Balada Wanita 'Open BO' di Jabar

Balada Wanita 'Open BO' di Jabar

Ismet Selamet - detikJabar
Selasa, 29 Mar 2022 14:00 WIB
Close up of couple hands lie on bed relaxing in bedroom, lovers have intense sex or making love feeling orgasm and satisfaction, boyfriend and girlfriend enjoy foreplay on white sheets in the morning
Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes
Cianjur -

Seorang perempuan bernama Sri Agustina (42) alias Neng Eci tewas ditangan pelanggannya sendiri. Korban dibunuh oleh seorang mahasiswa berinisial FN (19) setelah transaksi seks secara daring atau open Booking Online (BO)

Selain di Kuningan, ada empat kasus open BO berujung maut di Jawa Barat, dua diantaranya terjadi di Bandung dan dua kasus lagi terjadi di Bekasi serta Subang.

Sederet kasus itu menunjukan risiko besar yang harus dihadapi perempuan pelaku open BO. Selain risiko kematian, beragam tindak kekerasan dan kisah pilu juga kerap dialami mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melati (bukan nama sebenernya) pelaku Open BO, mengaku sejak enam bulan laku dirinya menjadi PSK yang dibooking secara online. Melalui salah satu aplikasi chat, dia menawarkan diri pada para pria hidung belang.

Dengan foto yang seksi dan keterangan jika dirinya open BO, setiap malam banyak pria hidung belang yang mengirim pesan dan tawar menawar harga untuk menggunakan jasanya.

ADVERTISEMENT

"Saya baru enam bulan Open BO. Karena tidak punya kerja jadi menjalani profesi ini. Tapi karena lewat online, cari tamu atau pelanggan memang tidak sulit, setiap malam banyak yang chat. Tidak semua jadi, karena harga tidak cocok, tapi setiap malam bisa melayani beberapa pria," ungkap dia, Selasa (29/3/2022).

Ia mengaku jika dirinya mematok tarif Rp 450 ribu untuk sekali 'main' atau shorttime. "Namun biasanya pelanggan menawar. Mentoknya di Rp 300 ribu. Kalau di bawah itu tidak jadi, saya blok kontaknya," kata dia.

Dihantui Risiko Besar

Namun di balik instannya uang yang didapat, risiko besar menghantui. Menurut dia, banyak pelanggan yang perilaku kasar saat berhubungan badan.

Tidak jarang juga pelanggan yang marah-marah jika ada gaya bermain yang diinginkan namun Melati tak mau.

"Apalagi pelanggan yang sudah mabuk, pasti saja rese kalau main. Yang kasar juga ada saja. Makanya saya sering bikin komitmen dulu di chat, jangan bermain kasar dan tidak lewat anal, jadi kalau nantinya di luar komitmen ya saya bisa menolak. Tapi tidak jarang juga yang tetap kasar kalau sudah berhubungan, ya saya jalani saja demi uang," tuturnya.

Beberapa pelanggan juga meminta untuk berhubungan badan untuk yang kedua kali secara gratis. Tapi dirinya selalu menolak, sebab jika ingin berhubungan badan lagi maka pelanggan harus membayar.

"Banyak yang sudah keluar ingin main lagi tapi gratis, ah saya mah tegas saja nolak. Kalau mau main lagi ya bayar, saya kan cari uang. Kalau memang tidak punya uang ya hubungan seks sama toren air," kata dia.

Melati mengungkapkan jika banyak pelanggan yang marah dan mencaci maki jika menolak berhubungan badan kedua kalinya tanpa membayar. Makanya Ia juga tidak heran jika terjadi kasus pembunuhan perempuan open BO, seperti di Kuningan.

"Ya risikonya memang gitu, kalau dikasari sampai dicaci maki karena menolak main gratis. Termasuk bisa saja dibunuh pelanggan. Memang semengerikan itu risikonya. Tapi mau bagaimana lagi, kalau bukan karena uang siapa yang mau jadi open BO," ungkapnya.




(yum/bbn)


Hide Ads