Anggaran Kalender DPRD Jabar Rp 3 M, FITRA: Ini Juksung, Bagi-bagi Kue

Anggaran Kalender DPRD Jabar Rp 3 M, FITRA: Ini Juksung, Bagi-bagi Kue

Sudirman Wamad - detikJabar
Kamis, 14 Apr 2022 14:29 WIB
Ilustrasi kalender atau tanggal merah
Ilustrasi kalender (Foto: Getty Images/iStockphoto/Boonyachoat).
Bandung -

DPRD Jawa Barat (Jabar) menggelontorkan anggaran Rp 3 miliar untuk belanja barang berupa kalender. Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Jabar mengendus adanya dugaan praktik 'bagi-bagi kue'.

Belanja kalender ini terdiri dari 15 mata anggaran, disesuaikan dengan jumlah daerah pemilihan (dapil) di Jabar. Masing-masing mata anggarannya Rp 200 juta. Sehingga jika ditotal anggaran belanja kalender ini mencapai Rp 3 miliar. Metode pemilihan proyek ini dilakukan secara penunjukan langsung (juksung).

"Ini kan juksung. Saya kalau lihat selintas dengan sistem juksung, biasanya menunjukkan bahwa ini bagi-bagi kue," kata Dewan Daerah FITRA Jabar Nandang Suherman saat dihubungi detikJabar, Kamis (14/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nanang mengatakan sejumlah anggota DPRD sejatinya telah menjalin kerja sama dengan perusahaan atau PT untuk mengeksekusi anggaran yang disediakan. Sehingga, lanjut dia, kondisi demikian memberi keuntungan bagi anggota dewan.

"Atau jangan-jangan itu bagian dari perusahaannya adalah mereka sendiri (anggota dewan). Modus seperti ini sebetulnya dianggap lumrah. Berlangsung cukup lama, di daerah-daerah juga begitu," kata pria yang juga pengajar di Sekolah Politik Anggaran (SEPOLA) dan Perkumpulan Inisiatif Bandung.

ADVERTISEMENT

Kebijakan pengadaan kalender dengan menggunakan metode juksung, dinilai Nandang, merupakan upaya wakil rakyat dalam mengakali regulasi. Sebab, lanjut dia, sistem juksung memiliki batasan maksimum nilai anggaran.

"Kalau memang ada indikasi itu bagi-bagi kue. Diduga ada permainan di internal. Ini (pengadaan kalender) terlalu mengada-ngada," kata kata peneliti senior FITRA.

Sementara itu, Kasubag Humas Sekretariat DPRD Jabar M Hafidz membenarkan adanya pengadaan kalender yang mencapai Rp 3 miliar. Hafidz juga tak menampik anggaran pengadaan kalender tersebut beberapa di antaranya sudah terserap.

"Yang sudah selesai pencetakan dan pendistribusian kalender, tentunya sudah diserap. Akan tetapi masih ada juga yang dalam proses pencetakan, tentunya belum diserap," kata Hafidz melalui pesan singkatnya.

(sud/mso)


Hide Ads