Populasi Elang Jawa di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), terus bertambah. Telur predator udara dengan nama latin Nisaetus Bartelsi, dikabarkan telah menetas.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Teguh Setiawan mengatakan, telur hewan tersebut baru diketahui menetas pada 30 Mei 2022. Anak Elang tersebut diperkirakan berusia sekitar kurang lebih 1 Minggu.
"Secara tidak sengaja, pada saat itu kami melakukan pendampingan Kelompok Masyarakat Kemitraan Konservasi PE yang dipimpin langsung oleh Kepala SPTN Wilayah II Majalengka, Jaja Suharja Senjaya, menemukan perjumpaan induk dan anakan Elang Jawa," kata Teguh dihubungi detikJabar, Rabu (1/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menetasnya telur Elang Jawa itu, menjadi kado tersendiri bagi TNGC pada momen peringatan Hari Lahir Pancasila. Dengan demikian, populasi satwa dilindungi itu saat ini bertambah menjadi 34 individu.
"Alhamdulillah anakan Elang Jawa yang baru menetas ini menjadi hadiah pada Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni. Selain itu populasi Elang Jawa di TNGC saat ini mempunyai 20 Elang Jawa dewasa dan 14 Elang Jawa muda," ujar dia.
Disampaikan Teguh, lahirnya predator udara tersebut tak hanya menetas kali ini saja, pada tahun 2020 dan 2021 juga menghasilkan anakan Elang Jawa yang diberi nama Covid dan Sakti.
"Kedua elang tersebut sudah mengudara dengan gesit di langit Ciremai sebagai individu remaja," ujar dia.
"Kalau yang ini belum ada ide namanya," ucap dia menambahkan.
Menurut Teguh, Elang Jawa merupakan salah satu spesies kunci yang menjadi perhatian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Elang Jawa merupakan top predator dan spesies indikator ekosistem yang seimbang.
"Keberadaan populasi Elang Jawa di suatu lokasi, maka dapat diasumsikan bahwa tatanan lingkungan tempat keberadaannya dalam kondisi baik," ucapnya.
(tey/tya)