya. Ideologi itu susah untuk dihilangkannya walaupun organisasinya sudah dibubarkan oleh pemerintah," ujarnya.
Pihaknya mengimbau agar masyarakat berhati-hati dalam memilih tokoh agama. Terlebih, jika ustadz atau ulama tersebut membawa organisasi dari Timur Tengah.
"Jangan sampai membawa yang tidak jelas. Kepada masyarakat harus jelas dan teliti memilih ustadz atau ulama," ucapnya.
"Dan untuk pemerintah karena ini sudah meresahkan dan akan mengganggu ideologi Pancasila segera bertindak, kalau dia berkembang akan terjadi perpecahan mengganggu stabilitas agama dan negara kita," tutup Apep.
Kaderisasi Ulama
Selain itu, pihaknya juga terus berupaya untuk mengikis hal-hal yang tidak baik di masyarakat. Salah saatnya melakukan kaderisasi ulama.
"Kita mengumpulkan para asatidz, kebetulan saya sekarang lagi ada KDU (kaderisasi ulama), kita berikan wawasan kebangsaan dan keagamaan. Sehingga mereka tidak hanyaa bentuk keagamaannya saja tapi kebangsaan dan wawasan kenegaraannya juga," kata Ketua I Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi Apep Saefulloh saat dihubungi detikJabar, Kamis (2/6/2022).
Setidaknya ada 40 orang kader ulama yang mengikuti kegiatan tersebut. Mereka mendapatkan pembinaan dari berbagai pihak termasuk aparat kepolisian dan Pemerintah Daerah (Pemda).
"Dihadiri 40 kader ulama jadi pembinaannya dari Polres, Kemenag, dari Pemda untuk ketata-negaraannya dan dari MUI keagamaannya supaya balance (seimbang)," ujarnya. kita," tutup Apep.
(mso/mso)