Perang sarung marak terjadi di sejumlah daerah di awal pekan Ramadan. Aksi perang sarung pun ramai di jagat maya atau media sosial. Polisi bergerak mengantisipasi agar tak ada korban akibat perang sarung.
Berikut rangkuman perang sarung yang tengah marak saat Ramadan. Aksi ini berbahaya. Sebab, beberapa di antaranya memodifikasi sarung, menambahkan benda berbahaya seperti batu dan alat lainnya.
Sarung Berisi Batu
Puluhan bocah terlibat aksi perang sarung di Jalan Raya Cianjur-Bandung, tepatnya di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Rabu (6/4) dini hari. Warga mengaku resah dengan aksi tersebut, sebab sarung yang digunakan para bocah itu berisikan batu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi yang dihimpun, puluhan remaja yang terbagi dalam dua kelompok itu saling berkumpul di dua lokasi yang berdekatan. "Sekitar pukul 03.00 WIB, terlihat ada dua kelompok anak-anak yang berkumpul. Jarak titik kumpul antara mereka sekitar 500 meter, yang satu di jalan menuju puskesmas, yang satu lagi di dekat sekolahan," ujar Hendi Sanusi (30), warga sekitar, Rabu (6/4/2022).
Tidak lama kemudian, salah seorang anak mendatangi kelompok lainnya disusul rekannya dan berujung aksi saling serang. Para bocah itu saling memukulkan sarung yang bagian ujungnya diikat. Namun beberapa anak diduga sudah mengisi ikatan sarungnya dengan batu.
"Mereka saling serang, memukulkan sarungnya. Tapi terlihat tadi ada yang mengisi ikatan sarungnya dengan batu, agar hantamannya lebih keras," kata dia.
Grup Perang Sarung di Medsos
Di Cianjur, pelaku perang sarung ini membuat grup sebagai wadah. Grup difungsikan untuk membuat perjanjian perang.
Berdasarkan penelusuran detikJabar, sejak hari pertama Ramadan, bermunculan grup baru di media sosial Facebook dengan nama perang sarung, mulai dari perang sarung 2022, Perang Sarung Cianjur 2022, Info Perang Sarung Cianjur-Cipanas, dan banyak lagi.
Di dalam grup tersebut, setiap akun saling posting dan sahut-sahutan untuk melakukan aksi perang sarung. Ada yang memang mencari musuh, ada pula yang menginformasikan agar kelompok lain sengaja mendatangi mereka untuk berperang.
"Tungturunan (Sukaluyu) butuh lawan," tulis akun A**l dalam grup Perang Sarung Cianjur 2022.
Beberapa hari terakhir juga terjadi aksi perang sarung di Kabupaten Cianjur dimana para pelakunya sudah saling janjian melalui media sosial untuk bertemu.
Bahkan terbaru, aksi perang sarung di Kecamatan Bojongpicung berujung tindak kekerasan, dimana salah seorang peserta perang sarung yang terjatuh menjadi sasaran pemukulan dan tendangan kelompok lawannya.
Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan mengatakan pihaknya sudah menyiagakan tim khusus untuk melakukan patroli, mencegah terjadinya perang sarung. Selain itu, setiap polsek juga diminta untuk memantau titik-titik yang rawang di wilayahnya.
"Setiap sahur sudah ada yang patroli, bukan hanya tim khusus tapi juga anggota di Polsek-polsek. Karena masih terjadi, kita akan tingkatkan lagi patrolinya, termasuk patroli siber untuk memantau yang janjian di media sosial," pungkasnya.
Enam Remaja Diamankan Gegara Perang Sarung
Polisi di Sukabumi mengamankan enam remaja yang terlibat perang sarung. Remaja itu diamankan Polres Sukabumi dini hari tadi atau sekitar pukul 01.00 WIB, Rabu (6/4/2022).
Dari tangan mereka polisi mengamankan sarung yang di pelintir sedemikian rupa yang digunakan untuk menyakiti lawannya ketika tawuran. Pihak kepolisian sendiri mengaku sudah melakukan antisipasi sebelum Ramadan. Polisi meminta kepada seluruh kepala desa dan aparat keamanan lingkungan untuk mengantisipasi terjadinya aksi tawuran.
"Hari ini kita melakukan kegiatan preventif, kita (sebelumnya) sudah melakukan imbauan dan kita sudah mengumpulkan para kades, ketua keamanan lingkungan masing-masing. Namun anak-anak ini masih bandel, terlibat tawuran sehingga kita lakukan tindakan kepolisian untuk dicek keterlibatannya," kata Kabag Ops Polres Sukabumi Kompol Suwardi kepada detikJabar.
Polisi juga melakukan penyelidikan terkait adanya dugaan dalang di balik aksi para remaja itu. Tindakan lebih tegas akan diberikan kepada mereka yang mendorong para remaja untuk melakukan tawuran.
"Mudah-mudahan ada sponsor di belakang, akan saya lakukan penangkapan ke yang bersangkutan, saya bawa kapolsek oleh Kasat Narkoba kita lakukan test urine, yang kita amankan ada 6 orang," lanjut Suwardi.
Pelaku Perang Sarung Masih Bocah
Polisi amankan sejumlah orang yang diduga terlibat perang sarung di Subang. Mayoritas pelaku masih bocah. Usianya belasan tahun.
Kapolsek Pamanukan Kompol Undang Sudrajat mengatakan gerombolan remaja tanggung yang masing-masing memegang sarung seperti mau perang itu terjadi pada Jumat, (8/4/2022) dini hari.
"Begitu kita mendapatkan laporan kita langsung ke TKP bersama dengan anggota, kita mengamankan enam orang," ujar Undang kepada detikJabar saat dihubungi.
Undang menjelaskan kronologis kejadian berawal dari gerombolan remaja tanggung asal Kecamatan Compreng dan Kecamatan Pusakanagara berkumpul dengan teman-temannya di wilayah Pamanukan. Melihat gerombolan remaja tanggung tersebut, warga pun langsung bubarkan gerombolan dan akhirnya mengamankan enam remaja tanggung.
"Mereka itu datang dari Compreng terus dari Pusaka nah berkumpul lah sama teman-temannya nah terus sama warga ini disuruh bubar abis itu pada lari," katanya.
Dari hasil pemeriksaan terhadap ke enam remaja tanggung ini, menurut Undang, pihaknya tidak menemukan unsur dari dugaan tawuran. Polisi melakukan pembinaan serta diserahkan kepada orang tua masing-masing.
"Rata-rata itu di bawah umur ada yang 13 tahun 14 tahun mereka kami suruh buat surat pernyataan dan langsung dikembalikan kepada orang tuanya," ucapnya.
Sementara itu, untuk terus menjaga kondusifitas, pihak kepolisian terus gencar melakukan patroli dari malam hingga pagi hari. "Sampai pagi kami patroli," kata Undang menambahkan.
Beraksi Subuh
Sekelompok remaja dari tiga desa, yakni Desa Mandalawangi, Mandalasari, serta Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terlibat aksi perang sarung.
Perang sarung yang dilakukan sekelompok remaja itu terjadi pada Jumat (8/4/2022) dini hari. Beruntung tak ada korban akibat kejadian tersebut. Namun tetap kejadian ini meresahkan masyarakat di sekitar lokasi kejadian.
"Betul ada beberapa kejadian perang sarung tadi subuh, tapi berhasil dibubarkan. Jadi kita pastikan tidak ada korban luka atau lainnya," kata Kapolsek Cipatat, Kompol Muhtarom kepada wartawan.
Hal yang membahayakan dari aksi perang sarung itu yakni penggunaan batu kecil yang diikatkan pada ujung kain sarung. Jika mengenai lawannya, hal itu tentu bakal menimbulkan luka.
Muhtarom menyebut aksi perang sarung ini biasanya mulai dilakukan setelah salat tarawih hingga menjelang sahur. Kegiatan ini awalnya hanya mainan senang-senang anak-anak semata, tapi berubah jadi bahaya karena mencelakakan orang lain.
"Apalagi kalau sudah pakai batu, ini sangat bahaya. Maka untuk upaya pencegahan, kita koordinasi dengan apar setempat gencar patroli. Jika ditemukan langsung bubarkan," ujar Muhtarom.
Patroli Perang Sarung
Maraknya perang sarung saat Ramadan ini membuat petugas keamanan langsung bergerak. Polisi di sejumlah daerah langsung mengantisipasi agar tak ada korban. Salah satunya dengan patroli rutin.
Sejak awal Ramadan, Polres Sukabumi berpatroli. Sebab, perang sarung merupakan kegiatan yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Hingga akhirnya mengamankan enam remaja.
"Posisinya sudah melaksanakan kegiatan tawuran, langsung kita lakukan pengamanan. Kegiatan ini adalah bagian dari kegiatan rutin antisipasi gangguan kamtibmas, tidak boleh ada gangguan keamanan apapun di bulan suci Ramadan, ingat ini adalah bulan penuh berkah. Sehingga anak anak baru gede ini harusnya orang tua ataupun yang bertanggung jawab jangan sampai melakukan tindakan di luar hukum," ujar Kabag Ops Polres Sukabumi Kompol Suwardi.
Di Kabupaten Bandung Barat (KBB) polisi rutin melakukan patroli malam. Selain itu, polisi juga memantau secara rutin di ruang-ruang publik dan tempat nongkrong anak muda ngabuburit.
"Selain memantau titik-titik keramaian seperti pasar. Kami juga pantau dan lakukan pengamanan sore ngabuburit. Salah satunya tempat-tempat nongkrong anak muda," kata Kapolsek Cipatat Polres Cimahi Kompol Muhtarom.
(sud/mso)










































