Ratu Rimba Gunung Ciremai Makin Pede Menjelajah Hutan

Ratu Rimba Gunung Ciremai Makin Pede Menjelajah Hutan

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Sabtu, 09 Apr 2022 16:34 WIB
Rasi si macan tutul betina (istimewa Dokumen Balai TNGC)
Foto: istimewa Dokumen Balai TNGC
Kuningan -

Rasi, adalah seekor macan tutul jawa berjenis kelamin betina yang dilepasliarkan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) pada 5 Maret 2022 lalu. Usai dilepasliarkan, pergerakan Rasi terus dipantau tim macan tutul (Matul) Gunung Ciremai.

Sebulan menjadi ratu rimba Gunung Ciremai, Rasi terpantau semakin percaya diri (pede). Daya jelajahnya kini semakin meluas. Rasi nampak berani masuki kawasan hutan alam Gunung Ciremai.

"Dilansir dari hasil pemetaan pergerakan yang dipetakan oleh tim Matul Taman Nasional Gunung Ciremai, pergerakan Rasi semakin meluas," kata Kepala Balai TNGC, Teguh Setiawan kepada detikJabar, Sabtu (9/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disampaikan dia, berdasarkan pantauan sinyal GPS Colar yang dipasang di leher Rasi. Pada minggu pertama dan kedua, Rasi nampak belum pede menjelajah lebih luas. Pergerakannya, masih di seputaran kandang habituasi.

Hal ini dinilai wajar, sebab naluri dan insting Rasi belum terbiasa hidup di alam liar. Pasalnya, jelas Teguh, si ratu rimba Gunung Ciremai ini masih terbiasa dengan kandang habituasi yang dihuninya selama 30 hari.

ADVERTISEMENT

"Setelah 1 bulan pascarelease Rasi, pergerakannya menunjukan ke arah lebih masuk ke kawasan dan semakin meluas. Rasi makin pede," ujar Teguh.

Ketua tim Mantul Gunung Ciremai, Robi Gumilang, menjelaskan pemantauan posisi Rasi terus dilakukan setiap harinya. Hal ini dilakukan guna mengetahui blok mana saja yang sudah dilalui Rasi.

"Dari hasil pemantauan, pada tanggal 5 April 2022, saat ini Rasi sudah memasuki zona rimba dengan ekosistem hutan alam," jelas dia.

Semakin liarnya pegerakan Rasi di kawasan hutan Gunung Ciremai, hal ini diharapkan bisa segera mempercepat proses penjodohan dengan Slamet Ramadhan, si macan tutul jantan yang telah menjadi 'raja' rimba Gunung Ciremai sebelumnya.

"Kita berharap di bulan Ramadan ini Rasi bertemu dengan Slamet Ramadan dan segera melakukan perkawinan agar spesies kunci ini terus berkembang populasinya sebagai top predator, penyeimbang dalam kehidupan ekosistem di kawasan hutan Gunung Ciremai," papar dia.

Sekedar informasi, berdasarkan beberapa literatur, daerah jelajah Macan Tutul Jawa mencapai 10-15 km, tergantung dari jumlah individu yang ada. Semakin banyak individu Macan Tutul Jawa yang menghuni hamparan kawasan hutan, maka daerah jelajahnya akan semakin kecil.

Macan tutul jawa merupakan jenis satwa soliter yang tidak membentuk suatu kelompok seperti halnya jenis mamalia lain yaitu primata. Kabar baik ini sekaligus menepis kekhawatiran masyarakat mengenai pergerakan Rasi yang cenderung ke arah pemukiman warga.

Sebagai salah satu satwa liar, secara naluri pasti akan memilih untuk menjauhi manusia dan mencari perlindungan ke tempat yang lebih aman.




(yum/bbn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads