Ratusan mahasiswa Tasikmalaya melakukan aksi demonstrasi di gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Jumat (8/4/2022) petang. Mereka menyuarakan beberapa poin isu nasional. Di antaranya mengkritisi pembangunan ibu kota negara (IKN), menolak wacana penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden.
Mahasiswa yang datang dari berbagai elemen ini mulai berdatangan sekitar pukul 14.00 WIB ke kantor DPRD Jalan RE Martadinata, Kota Tasikmalaya. Mereka menggelar parade orasi sambil membakar ban.
Kemudian mereka merangsek masuk ke ruangan paripurna DPRD. Mereka berkeinginan untuk menduduki tempat kerja wakil rakyat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan mudah mereka masuk ke ruang paripurna. Berhasil masuk ke ruang paripurna massa kembali melakukan orasi. Mereka berdiri di atas meja. Bahkan meja pimpinan sidang pun mereka gunakan sebagai pijakan kaki. Mereka berorasi dan membacakan pernyataan sikap.
Karena tak ada pejabat yang menyambut kedatangan mereka, Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Aszhari Kurniawan mencoba menghadirkan Ketua DPRD Kota Tasikmalaya. Namun kehadiran pejabat itu malah diteriaki 'tamu tak diundang'. Massa tak menghendaki kehadiran pejabat.
Saat Kapolres hendak berbicara lewat pengeras suara, massa berusaha mencegah. Kericuhan kecil terjadi. Kapolres dan Ketua DPRD akhirnya memilih menghindar, keluar dari ruang paripurna.
Selain di dalam gedung, di halaman kantor massa juga tak kalah riuh menggelar orasi. Sementara itu kemacetan juga terjadi di ruas jalan sekitar kantor DPRD. Polisi menutup akses jalan, sementara kendaraan padat menjelang waktu ngabuburit.
Selepas pukul 17.00 WIB massa akhirnya berangsur membubarkan diri.
"Kami menolak pembangunan IKN karena merusak ekosistem alam. Selain itu kami juga menolak penundaan Pemilu serta rencana Jokowi tiga periode," kata Robi Syamsul dari HMI.
(mso/bbn)