Sebuah bangunan bambu dua lantai nan megah berdiri di tepi jalan Kampung Babakan Sirna RT 01/04, Desa Gandasoli, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi. Siapa sangka, bangunan nyentrik yang difungsikan sebagai Pos Keamanan Lingkungan (Pos Kamling) itu dibangun sendirian oleh seorang kakek.
Kakek Uwes (75), si pembuat pos kamling itu mengaku bangunan bambu yang ia buat selama 3 bulan itu menghabiskan uang sebesar Rp 5 juta. Namun buah keisengan menyalurkan hobi yang ia ciptakan itu, kini bisa digunakan para peronda malam di kampung halamannya,
"Pos Kamling ini didirikan dua tahun lalu atau tahun 2020, bikinnya sendirian dan membutuhkan waktu hingga 3 bulan. Mulai dari merangkai hingga pos itu berdiri menjadi dua tingkat sampai pengecetan, semuanya sendirian," kata Uwes kepada detikJabar, Rabu (13/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain bambu, Uwes juga menggunakan kayu. Ditangan pria yang memang perajin bambu itu pos kamling yang awalnya biasa saja ia sulap dengan sentuhan seni. Agar lebih menarik ia juga memberikan sentuhan bermacam warna di setiap lekukan pos tersebut.
Saat awal berdiri dulu, pos tersebut juga jadi sasaran anak muda untuk berfoto, bahkan hingga saat ini keberadaan pos tersebut kerap mengetuk rasa penasaran mereka yang melintasi jalanan kampung tersebut. Sampai kini, pos kamling karya Uwes membuat betah peronda malam dalam menjaga keamanan kampung karena ada pos pantau di lantai atas.
"Pembangunannya biaya sendiri Rp 5 juta, pakunya saja menghabiskan 30 kilogram, belum lagi cat warna warni. Mudah - mudahan dengan pos kamling ini dapat meningkatkan semangat masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketentraman lingkungan," papar Uwes.
Menurut Uwes pembangunan pos kamling itu terinspirasi bangunan di daerah Kelapa Gading Jakarta, sehingga dirinya mengaplikasikan pada bangunan pos kamling tepat di bawah rumahnya itu.
"Saya Insya Allah bikin apa saja bisa, asal ada gambarnya saya bisa buatkan replikanya. Kalau pos ini dulu pernah lihat sekilas di Kelapa Gading, Jakarta saya lupa gedung apa ya," kata Uwes mencoba mengingat, dahinya terlihat berkerut-kerut.
Sementara itu, Kepala Desa Gandasoli, Saeban menambahkan, pos kamling itu memang dibangun oleh Uwes. Menurut Saeban meskipun sudah lanjut usia, tetapi sosok Uwen ini memiliki nilai seni dan tingkat kreatifitas yang tinggi.
"Beliau itu kreatif dari dulu juga, bahkan rumahnya saja punya seni, meskipun sederhana dari bambu, papan dan lainya. Pak Uwes juga pernah ikut pelatihan kesenian dari bambu tahun anggaran 2018-2019. Intinya saya sangat mengapresiasi dengan adanya kreatifitas pak Uwes ini. Dengan begitu, petugas ronda yang sedang piket tidak jenuh saat berjaga dan nyaman," singkat Saeban.
(yum/tey)