Kala Pegiat Lingkungan Tumpengan Depan Gesat Kritisi Citarum Harum

Sudirman Wawad - detikJabar
Selasa, 24 Mei 2022 14:33 WIB
ARUM gelar tumpengan kritisi kemajuan program Citarum Harum (Foto: Sudirman Wawad/detikJabar).
Bandung -

Aliansi Rakyat Untuk Citarum (ARUM) menggelar aksi tumpengan di depan Gedung Sate (Gesat) Kota Bandung. Aksi ini merupakan refleksi Hari Citarum sekaligus mengkritisi perkembangan program Citarum Harum.

ARUM menilai program Satgas Citarum Harum tak berjalan maksimal. Sebab, ARUM masih menemukan adanya pencemaran limbah industri, serta masih terjadinya kerusakan ekosistem sungai dan lahan.

"Kami ingin menyampaikan Citarum saat ini belum baik-baik saja. Masih mengalami kerusakan yang tinggi. Dan, yang kami ingin menyampaikan bahwa masyarakat Jabar akan melakukan audit sosial," kata Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jabar Wahyudin saat berbincang dengan detikJabar disela-sela aksi tumpengan, Selasa (24/5/2022).

Wahyudin menerangkan ARUM telah mengkaji tentang perkembangan kondisi Sungai Citarum. Hasilnya, dikatakan Wahyudin, masih terdapat lahan kritis di hulu, tengah dan hilir Sungai Citarum. Bahkan, diakuinya, jumlah lahan kritis itu angkanya tak berkurang sejak sebelum hingga terbentuknya Satgas Citarum Harum.

"Saat ini belum baik. 12 program prioritas Citarum Harum masih gagal," kata Wahyudin alias Iwang.

"Kami melihatnya program Citarum Harum hanya terfokus ke sungai. Tidak terfokus pada kawasan-kawasan atau lahannya, hingga saat ini di hulu terjadi lahan kritis. Dampaknya masih terjadi banjir rob," kata Iwang menambahkan.

Iwang menyebutkan temuan lainnya yang mengindikasikan program Citarum Harum masih belum berjalan maksimal. Menurutnya, masih ada tumpukan sampah di wilayah tengah Sungai Citarum.

Kandungan Parasetamol

ARUM mengaku dari hasil kajian masih adanya kandungan parasetamol di Sungai Citarum. Kondisi demikian mengakibatkan kualitas air sungai memburuk.

"Belum lagi sisi sampah parasetamol. Obat-obatan tentunya berpengaruh pada kualitas baku mutu air. Dan, ini masih terjadi," ucap Iwang.

Iwang juga mengatakan partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam gerakan perbaikan Sungai Citarum makin hilang. ARUM berencana menyampaikan semua temuannya ke Presiden Jokowi dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

Iwang menyebutkan beberapa titik di Citarum yang masih terdampak limbah Industri. Menurutnya, laporan Satgas Citarum Harum teranyar tak sesuai dengan fakta di lapangan.

"Kami juga tak sependapat gubernur terkait status sungai Citarum tercemar ringan. Sekarang masih tercemar berat. Masih terjadi tumpukan sampah, kandungan parasetamol dan industri," kata Iwang.

"Di Majalaya, Dayeuhkolot sama Karawang. Wilayah itu masih parah. Hulu, tengah dan hilir masih terjadi. Termasuk pencemaran limbah industri juga," kata Iwang menambahkan.

Lebih lanjut, Iwang menambahkan tentang latar belakang aksi tumpengan yang digelar ARUM. Ia menjelaskan 24 Mei dirayakan sebagai Hari Citarum. Kejadian ini bermula saat koalisi berhasil memenangkan gugatan di PTUN terkait pencemaran limbah industri pada 2016.

"Harus diakui oleh semua pegiat lingkungan yang tergabung dalam koalisi. Ini tak hanya diakui pemerintah, tapi segera menerbitkan SK," kata Iwang.

Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengklaim program Citarum Harum berjalan dengan baik. Ini terlihat dari banjir 'langganan' di Kabupaten Bandung yang tak lagi seperti sebelum-sebelumnya.

Banjir yang biasa terjadi di Baleendah dan Dayeuhkolot kini lebih baik. Banjir di sana sekarang lebih cepat surut dibanding sebelum program Citarum Harum digulirkan.

"Alhamdulillah program citarum harum yang sudah membaik," ujar Kang Emil, sapaan akrabnya, saat launching rencana pembangunan Danau Tegalluar di SMAN 1 Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Senin (18/4/2022).

"Banjir sudah berkurang jauh, 2 tahun terakhir tidak ada banjir-banjir kepanjangan. (Banjir) masih ada, tentu tidak separah sebanyak dulu," ucapnya.




(sud/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork