Nandang, Penduplikat Kunci di Bandung yang Menolak Kejahatan

Nandang, Penduplikat Kunci di Bandung yang Menolak Kejahatan

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 29 Mei 2022 14:19 WIB
Nandang, penduplikat kunci di Bandung.
Nandang, penduplikat kunci di Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Tangan Nandang (41) langsung beraksi saat mendapatkan pesanan duplikat kunci dari seorang pelanggan. Mesin penduplikat kunci dioperasikan, kikir pun dimainkan saat membuat mata kunci.

Saat mata kunci hampir menyerupai dengan kunci aslinya, Nandang langsung mencoba ke lubang kunci yang ada di motor pelanggannya.

"Kita coba dulu ya," ucap Nandang kepada pelanggannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena ada sedikit hambatan, mata kunci tersebut terus dikihkir Nandang. Tujuannya agar pas dengan ukuran lubang kunci sepeda motor milik pelanggannya.

"Nah sekarang sudah pas," ucap Nandang sembari melempar senyum kepada pelanggannya.

ADVERTISEMENT

DetikJabar berkesempatan berbincang dengan Nandang di kiosnya yang berada di Jalan AH Nasution, Ujungberung, Kota Bandung belum lama ini. Nandang mengaku sudah puluhan tahun menekuni profesi sebagai penduplikat kunci.

"Sudah 20 tahun di Bandung. Dulu belajar di Bekasi, awalnya ikut aja, terus belajar dan alhamdulillah bisa. Belajar dulu, belajar dasar saja, ke sininya ngandelin pengalaman saja," kata Nandang yang merupakan warga Wanaraja Garut itu.

Aktivitas Nandang menduplikat kunci.Aktivitas Nandang menduplikat kunci. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Nandang berujar beragam kunci bisa diduplikatnya. Mulai dari kunci rumah, motor, mobil, rolling door dan gembok.

"Metode pembuatannya, ada yang ngambil dari sumber, ada yang dibongkar juga, atau dikira-kira misal ini 7 mata, kita bikin yang 5 matanya, 2 mata lagu dikira-kira," ujar ayah yang memiliki tiga anak itu.

Nandang menyebut, pandemi COVID-19 berdampak pada usahanya. Terjadi penurunan pemasukan sekitar 50 persen saat pandemi beberapa waktu lalu. Namun kondisi ini sudah berangsur membaik.

"Pengaruh ada penurunan 50 persen, penghasilan sehari tidak tentu, ada satu-dua (konsumen), tapi panggilan lumayan, seperti (ada konsumen) hilang kuncinya, saya yang datang," jelasnya.

Saat disinggung ongkos membuat duplikat kunci di kiosnya, Nandang mengatakan bervariatif antara Rp 15 ribu hingga Rp 50 ribu. Namun, jika Nandang dipanggil, misal kunci sepeda motor konsumennya hilang, harganya bisa mencapai enam kali lipat.

"Ongkosnya nambah, diperhitungkan lihat tempat. Ini Rp 50 ribu, kalau datang bisa Rp 250-300 ribu," ucapnya.

Nandang, penduplikat kunci di Bandung.Nandang, penduplikat kunci di Bandung. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Pantangan Penduplikat Kunci

Tidak mudah menjadi peduplikat kunci profesional. Di balik itu, masih saja ada oknum yang memanfaatkan keahlian sebagai penduplikat kunci untuk melakukan tindak kejahatan.

Tapi tidak bagi Nandang. Demi menjaga profesionalisme, ada pantangan bagi Nandang dalam menjalankan usahanya. Tidak semua pelanggan bisa dilayani olehnya!

"Ada standar penolakan. Pertama yang pakai foto atau gambar, misal hilang kuncinya tapi ada gambar, itu jelas ditolak," tegas Nandang.

"Atau ada orang yang mau menduplikat kunci, sudah dicetak menggunakan lilin atau sabun. Itu juga tidak akan dilayani," tambahnya.

Hal itu dilakukan untuk meminimalisir tindak kejahatan. Ia pun tahu jika konsumen yang memesan kunci dengan cara-cara di atas biasanya akan melakukan kejahatan.

Sehingga, tak ada kompromi bagi Nandang jika ada konsumen meminta dibuatkan kunci duplikat. Penolakan pasti dikedepankan.

"Siapapun dia orangnya, tidak akan dilayani. Orang buat kunci ada yang baik, ada yang buruk," terang Nandang.

Komitmen tersebut dipegang teguh Nandang. Itu sesuai pesan guru yang mengajarinya dalam membuat kunci.

"Kata guru saya, orang buat golok bukan untuk membunuh, tergantung orangnya. Begitupun tukang kunci, obat juga juga tidak semua obat bisa mengobati, tetap ada istilah bahasa penyalahgunaan," tuturnya.

Aktivitas Nandang menduplikat kunci.Aktivitas Nandang menduplikat kunci. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Saat disinggung, apakah ada rekannya yang pernah tersandung kasus kejahatan akibat menyalahgunakan keahlian sebagai tukang kunci, Nandang mengatakan belum pernah,. Sebab rekan seilmunya merupakan satu keluarga besar yang punya komitmen kuat.

"Tidak, sebetulnya tukang kunci ada kaitan family, makannya tidak mudah ngajarin ke orang, ada syaratnya. Kaya saya ada Group KLG ada sampai 26 anggota," pungkasnya.

Salah seorang pelanggan, Andi (27) mengatakan ia kerap membuat kunci duplikat di tempat milik Nandang. Selain murah, pelayanannya ramah.

"Sudah langganan bikin kunci di sini, biasanya kehilangan kunci gembok dan motor. Pertama dan kedua duplikat, kalau ini (ketiga) hilang. Paling murah juga, lumayan SELISIH Rp 10-20 ribu, sama bisa dipanggil," ujar Andi.




(wip/ors)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads