Pantauan detikJabar di lokasi kejadian, terlihat tidak ada palang pintu, rambu-rambu, dan petugas yang di depan gang menuju rumah Sahrul. Padahal di lokasi tersebut terdapat pemukiman padat penduduk.
Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan akan berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai rencana pemasangan palang pintu. Harapannya untuk meminimalisir peristiwa serupa terjadi lagi.
"Nah ini kalau bisa kita nanti akan ada koordinasi ke PT KAI, bahwa radius berapa meter harus ada penghalang atau diamankan lah, terutama daerah yang padat penduduk," ujar Dadang, Kamis (12/5/2022).
Dadang menuturkan akan menyiapkan langkah-langkah konkrit demi keamanan terhadap warganya. "Saya akan coba instruksikan, agar nanti ada langkah-langkah preventif," jelasnya.
Sementara itu, Dadang mengaku akan menjenguk sang bocah korban terserempet kereta api tersebut. Ia ingin tahu secara langsung kondisi sang bocah.
Diketahui, Sahrul mengalami kecelakaan terserempet Kereta Serayu saat ingin mengikuti sang kakeknya, Tohid (68) yang akan pergi berkebun.
Jarak lokasi kebun dan rumahnya tidak begitu jauh. Namun harus melewati bagian pinggir dari perlintasan kereta api. Kondisi dari gang menuju perlintasan pun tidak dilengkapi rambu, palang kereta, serta petugas yang berjaga.
Saat kejadian Sahrul langsung di bawa ke RSUD Cikopo Cicalengka. Mengalami luka yang parah di bagian kepala, Sahrul direkomendasikan untuk dirawat di RSUD Ujungberung.
Selama 6 hari menjalani operasi, Sahrul diketahui harus kehilangan tempurung kepalanya bagian depan. Dengan itu, dokter harus memindahkan tempurung bagian kanan kepalanya untuk menutupi bagian depan.
(ors/ors)