Tim pengamat dan peneliti Observatorium dan Musholatorium Imah Noong Lembang belum mampu melihat hilal awal Ramadan pada Jumat (1/4/2022) petang berdasarkan pengamatan di Unisba, Kota Bandung.
Peneliti Observatorium dan Musholatorium Imah Noong Fachri Ahmad Wijaya mengatakan kendala pengamatan hilal awal Ramadan 1443 hijriyah kali ini karena awan mendung.
Pengamatan hilal awal Ramadan yang dilakukan kali ini menggunakan teleskop ioptron 60 AZ Mount dan teleskop 70 ioptron EQ Mount.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk pengamatan hilal hari ini enggak kelihatan karena tertutup awan mendung," ungkap Fachri saat dihubungi detikjabar.
Selain karena awan mendung, Fachri mengatakan pengamatan pada hari Jumat sulit terlihat karena posisi hilal berada di ketinggian kurang dari 2 derajat. Sementara saat ini Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan kriteria baru dalam pengamatan hilal awal Ramadan yakni dengan ketinggian 3 derajat.
"Iya tadi juga kondisinya di bawah 2 derajat, jadi sulit terlihat. Ketetapannya istikmal (pembulatan atau penyempurnaan)," tutur Fachri.
Untuk itu pihaknya bakal melakukan pengamatan lagi pada hari Sabtu (2/4/2022) di UPI Bandung dan di UIN Semarang dengan harapan hilal awal Ramadan bisa terlihat.
"Besok kita akan pengamatan lagi di UPI Bandung dan UIN Semarang. Mudah-mudahan kondisi awan mendukung pengamatan," ujar Fachri.
(yum/bbn)