Sejak pukul 15.00 WIB, puluhan mahasiswa yang tergabung ke dalam Aliansi Mahasiswa Cimahi berjalan mengarah ke kantor dewan. Mereka membawa sejumlah tuntutan yang nantinya disampaikan kepada anggota DPRD Kota Cimahi.
Sejumlah tuntutan yang mereka suarakan di antaranya, mendesak Presiden Jokowi untuk memecat Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Lalu, mahasiswa menolak kenaikan PPN, PPh, PBB dan BBM.
Ketiga, mahasiswa mendesak Kapolri agar evaluasi pelanggaran protap pengendalian massa. Keempat, menuntut Pemkot Cimahi yang tidak bisa menanggulangi stunting. Dan terakhir, meminta Pemkot Cimahi mengevaluasi masalah banjir di Cimahi.
Sembari berorasi, mahasiswa sesekali bernyanyi. Lagu yang mereka nyanyikan yakni sebuah lagu anak namun diganti dengan pesan sarkas.
"Kepala pundak Luhut lagi, Luhut lagi," teriak mahasiswa dengan kompak.
Sekira pukul 16.00, mahasiswa pun mencoba masuk ke dalam kantor DPRD yang sudah dikawal oleh petugas kepolisian. Beruntung, aksi dorong tersebut tidak menyebabkan kericuhan.
Tidak lama, sejumlah anggota dewan dan Kepala Dinas Perdagangan Kota Cimahi datang melakukan audiensi dengan mahasiswa.
Diskusi berjalan cukup alot. Mahasiswa tidak menerima dengan sejumlah alasan dari anggota dewan maupun kepala dinas. Meski demikian, akhirnya mahasiswa menerima opsi untuk membuat surat rekomendasi atas sejumlah tuntutannya yang akan diajukan kepada DPR RI.
Meski begitu, aksi pun berakhir dengan damai. Hingga pukul 17.00 WIB mahasiswa membubarkan diri.
Dalam pelaksanaan unjuk rasa, mahasiswa membakar ban di depan massa dan petugas keamanan. Asap gelap pun membumbung tinggi menutupi bagian depan massa aksi.
Sejumlah spanduk pun dibentangkan, salah satu spanduk bertuliskan 'Kabinet Gagal' membentang dibawa oleh mahasiswa.
"Begini abang-abang (petugas polisi) yang berseragam, kami ke sini bukan mau bertemu dengan abang-abang. Kami ingin bertemu dengan wakil rakyat kami," ucap lagi orator.
(yum/bbn)