Mendengar kata Dago, kebanyakan warga Jawa Barat pasti langsung membayangkan kawasan Jalan Dago di Kota Bandung. Memang benar, tapi Jalan Dago juga ada di Kota Sukabumi loh!
Menariknya, nama resmi Jalan Dago di Sukabumi pun sama dengan Kota Bandung yaitu Jalan Ir. H. Juanda. Apakah ini suatu kebetulan saja atau ada atau cerita di balik penamaan pedestrian tersebut?
Ketua Yayasan Dapuran Kipahare, Irman Firmansyah mengatakan, istilah Jalan Dago di Sukabumi digunakan masyarakat sekitar 10 tahun yang lalu. Dia mengatakan, dago memiliki arti tempat menunggu atau 'ngadagoan' dalam bahasa Sunda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sepertinya baru-baru ini saja mungkin 10 tahunan yang lalu karena namanya mirip Dago Bandung, kebetulan Dago Bandung juga Jalan Ir Juanda (sama dengan di Kota Sukabumi). Di situ tempat saling tunggu alias ngadagoan," kata Irman saat dihubungi detikJabar, belum lama ini.
Saat itu, Jalan Dago yang ada di Bandung sedang populer di kalangan anak muda. Kemungkinan besar, Kota Sukabumi mengikuti tren tersebut dengan menyebut Jalan Ir. Juanda sebagai Jalan Dago.
"Iya sepertinya begitu (mengikuti Dago Bandung). Biasa kan anak muda suka meniru yang lebih populer," tuturnya.
Meski demikian, Sukabumi memiliki cerita tersendiri soal Jalan Dago. Pada zaman Belanda, jalan tersebut disebut kadasterweg. Kemudian seiring perkembangan zaman, remaja sesudahnya sering menyebut Cikotengsi (Cikole Tengah Sukabumi).
![]() |
Pasalnya, kawasan tersebut berada di pusat Kota Sukabumi. Kala itu, warga sering menggunakan istilah tersebut untuk menentukan lokasi nongkrong atau berbelanja ke daerah perkotaan.
"Di jam-jam tertentu, terutama jam masuk dan pulang kerja biasanya ramai dengan yang berpapasan dari atas (Jalan R Syamsudin) dan bawah (Jalan R.E Martadinata). Kadang nongkrong di taman uncal yang sekarang sudah tidak ada," paparnya.
Perlu diketahui, Jalan Dago sempat direnovasi oleh Pemerintah Kota Sukabumi pada Oktober 2020 lalu. Pembangunan pedestrian tersebut menggunakan APBD sebesar Rp 2,6 miliar.
Jalan yang asalnya bisa dilakui oleh dua jalur sekaligus, kini hanya bisa digunakan satu jalur. Di sisi lain, kawasan ini semakin terkenal sebagai pusat kuliner Kota Sukabumi.
(bbn/yum)