Warga Bandung, Waspadai Dampak Terburuk Akibat Pemanasan Global

Warga Bandung, Waspadai Dampak Terburuk Akibat Pemanasan Global

Rifat Alhamidi - detikJabar
Kamis, 21 Apr 2022 09:01 WIB
Ada yang unik dan baru di Taman Kandaga Puspa, Bandung. Taman itu kini memiliki sebuah kolam retensi yang di waktu-waktu tertentu akan mengeluarkan kabut.
Ilustrasi (Foto: Wisma Putra)
Bandung -

Suhu di Kota Bandung kini terasa lebih panas dibanding dulu. Fenomena ini terjadi akibat adanya perubahan iklim di Kota Bandung. Imbasnya, Bandung yang dikenal sebagai kota adem dan sejuk, kini mulai terasa panas dan tak lagi dingin.

Jika dibiarkan terus menerus, ada ancaman besar yang mengintai warga Kota Bandung. Mulai dari rentan terkena penyakit, bahkan berujung ke kasus kematian akibat terkena dehidrasi imbas adanya pemanasan global tersebut.

"Kita bukan menakut-nakuti, tapi ini kemungkinan terburuk yang bisa terjadi dari pemanasan global ini. Soalnya sudah banyak contoh di beberapa negara, itu bisa mengganggu kesehatan warganya hingga berujung kematian," kata Direktur Eksekutif Walhi Jabar Meiki W Paendong saat berbincang dengan detikJabar via telepon, Bandung, Rabu (20/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ucapan Meiki bukan isapan jempol belaka. Di beberapa negara seperti Australia, hingga di beberapa negara Eropa, sudah ada kasus kematian akibat warganya terkena dehidrasi dari pemanasan global.

"Jepang bahkan sekalipun yang punya empat musim, karena panas tinggi akhirnya banyak kematian yang terjadi di sana," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Kelompok usia yang rentan terkena penyakit akibat pemanasan global ini menurut Meiki, adalah para lansia dan anak-anak. Pemerintah harus segera memikirkan cara supaya warganya tak mengalami kejadian buruk tersebut.

"Selain kematian, yang terburuk itu mengganggu kesehatan. Lansia sama balita yang paling rentan," pungkasnya.




(ral/tey)


Hide Ads