Dinas Peternakan Ciamis menutup tujuh pasar hewan di seluruh wilayahnya pada Sabtu (14/5). Tujuannya untuk mencegah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak.
"Mulai hari ini kami tutup sementara 7 pasar hewan. Beberapa pasar hewan di daerah tetangga pun sudah dilakukan penutupan oleh pemerintah daerah masing-masing,'" ujar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis Syarif Hidayat.
Meski sudah mulai dilakukan penutupan, Pasar Hewan Banjarsari masih beraktivitas. Mengingat penutupan ini dilakukan secara mendesak, para peternak dan penjual baru mengetahuinya saat berada di lokasi pasar. Dinas Peternakan Ciamis memberikan toleransi untuk Sabtu ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami beri toleransi untuk Pasar Banjarsari hari ini saja. Mengingat mereka sudah berdatangan sejak semalam," kata Syarif.
Tujuh pasar hewan di Ciamis yang ditutup yaitu Pasar Ternak Rancah, Pasar Ternak Cigembor, Pasar Ternak Pamarican, Pasar Ternak Cintaratu Lakbok, Pasar Ternak Panawangan, Pasar Ternak Cibadak Banjarsari dan Pasar Ternak Rajadesa.
"Penutupan ini kami lakukan untuk mencegah penyebaran wabah PMK," kata Syarif.
Selain penutupan tersebut, Dinas Peternakan Ciamis telah memberikan sosialisasi kepada pedagang dan peternak mengenai wabah PMK. Tujuannya agar mereka dapat mengerti dengan kondisi tersebut.
"Mereka mengerti dengan adanya penutupan ini. Waktunya sampai yang tidak ditentukan," ucapnya.
Tim Monitoring Dinas Peternakan Ciamis pun terus turun ke lapangan untuk mengecek setiap peternak dan bandar. Mengingat bandar lebih banyak mendatangkan hewan dari luar daerah.
"Biosekuriti secara ketat pun perlu dilakukan dan isolasi ternak yang sakit. Juga kami imbau sementara untuk tidak membeli ternak dari wilayah yang terkena wabah," tutur Syarif.
Meski demikian, Syarif meminta masyarakat untuk tidak panik. Mengingat penyakit ini tidak menular kepada manusia atau bukan termasuk dalam zoonosis. Melainkan hanya menular kepada sesama hewan.
(bbn/bbn)