Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mendapati seorang pemuda Rasyidin (35) berpura-pura sebagai pengemis disabilitas di Subang. Pengemis tersebut diketahui memiliki penghasilan yang cukup besar berkisar Rp 500-300 ribu per hari.
Dedi Mulyadi mengatakan terpergoknya aksi tersebut ketika dirinya akan menuju Jakarta. Dalam perjalanan ia melihat seorang pengemis yang berjalan merangkak menyusuri jalan.
Saat dihampiri oleh Dedi Mulyadi, pengemis itu mengaku akan pulang ke rumah kontrakan di Pasar Lama Pagaden. Rasyidin, sang pengemis, mengatakan dirinya kehilangan kaki karena kecelakaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengetahui informasi tersebut, Dedi Mulyadi mencoba memberikan bantuan dengan menawarkan Rasyidin untuk diantar ke rumahnya. Namun, sang pengemis tersebut menolak tawaran tersebut.
"Ayo atuh saya anterin naik mobil saya," kata Dedi Mulyadi dalam keterangan tertulis, Senin (30/5/2022).
Mendapatkan penolakan tersebut, Dedi Mulyadi menawarkan alternatif lain kepada pengemis tersebut yakni menggunakan ojek. Untungnya, tawaran itu diterima oleh Rasyidin.
Singkat cerita, ketika pengemis menaiki motor, kecurigaan Dedi Mulyadi muncul. Sebab Rasyidin mampu loncat dari bawah ke jok motor dengan cekatan.
"Akang teu (gak) buntung (kaki) ya? Ternyata dilipat kakinya ditutup celana panjang. Udah jujur buka saja," kata Dedi.
Setelah dicek, ternyata kondisi pengemis tersebut dalam keadaan sehat dan tidak mengalami kendala pada kakinya. Bahkan ketika tas pengemis tersebut diperiksa, Dedi mendapati uang sekitar Rp 500 ribu, smartphone Android, dan tiga kaleng lem.
Mendapatkan aksi pengemis bohong tersebut, Dedi menawarkan Rasyidin untuk masuk Pesantren Cireok agar bisa memperbaiki dirinya. Namun tawaran tersebut ditolak oleh Rasyidin.
Sementara itu, Rasyidin mengatakan uang tersebut digunakan untuk keperluan rumah tangga di Soreang.
"Ini uang untuk disetorin ke istri sama anak di Soreang. Dulu saya ngamen, cuma dikasih tahu sama anak-anak Bandung katanya kalau mau dapat uang lebih banyak harus kaya gini (pura-pura buntung)," kata Rasyidin.
Rasyidin mengatakan aksi tersebut telah dilakukan olehnya sejak satu setengah tahun lalu dan untuk kebiasaan 'ngelem' sudah dijalankan sejak tiga tahun lalu.
(prf/ega)