Aliran air Sungai Cimeta yang ada di Kampung Cikurutug, Desa Tagog Apu, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) berubah warna menjadi merah darah.
Memerahnya aliran sungai yang bermuara ke Sungai Citarum itu terjadi pada Senin (30/5/2022). Tak pelak kondisi tersebut menggegerkan warga setempat hingga kemudian viral di media sosial.
Berikut sederet fakta di balik berubahnya warna aliran air Sungai Cimeta yang menggegerkan warga dan warganet
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Warna Air Merah Darah
Warga Kampung Cikurutug RT 03/RW 07, Desa Tagog Apu, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) digegerkan dengan warna air di Sungai Cimeta berubah menjadi merah darah.
Hal itu diketahui warga pada Senin (30/5/2022) pagi. Warga kemudian mengabadikan fenomena tersebut hingga mengunggahnya ke media sosial lalu viral.
Ani Mulyani (42) warga setempat mengaku baru pertama kali melihat air Sungai Cimeta yang ada di dekat tempat tinggalnya berubah warna menjadi merah.
"Kalau lihat itu tadi pagi. saya langsung lapor ke RT sama RW karena kan takut juga ada dampaknya. Belum tahu dari mana tercemarnya," kata Ani.
2. Diduga Tercemar Pewarna Kain
Satgas Citarum Harum Sektor 9 terjun langsung mengecek fenomena perubahan warna air Sungai Cimeta yang tercemar hingga berubah menjadi merah darah.
Dari pengecekan awal yang dilakukan Satgas Citarum Harum Sektor 9 dengan pengambilan sampel air sungai, warna merah itu diduga berasal dari pewarna kain.
"Setelah kita cek terus dipegang ternyata warna merahnya itu menempel di tangan dan susah hilang. Dari pengalaman kami, biasanya itu bahan pewarna kain," ungkap Komandan Subsektor 9 Satgas Citarum Harum Sertu Kholid Abdurrahman.
Hal lain yang menguatkan kecurigaan tersebut yakni ditemukannya gundukan serbuk tinta berwarna merah marun dj sekitar aliran Sungai Cimeta. Serbuk tersebut kemudian dibawa untuk diuji laboratorium.
"Jadi kami temukan serbuk tinta warna merah di tanah di pinggir aliran sungai. Kami bawa sampelnya untuk dicek Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biologycal Oxygen Demand (BOD)," kata Kholid.
3. Ditemukan Karung Berisi Serbuk Pewarna
Agus Rosandi (42), warga setempat mengatakan ia menemukan satu buah karung di pinggir Jalan Raya Padalarang-Purwakarta tepatnya di sebrang SD Negeri 1 Tagogapu pada Senin pagi.
Posisi karung tersebut kebetulan menghalangi saluran air dari jalan yang akan masuk ke sungai bila hujan deras mengguyur. Lantaran menghalangi saluran air karung tersebut kemudian dibuang ke sungai.
"Jadi dibuang ke sungai sama kakak saya karena kan menghalangi saluran air dari jalan ke sungai. Karena kalau hujan itu air dari arah atas itu lumayan deras," kata Agus kepada wartawan.
Agus mengatakan saat membuang karung tersebut kakaknya tidak tahu menahu apa isinya. Karung itu dibuang agar air dari jalan yang seharusnya masuk jalan tidak meluber ke rumah warga saat hujan deras.
"Awalnya kita sangka karung itu isinya cuma tanah biasa. Tapi setelah masuk air, ternyata air sungainya malah berubah jad warna merah," kata Agus.
Setelah membuang karung itu Agus dan kakaknya tak bisa berbuat apa-apa. Sampai akhirnya warga lain geger menemukan kondisi air sungai yang telah berubah warna menjadi merah darah.
"Ya sebetulnya kan kami juga enggak tahu itu apa, buang karungnya ke sungai karena karungnya menutupi saluran air," ujar Agus.
4. Pemilik Karung Serbuk Pewarna Diburu
Satgas Citarum Harum Sektor 9 terjun turun tangan menindaklanjuti pencemaran aliran Sungai Cimeta, di Kampung Cikurutug RT 03/RW 07, Desa Tagog Apu, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Komandan Subsektor 9 Satgas Citarum Harum Sertu Kholid Abdurrahman mengatakan pihaknya menerima laporan dari warga soal sumber warna merah yang mencemari aliran sungai tersebut berasal dari sebuah karung yang disimpan di pinggir jalan.
"Kami temukan serbuk pewarna di tanah dekat sungai dan jalan. Serbuknya itu di dalam karung kemudian dibuang oleh warga ke aliran sungai. Kami nanti akan koordinasi dengan DLH KBB dan provinsi untuk penemuan serbuk ini," ungkap Kholid kepada wartawan.
Belum diketahui siapa pihak yang bertanggung jawab atas kepemilikan karung berisi serbuk pewarna tersebut. Namun pihaknya bakal berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memburu pemiliknya.
"Untuk pelaku pembuang karung di pinggir jalan dan pemilik karungnya akan kami telusuri dengan kepolisian, karena warga hanya menemukan itu di pinggir jalan kemudian dibuang ke sungai," kata Kholid.
(mso/mso)