Prangko saat ini sudah menjadi benda koleksi yang diburu oleh para kolektor. Secarik kertas yang biasa digunakan untuk berkirim surat ini bahkan mempunyai nilai jual tinggi.
Prangko memiliki keunikan tersendiri yang ditampilkan pada setiap penerbitannya. Keunikan-keunikan itulah yang kemudian membuat nilai prangko begitu tinggi bahkan mencapai miliaran rupiah.
Untuk melihat prangko dengan harga selangit itu, kalian bisa datang ke Museum Kota Bandung di Jalan Aceh, Kecamatan Sumur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sana terdapat duplikat perangko termahal di dunia bernama One Cent Black On Magenta. Prangko ini diterbitkan oleh negara British Guiana pada 4 April 1856. Prangko ini terjual seharga Rp 122 miliar di tahun 2021.
Kemudian ada juga imitasi prangko The Inverted Jenny yang diterbitkan negara UsA pada 10 Mei 1918. Prangko ini terjual dalam suatu lelang seharga Rp 70,5 miliar.
![]() |
Baca juga: Heboh Penemuan 'Tuyul' di Cirebon |
Ada juga prangko pertama di dunia bernama The Penny Black. Prangko ini diterbitkan oleh Inggris pada 6 Mei 1840 dan terjual Rp 13,5 miliar di tahun 2017.
Selain itu ada juga koleksi prangko dengan nuansa Bandung. Misalnya prangko peringatan Konferensi Asia Afrika tahun 1955 hingga prangko bergambar gedung sate.
Pameran prangko itu merupakan peringatan 100 tahun berdirinya Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI). PFI menggelar pameran prangko mulai hari ini Selasa (29/3/2022) hingga Kamis (31/3/2022).
"Jadi pameran ini diselenggarakan di Kota Bandung karena punya nilai sejarah yah dan menampilkan beberapa koleksi filatelis dengan nuansa Kota Bandung dan ada yang berharga ratusan miliar," kata Sofi Suryasniya Ketua PFI Jabar.
Menurut Sofi, secarik kertas prangko saat ini sudah bukan lagi menjadi alat untuk mengirim surat saja. Lebih dari itu kata dia, prangko merupakan sebuah sejarah yang harus dipertahankan.
"Jadi prangko ini bukan hanya alat kirim surat tapi juga punya nilai sejarah karena ada tema-tema tertentu," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, prangko juga mempunya value yang sangat tinggi tergantung dari tema dan tahun terbitannya. "Di situ (prangko) ada wallet management, ada investasi di dalam itu selain uang dan properti. Prangko ini mirip dengan lukisan," ungkap Sofi.
Dalam pameran itu, PFI menghadirkan ratusan koleksi prangko dari berbagai negara. Selain prangko ada juga koleksi kartu pos hingga uang kuno yang sebagian besar merupakan milik kolektor asal Kota Bandung.
![]() |
Di tempat yang sama, Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengungkapkan jika Pemkot Bandung sangat mengapresiasi pameran tersebut. Ia pun baru mengetahui jika banyak prangko yang bernuansa Bandung.
"Ternyata sangat banyak prangko yang bernuansa Kota Bandung," singkat Yana.
Menarik Minat Pelajar
Pameran prangko di Museum Kota Bandung ini rupanya menarik minat pelajar untuk datang. Para pelajar ini datang sepulang sekolah untuk melihat-lihat prangko yang dipamerkan.
Seperti yang dilakukan Hafidz Muhammad, pelajar SMPN 13 Bandung. Ia dan rekan-rekannya menyempatkan berkunjung ke museum untuk melihat prangko.
"Mau liat prangko dan sejarah-sejarah yang ada gitu. Ada yang mahal tadi gak nyangka juga wah satu prangko bisa sampai ratusan miliar harganya," ucap Hafidz.
Hal senada juga dikatakan pelajar lainnya Raihan Kamil. Setelah melihat koleksi prangko, Ia mengaku tertarik untuk menjadi kolektor.
"Lihat prangko sama kartu pos, jadi tahu prangko yang pertama ada yang termahal. Tertarik juga buat koleksi prangko karena bisa buat investasi juga kan ternyata," tutup Raihan.
(bba/yum)