Warga yang tinggal di Perum Karawang Baru punya cara tersendiri untuk merawat 'Kota Mati Tommy Soeharto' yang berada di Kecamatan Klira, Karawang. Salah satunya dengan memasok tarif Rp 2 ribu bagi pengunjung yang ingin memasuki kawasan tersebut.
Meski disebut kota mati, tetapi tempat ini tidak benar-benar ditinggalkan, Pasalnya, masih ada
Ijah (46) selaku Ibu RT 13 Perum Karawang Baru mengatakan pembayaran tarif masuk seharga 2 ribu diperuntukan untuk merawat infrastruktur dari kawasan yang dibangun sejak tahun 1993-1997 itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kayak jalan, lampu penerangan, itu secara mandiri diperbaiki oleh hasil swadaya warga, salah satunya uang masuk yang Rp 2 ribu itu," kata Ijah saat panen timun suri di kawasan Perum Karawang Baru, Kamis (31/3/2022).
Swadaya warga tersebut diakuinya karena tidak adanya pengelolaan perumahaan oleh pihak pengelola.
"Jadi kan tidak ada pengelolanya jadi warga akhirnya bersama-sama udunan untuk memperbaiki semuanya," terangnya.
![]() |
Dari pantauan detikJabar, hilir mudik petani yang mengangkut timun suri dan pengembala ternak mewarnai ramainya aktivitas di 'Kota Mati Tommy Soeharto'. Di sepanjang jalan menuju perumahan, terlihat beberapa lapak para pedagang menjajakan timun suri.
Salah satu petani timun suri, Abah Wala Koswara (62) mengakui sudah 5 tahun menjadi petani timun suri.
"Saya di sini sudah 5 tahun jadi petani timun suri," kata Abah Wala.
Untuk lahan garapannya, ia memiliki setengah hektar dengan hasil panennya 3 ton timun suri.
"Saya punya lahan garap setengah hektar, dan hasilnya itu 3 ton," katanya.
(yum/bbn)