Lambannya pelantikan Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana menjadi wali kota definitif berdampak pada pelayanan masyarakat yang menjadi kurang optimal.
Sebut saja di satuan pendidikan di Kota Bandung, ada sejumlah kepala sekolah yang menjabat tidak hanya satu sekolah, bisa lebih.
Seperti Harlina yang harus mengemban tiga jabatan kepala sekolah di antaranya Kepala Sekolah SMPN 51 Kota Bandung, Plt Kepala Sekolah SMPN 42 Kota Bandung dan Plt Kepala Sekolah 66 (sebelumnya ditulis 46) Kota Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Betul Plt di SMP 42 dan di SMP 66," membuka perbincangan dengan detikJabar melalui sambungan telepon, Selasa (29/3/2022).
Kepada detikJabar, Harlina membagikan cerita menjadi kepala sekolah di tiga sekolah sekaligus. Meski tidak ada kendala.yang berarti, dirinya dituntut bisa membagi waktu antara sekolah satu dan lainnya.
"Iya memang sibuk, kaya setrika akhirnya. Relatif, kegiatan sekolah sama, misal ujian sekolah mulai dan berakhirnya sama," ungkapnya.
Baca juga: Balada Wanita 'Open BO' di Jabar |
Tidak sendiri, untuk memimpin tiga sekolah sekaligus Harlina dibantu wakil kepala sekolah dan guru lainya.
"Saya kunjungi satu sekolah satu ke sekolah lainnya dengan waktu tidak full. Tapi ada wakil, saya berkomunikasi apakah ada kendala di satuan pendidikan itu, apa yang harus dibicarakan, pembicaraan itu diefektifkan sehingga kalau ada permasalahan dibahas dengan para wakil kepala sekolah," jelasnya.
"Beda dengan yang memimpin satu sekolah, bisa full, begitu ya. Tapi kegiatan insyaallah terlaksana semua," ujarnya.
Menurutnya, saat berkunjung ke sekolah satu dan dirinya harus segera mengunjungi sekolah lainnya, ia mengaku benar-benar diuji untuk membagi waktu.
"Soal waktu, misal sekolah itu masih butuh saya, tapi sekolah lain butuh juga, jadi saya mengefektifkan mutu pembicaraan saya sebagai pimpinan. Langsung to the point aja, mana yang harus diselesaikan, kendala apa, dibahas langsung, dua jam ya, lalu pindah ke sekolah lain," tuturnya.
Meski demikian, untuk masalah waktu ia tak pernah memastikan, tergantung kebutuhan saja atau kondisional.
"Tidak selalu dua jam, kondisional, kadang saya juga gunakan virtual, video call dengan para wakil kepala sekolah, gimana saja saya bisa berkomunikasi yang penting tujuan tercapai, kegiatan terlaksana, tidak selalu harus tatap muka, jadi kondisional juga bisa," tuturnya.
Tak hanya itu, Harlina berujar bukan perkara mudah pimpin tiga sekolah. Apalagi karakteristik guru di setiap sekolah berbeda-beda. Maka dari itu, dirinya harus bisa melakukan pendekatan terhadap para guru dan komunikasi utamanya.
"Jelas, saya lakukan, terutama komunikasi, jadi enggak gini guru harus gini harus gini, enggak gitu. Saya harus komunikasi dulu, saya harus kenal dulu, paham dulu, karena karakternya beda-beda, karakter 51, 42, karakter 66 itu beda-beda, jadi saya itu harus bisa komunikasi dulu, menyamakan chemistry dulu, baru saya lakukan pendekatan dengan gaya kepemimpinan saya supaya hukuman baik," katanya.
Jika hak itu sudah dilakukan, maka tidak ada kendala dalam berkomunikasi dengan para guru. "Alhamdulillah, bisa ditanya ke guru-guru, guru 51, 42 dan 66," pungkasnya.
Sekedar diketahui, jika Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana tak kunjung dilantik menjadi wali kota definitif, maka jabatan Harlina sebagai tiga kepala sekolah akan tetap diemban.
Bukan Hanya Dirinya
Harlina mengatakan, kondisi ini tidak hanya menimpa dirinya. Hal serupa juga dilakukan oleh sejumlah kepala sekolah lainnya.
"Ada baru-baru ini, tiga sekolah ada ya. Pertama saya dulu ya, ke sini-ke sini nambah, ada yang pensiun," katanya via sambungan telepon, Senin (29/3/2022).
"Info lebih akurat ke dinas ya," tambahnya.
Tak hanya tiga sekolah, bahkan ada kepala sekolah yang mengemban tugas di empat sekolah sekaligus.
"Ada yang empat sekolah, dua sekolah yang lama dan dua sekolah yang baru. Kalau saya, dua sekolah lama dan satu sekolah baru," ungkapnya.
Baca juga: Balada Wanita 'Open BO' di Jabar |
Karena Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana belum dilantik sebagai wali kota definitif, sehingga sekolah yang ditinggalkan kepala sekolahnya karena pensiun harus di Plt kan.
Padahal, menurut Harlina sudah banyak calon kepala sekolah yang sudah siap.mengisi kekosongan kursi kepala sekolah.
"Calon kepala sekolah Sudah banyak, angkatan pertama 12 orang dan baru 30 orang. Dari guru menjadi kepala sekolah, merek lulus cakep (calon kepala sekolah), lulus dan siap," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua DPRD Kota Bandung Teddy Rusmawan mengatakan, lambannya pelantikan wali kota definitif berimbas pada pelayanan masyarakat.
Menurut Teddy ada jabatan kepala dinas masih kosong karena pensiun, camat dan sekcam, selain itu kepala sekolah yang menjabat lebih dari satu sekolah.
Diberitakan sebelumnya, Ketua DPRD Kota Bandung Teddy Rusmawan mengatakan, lambannya pelantikan wali kota definitif berimbas pada pelayanan masyarakat.
Menurut Teddy ada jabatan kepala dinas masih kosong karena pensiun, camat dan sekcam, selain itu kepala sekolah yang menjabat lebih dari satu sekolah.
(wip/yum)