Cara Mudik Antimainstream di Jabar: Naik Bajaj-Kasih Makan Kucing

Cara Mudik Antimainstream di Jabar: Naik Bajaj-Kasih Makan Kucing

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 02 Mei 2022 19:31 WIB
Ditengah-tengah kepadatan jalur Nagreg, Kabupaten Bandung terselip salah satu pemudik asal Jakarta yang menggunakan Bajaj. Pemudik tersebut langsung mengungkapkan perasaannya yang telah menjalani perjalanan selama 12 jam.
Mudik pakai bajaj (Foto: Yuga Hassani)
Bandung -

Puncak arus mudik Lebaran 2022 telah berlalu, namun dari sekian juta pemudik yang melintas di Jawa Barat terpotret sejumlah pemudik yang memiliki cara dan gaya bermudik yang tak biasa atau anti mainstream. Berikut detikJabar rangkum kisah mereka :

1. Naik Bajaj

Setiap orang punya cara tersendiri untuk mudik. Ada yang menggunakan mobil, sepeda motor, bus, kereta api, kapal, hingga pesawat. Tapi, ada juga ternyata yang mudik menggunakan bajaj.

Salah satunya Yayat asal Cirebon yang mudik menggunakan kendaraan roda tiga atau biasa disebut bajaj. Yayat dan keluarga rela berdesakan di dalam bajaj dan menempuh perjalanan berjam-jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mau ke Cirebon dari Mangga Besar, Jakarta Barat, bersama keluarga ada empat orang," ujar Yayat saat sedang beristirahat di pom Bensin wilayah Pantura, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (28/4/2022) malam.

Ditengah-tengah kepadatan jalur Nagreg, Kabupaten Bandung terselip salah satu pemudik asal Jakarta yang menggunakan Bajaj. Pemudik tersebut langsung mengungkapkan perasaannya yang telah menjalani perjalanan selama 12 jam.Ditengah-tengah kepadatan jalur Nagreg, Kabupaten Bandung terselip salah satu pemudik asal Jakarta yang menggunakan Bajaj. Pemudik tersebut langsung mengungkapkan perasaannya yang telah menjalani perjalanan selama 12 jam. Foto: Yuga Hassani

Yayat mudik menggunakan bajaj bersama dengan keluarga besarnya seperti istri, dan kedua anaknya. Menurutnya, mudik menggunakan bajaj ini sudah sering dilakukan oleh keluarganya, bahkan seolah sudah menjadi tradisi.

ADVERTISEMENT

"Udah sering waktu zaman Presidennya Pak SBY, mudik pasti pakai bajaj, ya gimana juga soalnya cuman punya bajaj aja," katanya.

Yayat tak sembarangan mudik menggunakan bajaj. Ia sudah memastikan bajaj yang dikendarainya sudah dalam keadaan prima. Sehingga ia merasa lebih aman dan nyaman selama perjalanan.

Dalam perjalanan, pria berusia 59 tahun itu memiliki kiat khusus. Selain harus berhati-hati, Yayat selalu menjaga laju kendaraannya pada batas wajar.

"Ya saya lakukan sebisa saya agar tidak terjadi kecelakaan, kondisi kendaraan sama supir juga harus fit semuanya," ucapnya.

Sementara itu pada mudik Lebaran 2022 H-5 ini, Yayat mengaku selama perjalanan dari wilayah Jakarta menuju Cirebon masih terbilang ramai lancar dan belum terjadi kemacetan.

"Saya lewat Karawang malam tadi, alhamdulillah tidak macet selama di perjalanan barusan," tuturnya.

Sementara itu, hingga malam ini ini arus mudik di Jalur Pantura masih didominasi pemudik motor dan bus. Sesekali terlihat juga pemudik mobil pribadi yang memilih jalur arteri untuk pulang kampung.

2. Kayuh Sepeda dari Bekasi ke Purwokerto

Seorang pria paruh baya, Dedi Sukmadi (60), mudik menggunakan sepeda dari Bekasi dengan tujuan Purwokerto, Jawa Tengah. Dia telah mengayuh sepedanya sejak tiga hari yang lalu.

Terlihat lelah, Dedi mendorong sepedanya untuk menepi di Pos Terpadu Cileunyi. Terlihat Dedi hanya membawa dua buah tas dan dua buah bingkisan yang diikat di belakang sepedanya.

Hari demi hari ia mengayuh sepedanya demi bertemu dengan sanak saudaranya. Kota demi kota ia tepi tanpa mengalami kendala sedikit pun.

"Udah tiga hari dari Bekasi, biasanya perjalanan enam hari ke Purwokerto, Jawa Tengah. Pake sepeda kan santai, enggak harus buru-buru. Udah mah motor enggak ada juga, kadang saya mah jalan kaki," ujar Dedi saat ditemui detikJabar, di Pos Terpadu Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jumat (29/4/2022) dini hari.

Seorang pria paruh baya, Dedi Sukmadi (60), mudik dengan menggunakan sepeda dari Bekasi dengan tujuan Purwokerto, Jawa Tengah. Dia telah mengayuh sepedanya sejak tiga hari yang lalu.Seorang pria paruh baya, Dedi Sukmadi (60), mudik dengan menggunakan sepeda dari Bekasi dengan tujuan Purwokerto, Jawa Tengah. Dia telah mengayuh sepedanya sejak tiga hari yang lalu. Foto: 20Detik

Dedi mengungkapkan, jika sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP), ia berasal dari dari Garut. Namun, saat ini orang tuanya telah tiada. Sehingga ia memilih mudik ke kampung halaman istrinya di Purwokerto.

"Istri saya orang Jawa Purwokerto, kalau KTP (saya) asli dari Garut. Cuma orang tua sudah pada enggak ada, jadi pulang ke Jawa. Anak saya empat lah," katanya.

Dedi sendiri memilih bermalam di Pos Terpadu Cileunyi. Ia beristirahat sambil mengumpulkan tenaga untuk melanjutkan perjalanan. Selepas sahur, baru ia mengayuh kembali sepedanya.

Sementara itu, saat menepi di Pos Terpadu Cileunyi, petugas kepolisian masih melakukan penjagaan. Bahkan Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo langsung mempersilakan Dedi menikmati beberapa fasilitas yang ada di Pos Terpadu Cileunyi.

Kusworo mengatakan, pemudik yang menggunakan sepeda tersebut telah melakukan perjalanan selama tiga hari dari Bekasi menuju Purwokerto. Harapannya, Dedi bisa beristirahat dengan nyaman dan menikmati fasilitas di sana.

3. Memberi Makan Kucing

Hal yang unik terjadi di pemberhentian bus di Cileunyi, Kabupaten Bandung. Salah seorang pemudik rela mengeluarkan uang lebih demi memberi makan beberapa kucing liar.

Pemudik asal Tasikmalaya, Rahma (18) mengatakan, sengaja membeli makanan kucing di salah satu minimarket. Kata dia, hal tersebut dilakukan dikarenakan dirinya memiliki kucing peliharaan di rumahnya.

"Ya saya sengaja beli whiskas (makanan kucing) di mini market ini. Kasihan saja lihatnya, apalagi kucingnya banyak. Ya jadi ingat kucing yang di rumah aja," ujar Rahma saat ditemui detikJabar di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Rabu (27/4/2022).

kucing kesasar di pesawatIlustrasi kucing Foto: Kandra Covert/Youtube

Rahma menuturkan hal tersebut sering dilakukannya jika sedang melakukan perjalanan kemanapun. Apalagi, kata dia, saat ini melakukan perjalanan mudik ke luar kota.

"Kalau ke luar rumah, pasti saya menyempatkan membeli makanan kucing. Tadi saya lihat banyak kucing di depan mini market, ya sudah saya inisiatif beli makanan tersebut," katanya.

Ia mengungkapkan jika telah memberikan makanan terhadap kucing bisa memberikan kepuasan tersendiri. Dengan itu, menurutnya, ke depannya bisa memberikan asupan makanan bagi kucing-kucing liar lainnya.

"Ya senang aja kalau udah beri makan kucing itu. Semoga ke depannya bisa terus membantu kucing-kucing liar di manapun," ucapnya.




(bbn/yum)


Hide Ads