Cegah PMK, Pasar Hewan Tanjungsari Sumedang Ditutup Sementara

Cegah PMK, Pasar Hewan Tanjungsari Sumedang Ditutup Sementara

Yuga Hassani, Nur Azis - detikJabar
Sabtu, 21 Mei 2022 02:00 WIB
Pasar hewan Tanjungsari, Sumedang.s
Pasar hewan Tanjungsari (Foto: dok detikJabar).
Sumedang - Pemkab Sumedang akan menutup sementara pasar hewan Tanjungsari mulai Sabtu (21/5/2022). Hal itu dilakukan setelah ditemukannya penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Sumedang.

Sekedar diketahui, pasar tersebut biasa beroperasi dua kali dalam sepekan, yakni Selasa dan Sabtu. Di sana dijual berbagai jenis hewan ternak ruminansia (pemamah biak) seperti sapi, kambing dan domba.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sumedang Nandang Suparman mengatakan penutupan dilakukan guna mengantisipasi penularan penyakit hewan ternak yang disebabkan oleh virus atau PMK agar tidak meluas.

"Penutupan itu untuk menghindari penyebaran yang lebih meluas," ungkap Nandang saat dihubungi detikJabar, Jumat (20/5/2022).

Sementara itu, dua dari 11 ekor sapi yang sakit di Dusun Cikeuyeup, Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang terkonfirmasi positif penyakit mulut dan kaki (PMK). Sapi-sapi tersebut saat ini tengah diisolasi. Kedua sapi itu pun kondisinya mulai membaik setelah dilakukan perawatan secara intensif.

Namun demikian, sambung Nandang, saat ini ada 7 hewan ternak lainnya yang terindikasi memiliki gejala mirip PMK di kandang dan lokasi yang berbeda. Ia menyebutnya masih sebatas terindikasi lantaran saat ini masih dalam pemeriksaan.

"Kini ketujuh hewan ternak itu sedang diperiksa dengan pengambilan sample darah," ucapnya.

Nandang menyebut, dari ketujuh hewan ternak itu, 4 di antaranya berjarak sekitar 10 kilometer dari kandang ditemukannya kasus PMK sebelumnya. Sementara 3 ekor lainnya berada di wilayah Rancakalong.

"Kami menilai indikasi PMK berkutat di Tanjungsari sehingga pasar hewan mesti ditutup," terangnya.

Nandang menambahkan, pasar akan kembali dibuka jika indikasi gejala PMK sudah turun kembali.

"Kalau indikasi menurun, baru pasar dibuka kembali. Sebaliknya, kalau stagnan apalagi kasusnya berrambah, pasar akan ditutup kembali," pungkasnya.

Pemkab Bandung Siapkan 30 Dokter Hewan

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bandung menyiagakan 30 dokter spesialis hewan untuk mengantisipasi merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Ini akan kita lakukan secara program khusus dengan Dinas Pertanian, karena Kementerian Pertanian sudah mengimbau kalau ada lokasi yang sudah terindikasi harus ada langkah antisipasi," kata Bupati Bandung Dadang Supriatna.

Dadang mengungkapkan saat ini telah menyiapkan dokter spesialis hewan. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut.

"Kita sudah menyediakan 30 dokter hewan dalam rangka penanganan hal tersebut. Kita sudah menyediakan dokter spesialis hewan agar tidak menyebar ke daerah lain,"

Dia menjelaskan pihaknya akan melakukan upaya bersama dinas terkait dalam menangani hal tersebut. "Di empat kecamatan saya akan langsung turun ke lapangan, kita akan kerja sama dengan Dinas Kesehatan, dan Dinas Pertanian," jelasnya. (mso/mso)



Hide Ads