.webp)
Arus lalu lintas di kawasan Nagreg masih cukup lancar. Riki (27) pemudik dengan tujuan Ciamis, menghentikan sepeda motornya di sebuah warung.
Kopi hitam yang pertama ia pesan, sambil menunggu kopi untuk menghilangkan rasa dinginnya setelah beberapa jam berkendara Riki pun mencicipi sejumlah gorengan yang dijajakan pemilik warung.
Tidak sendiri, Riki mudik ke Ciamis bersama teman-temannya yang sama-sama bekerja di bengkel yang berada di Kota Cimahi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari Cimahi mau ke Ciamis," kata Riki kepada detikJabar, Rabu (27/4) malam.
Mudik di malam hari, di pilih Riki karena lebih nyaman dan tidak panas. "Pertama enggak panas, kalau macet enggak terlalu panas ya," ujarnya.
Riki bekerja di sebuah bengkel di Cimahi, mudik ke kampung halaman dilakukan setiap tahunnya. "Saya ngerantau, bekerja di bengkel," tuturnya.
Meski jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh dan memakan waktu lama, Riki memilih berhenti sejenak di kawasan Nagreg untuk menikmati suasana mudik lebaran.
"Santai kurang lebih 4 jam, kalau agak ngebut tiga jam setengah," saat disinggung detikJabar terkait durasi waktu mudik ke Ciamis.
Meski masih dalam situasi pandemi COVID-19, Riki menilai jika mudik tahun ini sudah seperti mudik sebelum Pandemi COVID-19. Pasalnya, ia bisa berjalan lancar tanpa ada penyekatan.
"Tahun kemarin mudik juga, tapi tahun sekarang aman, enggak ada penyekatan, alhamdulillah. Nyaman, enak, seru, senang enggak was-was," tuturnya.
Saking ingin mudik, tahun lalu Riki harus mencari jalur alternatif untuk menghindari penyekatan yang dilakukan pihak kepolisian di lapangan.
"Tahun kemarin kita cari-cari jalan tikus, was-was takut diputar balik," pungkasnya.
(wip/tya)
