Cerita Teror 'Gaib' di Balik Kiprah 22 Tahun Ponpes Dar Al-Taubah Saritem

Kota Bandung

Cerita Teror 'Gaib' di Balik Kiprah 22 Tahun Ponpes Dar Al-Taubah Saritem

Rifat Alhamidi - detikJabar
Minggu, 17 Apr 2022 15:02 WIB
Suasana di Ponpes Dar Al-Tubah Bandung.
Suasana di Ponpes Dar Al-Tubah Bandung (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar).
Bandung -

Pondok Pesantren Dar Al-Taubah telah memberikan warna baru di kawasan Saritem, Kota Bandung. Ponpes tersebut berhasil muncul dan menjadi pembeda selama 22 tahun di tempat yang menjadi lokalisasi tersohor di Jawa Barat tersebut.

Namun, di balik misi suksesnya saat ini, ada kisah mencekam yang harus dilalui para pengasuh pondok pesantren maupun santri di sana. Dari mulai teror hingga kejadian berbau magis pernah dilalui Ponpes Dar Al-Taubah saat awal-awal pondok tersebut didirikan.

"Kalau teror secara fisik Alhamdulilah enggak pernah, tapi secara magis memang betul ada. Itu saya rasakan sendiri sampai tahun ketiga pondok didirikan," kata pengasuh Pondok Pesantren Daruttaubah Dudu Mardiana saat berbincang dengan detikJabar di Jalan Kebon Tangkil, Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teror tak masuk akal itu menghantui para penghuni pondok pesantren dari mulai kemunculan mahluk tak kasat mata hingga adanya hewan-hewan berbahaya di lingkungan ponpes. Bahkan, alumnus Ponpes Darussalam Gontor ini pernah menjadi sasaran saat teror gaib yang terjadi di Daruttaubah.

"Saya kan ikut dari awal di ponpes, pernah waktu itu lagi tidur tiba-tiba ada kalajengking di kamar. Kejadian seperti itu sering saya alamin, termasuk anak-anak santri lagi mandi tiba-tiba di bak banyak kelabang sama kalajengking," ujar Dudu.

ADVERTISEMENT

Praktis, saat teror itu terjadi, tak sedikit santri yang terkena imbasnya. Bahkan, beberapa di antaranya banyak yang mengundurkan diri dari pondok pesantren lantaran tak kuat dengan teror tersebut.

"Di tahun pertama sampai ketiga itu bantri banyak yang goncang. Ada yang sakit, yang pulang juga ada karena enggak kuat sering lihat penampakan kayak gitu," ucapnya.

Teror mencekam itu pun bisa dilalui setelah tahun ketiga pendirian Ponpes Daruttaubah. Sang pendiri ponpes, almarhum KH Imam Sonhaji saat itu punya metode untuk menangkal teror gaib tersebut.

"Sampai tahun ketiga yang berat, setelah itu Alhamdulilah enggak ada lagi. Karena dulu almarhum, pendiri, itu setiap malam Jumat selalu mengadakan istigosah di sini. Terus yang diundang juga ulama se Kota Bandung. Jadi Alhamdulilah semuanya bisa dilalui," tuturnya.

Kisah teror yang dialami Dudu di Ponpes Daruttaubah itu bukan isapan jempol belaka. Pasalnya, dia sempat didatangi seseorang yang berpengaruh di kawasan Saritem, dan mengungkapkan sendiri bahwa teror-teror itu merupakan kiriman gaib untuk mengusir pondok pesantren.

"Jadi pernah ada orang, katakannya dia punya pengaruh di sini. Itu dia bilang sendiri ke kami di pondok. Bahasa dia gini, hebat katanya orang-orang pesantren enggak tahu punya ilmu apa, padahal udah berapa dukun yang nyerang ke sini. Itu kata dia, dianya jujur bilang melakukan hal itu ke pondok," ungkapnya.

Kini usai 22 tahun berkiprah di kawasan Saritem, Ponpes Dar Al-Taubah sudah bisa hidup berdampingan dengan lingkungan warga di sana. Memang aktivitas prostitusi tak bisa padam, tapi akhirnya keberadaan Ponpes Dar Al-Taubah lebih diakui terutama perihal kebutuhan agama untuk warga sekitarnya.

"Sekarang hubungan dengan masyarakat udah bagus. Ketika ada warga yang buat acara sukuran misalnya entah itu lahiran anak, khitanan ataupun tahlilan ada yang meninggal, mereka pasti ngonteknya ke kita. Termasuk pemulasaran sama menyolatkan jenazah, itu semua kita lakukan di sini dan gratis buat warga," katanya.

"Tujuan kita memang untuk syiar, untuk dakwah, jadi harus perlahan-lahan, kalau menghilangkan kan sulit yah. Tapi minimal anggapan orang-orang ke tempat ini di Gardujati itu bukan cuma tempat prostitusi aja, di sisi lain ada pesantren juga di sini," pungkasnya.

(ral/mso)


Hide Ads