Petugas gabungan melancarkan razia atau penertiban terhadap pengamen topeng monyet yang kerap dijumpai di beberapa titik di Kota Tasikmalaya, Rabu (30/3/2022). Tiga pengamen topeng monyet diamankan dari tiga lokasi berbeda.
Atraksi topeng monyet tersebut ternyata melanggar aturan. Sebab, merupakan bentuk penyiksaan terhadap satwa. Selain, itu monyet-monyet itu juga ditengarai membahayakan kesehatan. Sebab, monyet rentan menularkan penyakit tuberkulosis (TBC) kepada manusia.
"Ada tiga titik di Kota Tasikmalaya yang sering jadi tempat mangkal pengamen topeng monyet," kata Plh Seksi VI Tasikmalaya BKSDA Jabar Tatan Rustandi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga tempat itu adalah simpang tiga Rancabango Jalan Ir. Djuanda, perempatan Lotte di Jalan Perintis Kemerdekaan, dan perempatan Jalan Sutisna Senjaya.
"Pengamen akan diberi pembinaan dan diikutkan pelatihan keterampilan kerja oleh Dinas Sosial, sehingga mereka tidak mengulangi kegiatannya," ucap Tatan.
Sementara untuk monyetnya akan direhabilitasi, bekerja sama dengan Jaringan Satwa Indonesia. Monyet akan dikarantina dan diperiksa kesehatannya, setelah dinilai cukup maka akan dilepasliarkan.
"Dari hasil identifikasi di Kota Tasikmalaya itu ada 7 pengamen topeng monyet," jelas Tatan.
Koordinator Indonesia Bebas Topeng Monyet Suwarno mengatakan aktivitas pengamen topeng monyet sudah jelas melanggar aturan. "Melanggar Perda Jawa Barat dan Surat Edaran Dirjen KSDA. Pelaku bisa diancam pidana penjara 4 bulan," ujar Suwarno.
Selain bagian bentuk penyiksaan satwa, Suwarno mengatakan monyet juga sangat rentan menjadi media penularan penyakit. Salah satunya adalah penyakit tuberkulosis.
"Hasil survei yang kami lakukan, 20 persen monyet yang digunakan untuk mengamen terpapar tuberkulosis. Jadi berbahaya," kata Suwarno.
Selain itu Suwarno juga meminta dukungan masyarakat agar tidak memberi uang atau menonton atraksi topeng monyet. "Tidak ada edukasinya sama sekali, itu bukan hiburan. Yang ada adalah penyiksaan satwa," tegasnya.
Dia mengatakan mayoritas pengamen topeng monyet mendapatkan monyet melalui transaksi online atau menangkap sendiri di hutan. Bayi monyet kemudian dilatih dengan metode yang menyiksa agar takluk pada majikan dan cekatan melakukan atraksi.
Ujang warga Paseh Kota Tasikmalaya, salah seorang pengamen topeng monyet, mengakui dia mendapatkan monyet dari penjual di media sosial. Dia membeli monyet seharga Rp 350 ribu. Kemudian dilatih selama 3-4 bulan agar punya keahlian.
"Beli COD dari Facebook Rp 350 ribu, melatihnya bisa 3 sampai 4 bulan," ungkap Ujang.
Dia mengaku terpaksa menekuni profesi ini karena menganggap tak ada lagi cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan penghasilan.
"Ini juga tidak besar, paling dapat Rp 50 sehari, kadang kurang apalagi musim hujan ," pungkas Ujang.
(ors/bbn)