Tercemarnya Air Sungai Cimeta Bandung Barat hingga Jadi Merah Darah

Round-Up

Tercemarnya Air Sungai Cimeta Bandung Barat hingga Jadi Merah Darah

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 30 Mei 2022 20:31 WIB
Aliran air sungai di Bandung Barat berubah jadi warna merah darah.
Aliran air Sungai Bandung Barat berubah jadi merah darah (Foto: Tangkapan layar video viral).
Bandung -

Aliran air Sungai Cimeta di Kampung Cikurutug, Desa Tagog Apu, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat berubah menjadi merah darah. Kejadian itu pun viral di media sosial.

Pada Senin pagi, warga melihat kejadian tersebut langsung melapor ke RT dan RW setempat. Aliran sungai tersebut mengalir ke beberapa desa di Kecamatan Padalarang. Dari laporan itu pihak Babinsa Desa Campakamekar, petugas BPBD Bandung Barat, dan Satgas Citarum Harum Sektor 9 langsung menelusuri sumber pencemaran sungai.

Berdasarkan pengecekan awal dengan pengambilan sampel air sungai, warna merah pada air itu diduga gegara pewarna kain. "Setelah kita cek terus dipegang ternyata warna merahnya itu menempel di tangan dan susah hilang. Dari pengalaman kami, biasanya itu bahan pewarna kain," ucap Komandan Subsektor 9 Satgas Citarum Harum, Kholid Abdurrahman kepada wartawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini diperkuat dengan ditemukannya gundukan serbuk tinta berwarna merah marun di sekitar aliran Sungai Cimeta. Serbuk tersebut kemudian dibawa untuk diuji laboratorium.

"Jadi, kami temukan serbuk tinta warna merah di tanah di pinggir aliran sungai. Kami bawa sampelnya untuk dicek Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biologycal Oxygen Demand (BOD)," ujar Kholid.

ADVERTISEMENT

Dalam kejadian ini, salah satu warga telah mengaku sebagai pembuang karung di pinggir Jalan Raya Padalarang-Purwakarta. Tepatnya di seberang SD Negeri 1 Tagogapu pada Senin pagi. Agus Rosandi (42), bersama kakaknya menemukan satu buah karung yang menghalangi saluran air.

Agus mengatakan saat membuang karung tersebut, kakaknya tidak tahu menahu apa isinya. Karung dibuang agar air dari jalan tidak meluber ke rumah warga saat hujan deras.

"Awalnya kami sangka karung itu isinya cuma tanah biasa. Tapi setelah masuk air, ternyata air sungainya malah berubah jadi warna merah," tutur Agus.

Setelah membuang karung, keduanya tak bisa berbuat apa-apa. Sampai akhirnya warga lain geger menemukan kondisi air sungai yang telah berubah warna menjadi merah darah. Menerima laporan tersebut, Kholid dan tim langsung mencari keberadaan karung.

"Kami temukan serbuk pewarna di tanah dekat sungai dan jalan. Serbuknya itu di dalam karung kemudian dibuang oleh warga ke aliran sungai. Kami nanti akan koordinasi dengan DLH KBB dan provinsi untuk penemuan serbuk ini," ungkap Kholid.

Belum diketahui siapa pihak yang bertanggung jawab atas kepemilikan karung berisi serbuk pewarna tersebut. Namun pihaknya bakal berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memburu pemiliknya.

Berdasarkan hasil pengecekan sementara, PH air yang berwarna merah masih normal di angka 6 dari ambang batas 7. Namun, pihaknya masih belum bisa memastikan dampak pencemaran limbah yang diduga dari pewarna kain ini. Butuh waktu lima jam untuk melihat hasil. Jika hasil COD dan BOD tinggi, maka berpotensi merusak ekosistem yang ada di air.

(aau/mso)


Hide Ads