Karung Berisi Serbuk Pewarna Penyabab Air Sungai Cimeta Merah Darah

Karung Berisi Serbuk Pewarna Penyabab Air Sungai Cimeta Merah Darah

Whisnu Pradana - detikJabar
Senin, 30 Mei 2022 15:57 WIB
Petugas ambil karung berisi serbuk pewarna dari Sungai Cimeta
Petugas ambil karung berisi serbuk pewarna dari Sungai Cimeta (Foto: Istimewa).
Bandung Barat -

Aliran air Sungai Cimeta yang ada di Kampung Cikurutug, Desa Tagog Apu, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) berubah warna menjadi merah darah, Senin (30/5/2022).

Agus Rosandi (42), warga setempat mengaku bersama kakaknya menemukan satu buah karung di pinggir Jalan Raya Padalarang-Purwakarta tepatnya di sebrang SD Negeri 1 Tagogapu pada Senin pagi.

Posisi karung tersebut kebetulan menghalangi saluran air dari jalan yang akan masuk ke sungai bila hujan deras mengguyur. Lantaran menghalangi saluran air karung tersebut kemudian dibuang ke sungai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi dibuang ke sungai sama kakak saya karena kan menghalangi saluran air dari jalan ke sungai. Karena kalau hujan itu air dari arah atas itu lumayan deras," kata Agus kepada wartawan.

Agus mengatakan saat membuang karung tersebut kakaknya tidak tahu menahu apa isinya. Karung itu dibuang agar air dari jalan yang seharusnya masuk jalan tidak meluber ke rumah warga saat hujan deras.

ADVERTISEMENT

"Awalnya kita sangka karung itu isinya cuma tanah biasa. Tapi setelah masuk air, ternyata air sungainya malah berubah jadi warna merah," kata Agus.

Setelah membuang karung itu Agus dan kakaknya tak bisa berbuat apa-apa. Sampai akhirnya warga lain geger menemukan kondisi air sungai yang telah berubah warna menjadi merah darah.

"Ya sebetulnya kan kami juga enggak tahu itu apa, buang karungnya ke sungai karena karungnya menutupi saluran air," ujar Agus.

Sementara itu Satgas Citarum Harum Sektor 9 terjun langsung mengecek air sungai yang tercemar tersebut. Dari pengecekan awal dengan pengambilan sampel air sungai, warna merah itu diduga berasal dari pewarna kain.

"Setelah kita cek terus dipegang ternyata warna merahnya itu menempel di tangan dan susah hilang. Dari pengalaman kami, biasanya itu bahan pewarna kain," ungkap Komandan Subsektor 9 Satgas Citarum Harum Kholid Abdurrahman.

Kendati demikian pihaknya masih belum bisa memastikan dampak pencemaran limbah yang diduga dari pewarna kain tersebut karena harus menunggu hasil pengecekan COD BOD.

"Bisa saja COD BOD-nya tinggi, kalau tinggi bisa merusak ekosistem yang ada di air," ujar Kholid.

Satgas Citarum Harum Telusuri Pemilik Karung

Satgas Citarum Harum Sektor 9 terjun turun tangan menindaklanjuti pencemaran aliran Sungai Cimeta, di Kampung Cikurutug RT 03/RW 07, Desa Tagog Apu, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Aliran sungai yang melintasi beberapa desa di Padalarang, Bandung Barat tersebut berubah warna menjadi merah darah. Kondisi tersebut sontak membuat warga geger hingga viral di media sosial pada Senin (30/5/2022).

Komandan Subsektor 9 Satgas Citarum Harum Sertu Kholid Abdurrahman mengatakan pihaknya menerima laporan dari warga soal sumber warna merah yang mencemari aliran sungai tersebut berasal dari sebuah karung yang disimpan di pinggir jalan.

"Kami temukan serbuk pewarna di tanah dekat sungai dan jalan. Serbuknya itu di dalam karung kemudian dibuang oleh warga ke aliran sungai. Kami nanti akan koordinasi dengan DLH KBB dan provinsi untuk penemuan serbuk ini," ungkap Kholid kepada wartawan.

Belum diketahui siapa pihak yang bertanggung jawab atas kepemilikan karung berisi serbuk pewarna tersebut. Namun pihaknya bakal berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memburu pemiliknya.

"Untuk pelaku pembuang karung di pinggir jalan dan pemilik karungnya akan kami telusuri dengan kepolisian, karena warga hanya menemukan itu di pinggir jalan kemudian dibuang ke sungai," kata Kholid.

Pihaknya telah melakukan uji sampel Ph atau tingkat keasaman air yang tercemar pewarna tersebut dengan hasil masih berada di ambang batas normal yakni 6. Namun zat pewarna tersebut ternyata menempel di tangan tatkala dipegang.

"Setelah kita cek terus dipegang ternyata warna merahnya itu menempel di tangan dan susah hilang. Dari pengalaman kami, biasanya itu bahan pewarna kain," ucap Kholid.

Kendati demikian pihaknya masih belum bisa memastikan dampak pencemaran limbah yang diduga dari pewarna kain tersebut karena harus menunggu hasil pengecekan Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biologycal Oxygen Demand (BOD).

"Bisa saja COD BOD-nya tinggi, kalau tinggi bisa merusak ekosistem yang ada di air," ujar Kholid.

(mso/mso)


Hide Ads