Melihat Masjid Berbentuk Kapal Laut di Cimahi, Terinspirasi Nabi Nuh

Melihat Masjid Berbentuk Kapal Laut di Cimahi, Terinspirasi Nabi Nuh

Muhammad Iqbal - detikJabar
Kamis, 14 Apr 2022 08:02 WIB
Masjid Al - Baakhirah, masjid berbentuk kapal laut di Kota Cimahi.
Masjid Al - Baakhirah, masjid berbentuk kapal laut di Kota Cimahi. (Foto: Muhammad Iqbal)
Cimahi -

Kisah Nabi Nuh As dan bahteranya adalah bagian sejarah yang tidak bisa dipisahkan. Dari setiap perjalanan hidupnya, perjuangan membangun bahtera atau kapal laut merupakan yang paling ikonik dari sosok Nabi Nuh As.

Usai mengangkut sejumlah pengikutnya yang beriman agar selamat dari bencana, kapal itu bersandar entah di mana. Hingga kini bentuknya serta keberadaan kapal itu belum diketahui.

Masjid Kapal Berfilosofi Bahtera Nabi Nuh

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah ini menjadi salah satu latar belakang mengapa masjid di Baros, Cimahi Tengah, Kota Cimahi dibuat berarsitektur kapal laut. Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al - Baakhirah Testa Radenta Budhiyanto (47) menuturkan, pihaknya ingin memberikan edukasi kepada masyarakat menyoal sejarah perjuangan Nabi Nuh As.

"Salah satunya kenapa masjid ini dibangun ya karena kami ingin mengedukasi masyarakat soal sejarah Nabi Nuh As. Kedua adalah edukasi bentuk kapal (masa kini)," ungkap Testa saat ditemui beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT
Masjid Al - Baakhirah, masjid berbentuk kapal laut di Kota Cimahi.Masjid Al - Baakhirah, masjid berbentuk kapal laut di Kota Cimahi. Foto: Muhammad Iqbal

Tampak depan, masjid tersebut memiliki bentuk depan kapal laut. Sebuah jangkar yang biasa digunakan untuk bersandar, dipajang dekat dengan kapal. Warna depan masjid kapal memiliki dua warna, putih dan krem.

"Masjid ini berbentuk kapal milik Pelni, salah satunya KM Kerinci, dari bentuk hingga warna cat hampir sama," tutur Testa.

Masjid kapal tersebut memiliki luas sekitar 200 meter persegi. Masjid ini mampu menampung sebanyak 100 orang jemaah.

Masuk pada bagian dalam masjid, sejumlah ornamen dibuat persis ornamen kapal laut. Di mulai dari lantai masjid yang berwarna coklat menyerupai lantai kayu kapal.

Lampu ball ice yang biasa dipasang pada kapal atau bunker pun dipasang di masjid tersebut. Lampu itu memiliki sensor pencahayaan, jika kekurangan cahaya maka secara otomatis akan menjadi terang.

Masjid Al - Baakhirah, masjid berbentuk kapal laut di Kota Cimahi.Masjid Al - Baakhirah, masjid berbentuk kapal laut di Kota Cimahi. Foto: Muhammad Iqbal

Tidak ada stop kontak di dinding masjid. Semua terpusat pada pusat panel yang berada di anjungan masjid. Tempat kontrol panel dibuat menyerupai panel yang ada di dalam kapal laut. Sebuah stir kapal dan kompas dipasang di antara kontrol panel tersebut.

"Awalnya oleh arsitek, dibuat seperti kapal saja luarnya. Namun, di tengah perjalanan, kami memutuskan agar lebih detail," ungkap Testa.

Masjid Al - Baakhirah merupakan wakaf dari keluarga Budianto. Testa merupakan anak ketiga dari Budianto. Testa menuturkan, masjid tersebut merupakan keinginan sang ayah sebelum meninggal dunia.

Budianto meninggal pada usia enam puluh tahun di tahun 2002. Setelah 13 tahun meninggalnya, keluarga besar Budianto memutuskan untuk mewujudkan keinginan sang ayah.

"Sebelum meninggal beliau ingin mendirikan masjid. papa meninggal 2002. Alhamdulilah di tahun 2015 uang terkumpul dan bisa bangun masjid," tutur Testa.

Masjid Al - Baakhirah, masjid berbentuk kapal laut di Kota Cimahi.Masjid Al - Baakhirah, masjid berbentuk kapal laut di Kota Cimahi. Foto: Muhammad Iqbal

Selain filosofi kisah nabi Nuh As, latar belakang profesi Budianto menjadi salah satu alasan mengapa masjid berbentuk kapal dibangun. Budianto adalah seorang nahkoda.

"Awal karirnya kan di akademi angkatan laut, pernah ikut berjuang juga. Terus beliau masuk ke akademi ilmu kepelayaran, merintis dari sana. Dari kapal barang sampai akhirnya bisa jadi nahkoda kapal putih atau kapal penumpang," ungkap Testa.

Setelah menghabiskan waktu selama 8 bulan, akhirnya masjid kapal sudah bisa digunakan untuk beribadah pada 2016.

"Ini pada awalnya tanah papa, yang disiapkan untuk anak-anaknya. Kami keluarga, memutuskan tanah dan bangunan masjid ini diwakafkan untuk ibadah umat muslim," tuturnya.

Saat ini, Masjid Al Baakirah pun mulai mengalami perluasan. Nantinya, luas masjid akan berkisar 400 meter persegi. Dari sebelumnya hanya dapat menampung 100 jemaah, direncanakan usai perluasan, dapat menampung lebih dari 200 jemaah.

"Alhamdulilah, pasca covid, sejumlah masyarakat dan donatur masih bisa menyisihkan uangnya untuk memperluas masjid," ucapnya.

Rencananya, perluasan itu tetap berkonsep kapal laut. Nantinya, bagian belakang masjid akan dibentuk layaknya badan bagian tengah kapal laut.




(orb/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads