Ada pemandangan menarik di bagian selatan Sukabumi. Di sana terdapat perumahan megah yang kosong namun tetap estetik bagi wisatawan dengan arsitektur Eropa. Namanya Lembah Halimun di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi.
Satu-satunya penghuni di sana, Mr Ronny (60) mengatakan, meski perumahan itu kosong dia membuka penginapan bagi warga yang ingin menikmati pemandangan alam dan kesejukan udara dengan suasana yang tenang.
Berbeda dengan rumah megah lain yang tak terawat, khusus rumah yang dibuka untuk penginapan ini sudah dicat ulang dan terjaga kebersihannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini saya punya, rumah cat putih dan merah. Yang putih ini disewakan. Mereka senang karena di sini udaranya segar," ujar Ronny saat ditemui detikJabar beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, fasilitas yang tersedia sudah sangat lengkap mulai dari tempat tidur hingga toilet. Ada balkon di bagian atas rumah untuk pengunjung yang ingin melihat pemandangan dari ketinggian.
"Range harga dari Rp 300 ribu sampai Rp 800 ribu per malam. Ada ruang buat kopi juga di dalam," tutur bule asal Belanda itu.
Untuk sampai ke Lembah Halimun, hanya butuh 15 menit dari pusat kota. Selama empat tahun tinggal di perumahan kosong itu, Ronny tak pernah merasakan aura mistis apapun seperti isu yang beredar di masyarakat.
"Enggak ada (hantu). Saya bilang setan ada dalam orang, di sini enggak ada orang-orang. Ini bagus, nature," imbuhnya.
Sempat Buka Kafe hingga Jadi Tempat Kursus
Mr. Ronny mengaku sempat membuka kedai kopi di sana. Ia sendiri yang meracik dan menyajikan kopi bagi pelanggan yang datang.
Namun lama-kelamaan, dia merasa ada yang janggal jika kedai kopi tersebut diteruskan. Terlebih, budaya membuang sampah sembarangan.
"Sudah enggak buka. Ramai orang datang 10, 20. Mereka buang sampah di bawah kursi dan puntung rokok. Jadi enggak worth it lah," pungkasnya.
Saat ini, ruangan yang tadinya digunakan untuk nongkrong pelanggan kopi dijadikan sebagai sarana belajar mengajar bahasa Inggris dan seni bagi anak-anak.
"Anak dari kampung belajar Inggris dan art di sini. Sekarang tetap hari Minggu, anak kampung dari Jalur bulan depan belajar di sini," tuturnya.
Terkadang, kata dia, ada warga negara asing yang datang untuk memberikan pembelajaran atau hanya sekedar menginap di salah satu rumah yang sudah direnovasi.
"Bandara kan ditutup tiga tahun, so nanti bulan Juni orang Polandia datang. Banyak bule di sini, volunteer untuk belajar Inggris, dia nginap di sini," pungkasnya.
(ors/ors)