Gunung Batu di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ramai dikunjungi warga yang memeriahkan gelaran syukuran menyambut Ramadan bertajuk 'Nadar Gunung Batu Lembang', Kamis (31/3/2022).
Gelaran itu diawali dengan arak-arakan seserahan yang dibawa warga dari perkampungan ke puncak Gunung Batu, yang dikenal sebagai titik Sesar Lembang yang paling terlihat dengan sebuah gunungan batu sesuai namanya menjulang tinggi.
Seserahan yang dibawa ada yang berupa makanan ringan, makanan berat, rokok, kelapa, hingga domba berwarna hitam. Seserahan itu diarak oleh sejumlah pria yang di sampingnya dikawal oleh anak-anak menaiki kuda lumping dan seorang pria mengenakan kostum bangbarongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musik tradisional Sunda seperti kendang hingga tarawangsa bersautan mengiringi rombongan.
Rangkaian kegiatan dalam gelaran syukuran itu mulai dari Ngaleunggeuh Lisung, Ngaguyang dan Mucuk Embe, Ngarak Embe, Nandar atau Tumbalan, Soderan Hajat Lembur, kemudian diakhiri dengan gembrong tumpeng dan soderan ibing Ketuk Tilu.
"Kegiatan (Nadar Gunung Batu Lembang) ini memang sudah biasa dilaksanakan menjelang shaum, kebiasaan adat, budaya, dan tradisi warga kampung ini," kata Kuncen Gunung Batu Lembang, Abah Ujang, kepada detikJabar.
Nadar Gunung Batu Lembang sendiri digelar di puncak Gunung Batu dengan alasan tersendiri, utamanya yakni menghormati leluhur. Ditambah adanya penyembelihan seekor domba berwarna hitam yang kemudian kepala dan darahnya ditanam di tanah Gunung Batu juga sebagai upaya tolak bala bagi warga sekitar.
Proses penyembelihan domba hitam yang dibawa sebagai tumbal dalam gelaran itu diawali dengan doa-doa yang dipanjatkan juru kunci. Kemudian dilanjutkan dengan ijab kabul yang diucapkan oleh sesepuh Gunung Batu Lembang.
"Tumbal dengan motong embe ini kan tujuannya untuk meminta keberkahan, keselamatan, khususnya untuk warga Langensari dan umumnya semuanya di Indonesia," ucap Abah Ujang.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bandung Barat Heri Partomo menyebut Nadar Gunung Batu Lembang menjadi salah satu khasanah budaya Sunda khususnya di Lembang yang mesti dilestarikan.
"Terkait pelestarian budaya, terutama ritual di Bandung Barat, pada prinsipnya kami mendukung. Kami komunikasi dengan kepala desa, sesepuh untuk menggali budaya yang ada di wilayahnya, baik ritual, maupun lainnya," kata Heri.
Tidak hanya itu, Disparbud akan mendukung secara penuh baik secara moril maupun materil setiap kegiatan budaya di Bandung Barat.
"Terus terang, sampai saat ini kegiatan warisan budaya tak benda masih dilaksanakan secara lokal oleh pemerintah desa maupun RW, belum didukung sepenuhnya oleh pemda. Hal ini upaya kita dalam pelestarian potensi budaya di Bandung Barat," tutur Heri.
(yum/bbn)