Emak-emak di Kabupaten Cianjur memprotes soal kualitas sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang dianggap tidak layak. Bahkan emak-emak yang video protesnya viral itu menyebut jika harga sembako di penyalur lebih mahal dibandingkan di pasaran.
Dalam video berdurasi 59 detik yang viral di media sosial itu tampak seorang perempuan sedang menunjukkan paket sembako program BPNT yang diterima orang tuanya.
Perempuan yang belakangan diketahui bernama Mia (32) itu kecewa dengan sejumlah komoditas yang dinilainya tidak layak.
"Desa Sindangraja, kumaha ieu. Bantuan sakieu 200 rebu, suuk model kieu goreng patut, daging kieu geus hideung. Mun dibalanjakeun ka pasar mah leuwih ti kieu. Pantes reh teu balalenghar kumaha, pantes balenghar. Cik mikir atuh mikir. (Desa Sindangraja, bagaimana ini, bantuan segini Rp 200 ribu, kacang seperti ini jelek, daging sudah menghitam, kalau belanja ke pasar bisa lebih dari ini. Pantas mau tidak kaya bagaimana, pantas pada kaya . Mikir dong mikir)," tuturnya.
Warga Desa Sindangraja Kecamatan Sukaluyu ini mengaku membuat video tersebut lantaran kesal, sebab kualitas daging dan kacang tanah yang diterima orangtuanya jelek.
"Saya lihat kurang bagus, makanya sedikit komplain. Tidak ada niat menjatuhkan. Banyak kok yang Terima daging dan kacang yang sama, tapi mereka takut. Makanya saya buat video itu, supaya semua tahu dan ke depannya lebih bagus lagi," ungkap Mia saat ditemui di rumahnya, Senin (25/4/2022).
Ia menegaskan jika orang tuanya mendapatkan bantuan yang dibelikan sembako, sehingga sudah seharusnya kualitas sembako yang didapat bagus.
"Kita bukan minta dan ngemis, beli dari uang bantuan," tegasnya.
![]() |
Dia juga menyebut jika dengan uang yang sama, dirinya bisa mendapatkan komoditas yang lebih bagus dengan jumlah yang lebih banyak jika belanja langsung ke pasar.
"Kalau bagi saya mah mahal, cari untung mahal. Kalau saya ke pasar bisa lebih banyak," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Bantuan dan Perlindungan Sosial Hero Laksono, mengatakan perempuan yang meramaikan kualitas sembako BPNT tersebut bukan merupakan KPM.
"Jadi yang memviralkan itu anak dari penerima BPNT," tuturnya.
Dia mengaku sudah turun langsung ke lapangan dan mengecek masalah yang viral tersebut. Menurutnya dari segi aturan, sembako yang di saluran sudah sesuai pedomam umum.
Namun terkait adanya kualitas semabkonyang dirasa kurang, KPM berhak untuk menukarnya.
"Jadi sebenarnya bisa ditukarkan jika kualitas sembakonya kurang bagus. Tapi semuanya sudah selesai, KPM dan pihak e-warong sudah musyawarah. Ke depannya diharapkan pihak e-warong juga tetap menjalankan aturan dan memberikan sembako yang berkualitas," pungkasnya.
(yum/bbn)