Gugatan yang dilayangkan pihak ahli waris terhadap tanah yang digunakan SDN Margahayu 6,7,9 dan 10 membuat warga khawatir dengan nasib para murid. Ada ribuan siswa siswi di sekolah tersebut yang saat ini jadi terganggu kegiatan belajar mengajar (KBM).
Salah satu warga Kampung Manglid, Desa Margahayu Selatan Kabupaten Bandung, Imas (46) tak bisa membayangkan sekolah tempat dirinya menimba ilmu tak lagi ada. Sekolah Imas termasuk salah satu sekolah yang digugat oleh pihak ahli waris.
Saat ditemui detikJabar dikediamannya, Imas mengatakan belum mengetahui bahwa sekolah tersebut saat ini telah digugat oleh ahli waris. Namun, pihaknya, ikut prihatin mendengar kabar tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gak tahu kalau sekolah atau tanahnya di gugat, kalau terjadi mah ya prihatin. Padahal saya kenal sama penjaga sekolah, tapi mereka tak pernah ngobrol-ngobrol soal itu," kata Imas, Sabtu (21/5/2022).
Pihaknya mengungkapkan padahal banyak warga di sekitar menyekolahkan di sekolah tersebut. Bahkan, dirinya bersama saudara-saudaranya kebanyak sekolah di SDN Margahayu.
"Apalagi anak-anak dan saudara saya kan sekolah di sini juga. Ini mah kalau gak salah tahun 60 akhir juga udah ada, makanya gak aneh kalau banyak warga yang anak-anaknya pasti sekolah di sini," jelasnya.
Imas menuturkan tak bisa membayangkan jika gugatan tersebut dimenangkan ahli waris. Makanya, kata dia, dalam menangani hal tersebut harus ada bantuan dari pemerintah.
"Baringung lah, harus kemana pindah sekolahnya. Harus kerjasama dengan pemerintah setempat," katanya.
Imas mengaku sekolah SDN Margahayu merupakan salah satu sekolah tertua yang menjadi pilihan dalam menempuh pendidikan. Dengan itu, kata dia, banyak warga menyekolahkan di sekolah tersebut.
"Di wilayah sini SD cuma tiga, SDN Sadang, SDN Sukamenak dan SDN Margahayu. Apalagi sekolah itu udah tua, sudah lama, warga sini tahu betul sekolah itu," ucapnya.
Meski begitu, Menurutnya bangunan SDN Margahayu sudah terbilang cukup berumur. Dengan itu, kata dia, dari segi oembangunan pun masih terbilang lambat.
"Memang perubahannya gak signifikan, ya bisa dibilang lambat beda dengan sekolah lain, tapi kemarin-kemarin alhamdulilah sempat ada renovasi, memang sekolah berjasa buat warga sekitar," jelasnya.
Dia menambahkan saat ini kondisi siswa siswi kelas 6 tengah menempuh ujian akhir. Bahkan, kata dia, siswa siswi kelas 1 sampai 5 pun masih dalam pembelajaran daring.
"Gak ngebayangin aja, sekarang kelas 6 lagi ujian, terus kelas 1 sampai 5 lagi belajar online. Ya kasian aja, pasti banyak muridnya," tuturnya.
(tey/tya)