Pada mudik 2022 diperkirakan pemudik yang akan pulang ke kampung halaman membludak. Karena tahun ini aturan mudik telah dilonggarkan pemerintah.
Jika tujuan mudik atau jalur mudik kamu melintasi Kota Cimahi, kamu bisa sekalian rehat sambil wisata religi ke Masjid Kapal Laut nih.
Masjid yang berada di Jalan Bapak Ampi. Baros, Cimahi Tengah, Kota Cimahi ini dibuat berarsitektur kapal laut. Tampak depan, masjid tersebut memiliki bentuk depan kapal laut. Sebuah jangkar yang biasa digunakan untuk bersandar, dipajang dekat dengan kapal. Warna depan masjid kapal memiliki dua warna, putih dan krem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masjid ini berbentuk kapal milik Pelni, salah satunya KM Kerinci, dari bentuk hingga warna cat hampir sama," tutur Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al - Baakhirah Testa Radenta Budhiyanto (47).
Pemudik, bisa singgah untuk rehat sambil menunaikan shalat jika kebetulan lewat. Dijamin kamu akan merasakan sensasi berbeda dibandingkan ke masjid dengan bentuk yang umum.
Masjid kapal tersebut memiliki luas sekitar 200 meter persegi. Masjid ini mampu menampung sebanyak 100 orang jemaah.
Masuk pada bagian dalam masjid, sejumlah ornamen dibuat persis ornamen kapal laut. Di mulai dari lantai masjid yang berwarna coklat menyerupai lantai kayu kapal.
Lampu ball ice yang biasa dipasang pada kapal atau bunker pun dipasang di masjid tersebut. Lampu itu memiliki sensor pencahayaan, jika kekurangan cahaya maka secara otomatis akan menjadi terang.
Tidak ada stop kontak di dinding masjid. Semua terpusat pada pusat panel yang berada di anjungan masjid. Tempat kontrol panel dibuat menyerupai panel yang ada di dalam kapal laut. Sebuah stir kapal dan kompas dipasang di antara kontrol panel tersebut.
"Awalnya oleh arsitek, dibuat seperti kapal saja luarnya. Namun, di tengah perjalanan, kami memutuskan agar lebih detail," ungkap Testa.
Masjid Al - Baakhirah merupakan wakaf dari keluarga Budianto. Testa merupakan anak ketiga dari Budianto. Testa menuturkan, masjid tersebut merupakan keinginan sang ayah sebelum meninggal dunia.
Budianto meninggal pada usia enam puluh tahun di tahun 2002. Setelah 13 tahun meninggalnya, keluarga besar Budianto memutuskan untuk mewujudkan keinginan sang ayah.
Saat ini, Masjid Al Baakirah pun mulai mengalami perluasan. Nantinya, luas masjid akan berkisar 400 meter persegi. Dari sebelumnya hanya dapat menampung 100 jemaah, direncanakan usai perluasan, dapat menampung lebih dari 200 jemaah.
(tey/tya)